Saat masuk kedalam kelas, semua mata mengarah kepada Lisya, mungkin karna seragam yang Lisya gunakan sedikit berbeda dari biasanya.
"Lisya! Kesambet apaan lu sampai bisa ganti baju kek gitu?" teriak Vani dengan suara toanya.
"Iya nih, tumben lu pakai baju kayak gini? Terus lu beli dimana tu baju?" lanjut Tania mengintrogasi Lisya.
"Ish.. Vani lu bisa gak jangan teriak-teriak kayak tarzan gini? Kuping gue masih normal nih!" gerutu Lisya sambil menutup kedua telinganya.
"Hehehe.. Sorry" kata Vani sambil terkekeh.
"Eh- lu belum jawab pertanyaan kita tadi" kata Tania kepada Lisya.
"Iya lu belum jawab sya,"
"Gara-gara Pak Rion. Gue di paksa ganti baju yang ga terlalu ketat, kalo enggak dia ngancem gak bakal lulusin gua di mapelnya, jadi dia beliin gue baju lengan panjang sama rok panjang. Jadi ga bisa lari secepat duku deh, tapi gak papalah lumayan baju gratis" jawab Lisya sambil meminum jus jeruk yang di belinya di koperasi tadi.
"What?! Ihh... beruntung banget lu di perhatiin, mana di beliin baju gratis lagi sama pak Rion yang ganteng... Gue juga mau..." kata Tania yang memuji-muji ketampanan Rion.
"Wah.. lu minum jus gak bagi-bagi Sya," kata Vani sambil merebut jus itu dari tangan Lisya.
"EH- BAMBANG! GUA BELUM SELESAI MINUM!" omel Lisya yang hampir tersedak karna minumanya langsung direbut oleh Vani.
"Ya elah pelit amat mbak, kan gue minta diki," kata Vani sambil meminum jus itu.
"Dikit-dikit ntar habis semua sama elu," gerutu Lisya.
"Eh- gue pengen juga, haus nih tenggorokan dedek" kata Tania sambil merebut jus itu dari tangan Vani.
"OHOK.. OHOK.. , KURANG AJAR LU TANIA, KALO GUE TADI MATI GIMANA!?" omel Vani yang tersedak karna Tania merebut jus yang sedang dia minum.
"Hehehe.. Sorry mbak, kan dedek haus, lagian elu gak bakal mati cuman gara-gara gua rebut jus lu:)" kata Tania yang telah menghabiskan jus tersebut.
"Serah lu berdua dah, pusing kepala gua ngadepin lu berdua."
"Hehe.. makasih Sya, elu emang temen yg baik" kata Tania dan Vani.
"Hilih, kalo udh dapet maunya baru di puji-puji" cibir Lisya.
"Biarin. Ntar sore kita berdua main kerumah elu ya Sya" kata Vani kepada Lisya.
"Terserah, yang penting jangan berantakin rumah mama gua"
"Tenang, kita gak bakal ngeberantakin kok" kata Vani dan Tania.
* * *
"Lisya ada temen kamu nih... " teriak Anita.
"Iya ma..."
"Wah.. makasih ya tante" kata Vani dan Tania kepada mama Lisya yang baru saja membawakan minuman dan camilan.
"Iya sama-sama. Tante mau pergi keluar sebentar ya" kata Anita setelah meletakkan cemilan tadi ke atas meja tamu dan langsung pergi keluar.
Tania dan Vani hanya menganggukkan kepala mereka.
Tidak lama setelah itu, Lisya datang sambik memainkan gamenya di hp.
"Sya, nonton drakor yuk, katanya ada drama baru" ajak Vani sambil memakan semangka.
"Iya nih Sya, gua gak sabar mau nonton" lanjut Tania sambil memakan stick kentang.
"Nah kan udah ketebak kalo kaliantuh datang cuma mau numpang nge-drakor," kata Lisya sambil mencomot kentang dari tangan Tania.
"Hehe.. kayak gak kenal kita aja lu Sya" kata Vani sambil meminum es teh nya.
