Part 15

4.3K 116 1
                                    

Happy Reading


Mendengar teriakan Vani, Lisya langsung membuka pintu kamar Vani karena cemas takut terjadi apa-apa kepada sahabatnya itu.

Lisya langsung berlari dan menghampiri Vani yang sedang berdiri di atas kasurnya "Van ada apa?! Kenapa lu teriak?" Tanya Lisya

"I-itu Sya, ada uler di dekat meja" kata Vani sambil menunjuk ke arah 2 ular yang berukuran sedang tetapi memiliki bisa yang mematikan.

"Astaghfirullah! gimana tu uler bisa masuk ke kamar lo coba?" Tanya Lisya yang sekarang sudah berdiri diatas kasur bersama Vani.

BRAK!

"Sayang ada apa? Kenapa kamu teriak?" Tanya mama Vani  yang baru saja membuka pintu kamar Vani.

"Mah.. itu ada uler bantuin usir ulernya" pinta Vani

"Ya ampun Vani.. mamah mana berani sama uler berbisa kayak gitu" ucap mama Vani yang sedang berdiri didepan pintu.

"Yaudah kalo gitu telpon papah aja mah.." rengek Vani sambil memeluk lengan Lisya dengan erat dan wajahnya kini mulai berkeringat. Ya, sebenarnya Vani sangat trauma jika melihat ular karna dulu pas umurnya 9tahun nyawanya hampir terancam karena bisa dari ular.

"Vani, gak mungkin mamah nelpon papah. Papah kamu sekarang kan sedang pergi kerja keluar kota,"

"Ish.. terus kita harus gimana?" Tanya Vani yang semakin mengeratkan pelukanya dilengan Lisya karena ular itu sedari tadi menatapnya seperti ingin menggigit mangsanya.

"Yaudah kalo gitu mamah telpon pemadam kebakaran aja" kata mama Vani dan langsung menelpon pemadam kebakaran.

"Sya, gimana nih? ularnya mau kearah kita" ucap Vani dengan nada yang sedikit dikecilkan agar ular tersebut tidak marah.

"Mending kita tunggu aja pemadam kebakaranya dateng," kata Lisya sambil mengelus bahu Vani untuk menenangkanya.

Rion yang sedari tadi duduk di dalam mobil sambil mendengarkan lagu melihat ada 3 orang pemadam kebakaran berlari memasuki rumah yang Lisya masuki tadi.

Tanpa pikir panjang, Rion langsung keluar dari mobil dan berlari menghampiri pemadam kebakaran tersbut.

"Permisi pak, ini ada apa ya?" Tanya Rion kepada salah satu pemadam yang memegang karung tersebut.

"Kami mendapat laporan bahwa ada ular di rumah ini. Saya permisi dulu mas" kata pemadam tersebut dan berlari kedalam rumah Vani.

Karna mendengar kata ular, Rionpun langsung berlari dan memasuki rumah yang dimasuki Lisya tadi yaitu rumah Vani.

"Permisi buk, dimana ularnya?" Tanya salah satu petugas tersebut.

"Ini pak di dalam kamar anak saya, ada 2 ular disana" kata mama Vani sambil berlari menuju kekamar Vani yang ada 2 ular tadi.

Para pemadam tersebut menganggukan kepala mereka dan mengikuti mama Vani.

"Disana ularnya pak" kata Vani dan Lisya menunjuk ke arah 2 ular tersebut.

"Baiklah kalian tenang saja, biar kami yang mengatasi ular-ular ini," ucap para petugas kebakaran.

Saat petugas kebakaran tadi sedang mengurus ular, Rionpun datang .

Rion bersiri di depan pintu bersebelahan dengang mama Vani "Lisya, kamu baik-baik saja?" Tanya Rion dan perlahan melangkah menuju Lisya.

Lisya langsung turuj dari kasur Vani dan melangkah menuju tempat Rion berdiri, "Eh pak Rion? Saya baik-baik aja kok, kenapa bapak datang kesini?" Tanya Lisya.

"Tidak penting apa alasan saya datang kesini. Aakah buku kamu sudah kamu ambil?" Tanya Rion mengalihkan pembicaraan.