"Iya-iya, nonton di kamar gue aja" ajak Lisya sambil beranjak dari sofa.
"Eh- ini makanannya gue bawa juga ya, kasian kalo di tinggal sendirian" kata Tania sambil membawa makanan tadi.
"Iya terserah lu, yang penting makannya jangan berserakan. Kalo berserakan gua suruh lu sapu sama pel rumah gua."
"Iyaiya, sadis amat jadi temen." Kata Tania.
Setelah sampai kamar Lisya, merekapun duduk di atas karpet pink milik Lisya dan memulai untuk menonton drama korea.
***
"Eh, udah jam 8 nih, kalian berdua gak pulang?" tanya Lisya kepada dua sahabatnya.
"Bentar lagi, masih seru nih," kata Vani yang masih fokus menonton.
"Iya bentar lagi Sya, lu ganggu aja. Kasian tuh ceweknya ketembak," lanjut Tania yang masih asik menonton bersama Vani.
"Dih... terserah kalian berdua deh. Pusing gua lama-lama." Kata Lisya sambil memeluk bantal empuknya.
"EH..EH.. APAAN INI!? KOK CEWEKNYA MALAH MATI?! GUE GAK TERIMA! SEHARUSNYA TU CEWEK HIDUP LAGI TERUS NIKAH SAMA COWOKNYA..!!" Omel Vani dengan suara toanya sambil memukul Lisya dengan bantal yang dia pegang.
"HIKS.. IYA Nih. KAN KASIAN COWOKNYA, MANA COWOKNYA GANTENG LAGI.. UDAH AH ABANG SAMA DEDEK AJA SINI!" lanjut Tania dengan isakanya sambil memeluk Lisya yang berada di tengah-tengah antara Tania dan Vani.
"Aihh.. kalian apaan sih! Kasihan gue, dari tadi jadi pelampiasan mulu!" omel Lisya sambil menyilangkan kedua tanganya di depan dada.
"Lah, kenapa kita yang disalahin? Salahin nih drama kenapa bikin sad ending bener gak Van?" tanya Tania kepada Vani.
"Iya nih, dramanya yang salah Sya" jawab Vani membela Tania.
"Arrgh.. tau ah, kesal gue!" kesal Lisya sambil mengerucutkan bibirnya.
"Hehehe.. jangan ngambek dong" Kata Vani dan Tania sambil cekikikan.
"Lisya! Ayo makan malem, sekalian ajak Tania sama Vani makan!" teriak mama Lisya dari dapur.
"Tan, Van, ayo makan malem bareng," ajak Lisya.
"Wah.. Lisya gak ngambek lagi nih ya.." goda Vani sambil mencolek dagu Lisya.
"Iya nih gak ngambek lagi," lanjut Tania sambil memeluk lengan Lisya.
"Lebay!"
"Tapi Lo gak ngambek lagi kan?" goda Tania yang masih setia memeluk lengan Lisya.
"Iya-iya gue gak ngambek," jawab Lisya dan memeluk kedua sahabatnya.
"Nah gitu dong," kata Vani dan membalas pelukan Lisya.
Lisya melepas pelukannya, "Udah ah, kenapa malah jadi kayak teletubis?"
"Hehe.. gak papa dong sekali-kali jadi kembaran teletubis" kata Tania.
Lisya, Tania, dan Vanipun tertawa bersama-sama.
TBC
Halo… 🤗
Jangan lupa vote / komen ya^^Minta saran&kritik kalian dong untuk cerita ini, misalnya kekurang cerita ini? Hal yg harus diperbaikin kedepannya?
pedes gapapa yang penting berhubungan dengan cerita ini untuk kedepannya 🙃~See you~
KAMU SEDANG MEMBACA
The Teacher Is My Husband (END)
Teen Fiction📍Jangan lupa follow! Vellisya Nur Rahmalita, gadis SMA berparas cantik dan manis, banyak lelaki yang berusaha keras untuk menjadi pacarnya. Bahkan ada seorang lelaki Psychopath yang selalu mengejar Lisya sejak ia menduduki bangku SMP, orang itu ak...