"Belum, ini baru mau ngambil"

"Ularnya sudah kami amankan bu. Apakah masih ada masalah lainnya" tanya salah seorang petugas tersebut kepada mama Vani.

"Tidak ada, terimakasih karna sudah datang"

"Baikalah, kalau bergitu kami permisi dulu bu" ucap para petugas tersebut.

Mama Vani menganggukan kepala dan mengantar mereka keluar rumah.

"Van, lo sampe kapan berdiri di atas kasur?" Tanya Lisya karna melihat Vani yang masih berdiri diatas kasur

"Iya bentar, ini juga baru mau turun, gue tadi mau mastiin dulu ularnya masih ada atau enggak" ucap Vani dan turun dari  kasur.

"Buku catetan gue mana?"

"Bentar gue ambil" kata Vani dan melangkah menuju rak bukunya.

"Nih, makasih ya, lain kali gue mau minjem catetan lo lagi ya:)"

"Iyaiya, makanya lain kalituh nyatet, udah jam setengah 4 nih, gue pulang dulu," pamit Lisya.

"Eh bentar, pak Rion kok bisa datang kesini cuma nemuin lu? Jangan-jangan lu ada hubungan apa-apa sama pak Rion nih" Vani menggoda Lisya.

"Ish apaansih? Tadituh cuma kebetulan aja gua ketemu pak Rion di jalan"

"Haha, iyadeh gue percaya, tapi kalo lu  sama pak Rion gua ngedukung kok" Goda Vani lagi dan mecolek dagu Lisya.

"Ish, serah lu dah gue mau pulang laper" ucap Lisya dan langsung pergi meninggalkan kamar Vani.

'Langsung pergi aja? Aku ditinggalin sendirian giru?' Bati Rion kesal karna sedari tadi dirinya dianggap tidak ada oleh Lisya dan temanya

"Hahaha, bapak yang sabar ya, Lisyatuh orangnya emang gitu, suka gak sadar kalo lagi sama orang" Kata Vani menahan tawanya.

Rion langsung pergi tanpa menanggapi perkataan Vani sedikitpun,

"Kambing, masa gua ditinggalin sendirian aja:( " Kata Vani sambil menendang tembok disebelahnya namun malah membuat kakinya sendiri kesakitan.

"Aduduh.. ini tembok ngeselin aja! Tau ah jadi gila sendiri kan gua ngomong sama tembok😑" kata Vani merasa kesal sendiri.

.

"Eh Lisya udah mau pulang?" Tanya mama Vani kepada Lisya.

"Iya Lisya pulang dulu tante, udah sore" pamit Lisya dan menyalimi tangan mama Vani.

"Iya, Lisya pulangnya sama siapa?"

"Mm.. Lisya pulang na--"

"Lisya pulang sama saya" kata Rion memotong perkataan Lisya.

"Ohh.. yaudah hati-hati dijalan ya" kata mama Vani sambil mengelus puncak kepala Lisya, "Jagain pacar kamu ini" kata mama Vani berbicara kepada Rion.

'Ha? Pacar? ASTAGA! Kok bisa sih mamanya Vani mikir kalo pak Rion ini pacar aku😑 ' Batin Lisya kesal karna ibu dan anak ini memiliki pemikiran yang sama.

"Lisya pulang dulu tante, Assalamu'alaikum" ucap Lisya meemberi salam kepada mama Vani.

"Iya, Wa'aikumussalam" ucap mama Vani menjawab salam Lisya.

Rionpun juga mengucapkan salam kepada mama Vani dan juga dijawab oleh mama Vani.

Setelah Lisya dan Rion pergi, mama Vanipun masuk kedalam rumahnya.

'Wajah pacrnya Lisya tadi kok mirip sama dia ya? Apa itu cuma mirip doang ya? Atau cuma perasaan aku aja?' Batin mama Vani bertanya-tanya.

TBC

Terima kasih karna kalian udah mau baca cerita aku yang gajelas ini:')

Maaf kalo misalnya masih ada kesalahan/typo di ceritaku😅

Jangan lupa vote and komen biar aku tambah semangat update ceritanya😊

~See You~









The Teacher Is My Husband (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang