Part 50

1K 41 1
                                    

Jam 05.30

Lisya mengucek pelan matanya, kemudian ia merenggangkan tubuhnya, ia terbangun cukup pagi karena semalam ia tidur begitu nyenyak.

"Sudah bangun?" tanya Rion sambil merapikan kerah bajunya.

Lisya menganggung kecil, "iya, udah," jawab Lisya, kemudia ia melihat tanganya yang masih diperban, ia melepas perbanya dan mengambil handuk untuk mandi.

Setelah mandi, Lisya langsung turun kebawah, ia sedikit bingung kenapa sudah ada sarapan di atas meja.

"Siapa yang membuat ini?" tanya Lisya pada Rion yang sedang duduk memainkan hp nya.

"Monic," jawab Rion singkat.

Lisya mengernyit, "Monic? Monic siapa? Ohh.. Kamu bawa selingkuhan kamu ke rumah ini yah?!" tuduh Lisya yang membuat Rion tesedak saat minum.

"Selingkuhan apanya? Ngurusin kamu aja udah ribet, ngapain aku nambah?"

Lisya mengerutkan bibirnya, "Terus yang namanya Monic itu siapa? Mana orangnya?" tanya Lisya tak percaya.

Tiba-tiba datang seorang wanita paruh baya dari belakang Rion, ia sedikit menundukan kepalanya, "Pagi nyonya, apa nyonya mencari saya?" sapa perempuan tersebut sambil membawa beberapa dokumen milik Rion.

Lisya tersenyum canggung, ia merasa sedikit tidak enak terhadap Rion dan wanita di depanya itu, "Ah, pagi juga," balas Lisya.

Rion tersenyum menahan tawanya melihat ekspresi wajah Lisya yang lucu, ia mengelus Puncak kepala Lisya, "Sudahlah, makan saja sarapanmu. Aku tidak akan bermain dengan wanita lain selain kamu," ucap Rion membuat Lisya tersipu malu.

Rion sengaja memperkerjakan seorang wanita untuk memasak karena Rion tidak mau tangan Lisya semakin parah, ia juga sengaja memperkerjakan wanita paruh baya karena Rion tau Lisya tidak suka ada perempuan muda berada di dekat Rion.

☘️☘️☘️

Lisya duduk di bangkunya, ia merasa ada mata yang selalu memperhatikan ya sedari tadi, ia melihat sekeliling mencari mata tersebut.

"Kalian bertiga ngapain?" tanya Lisya setelah menemukan mata yang terus memperhatikan dirinya.

Ketiga perempuan itu mendekat ke bangku Lisya, "Sya, ceritain dong soal kata Leo kamu ciuman di dapur," bisik Tania agar tidak terdengar oleh murid lain.

"Iya, ceritain dong penasaran nih," desak Vani dan Zahra juga.

"Ihh, kalian apaan sih, gak ada cium-cium, ini Zahra kenapa ikutan Tania sama Vani juga?" kata Lisya.

Zahra menyengir, "Hehe, habisnya aku kepo sih, gimana sama kejadianya. Iya kan Tan, Van?" kata Zahra meminta pembelaan Tania dan Vani.

Tania dan Vani mengangguk setuju, "Iya bener tuh, kalo kalian kemarin udah ciuman, berarti tadi malem kalian... " Vani sengaja menggantung kalimatnya, ia tersenyum nakal mengode pada Tania dan Zahra.

"Hah? Apaan? Gak jelas, udah mending kalian balik ke bangku kalian, ada guru tuh," suruh Lisya. Membuat ketiga temanya memanyunkan bibir mereka kecewa.

Lisya mengeluarkan bukunya dari dalam tas, beberapa menit kemudian ia menatap kaca yang ada di sebelahnya, ia melihat pantulan dirinya disana. Lisya melihat pantulan bibirnya kemudian menyentuh bibirnya, bibir Lisya sedikit melengkung membuat senyuman kecil dibibirnya, itu adalah ciuman pertama kalinya, Lisya tidak menayangkan ciuman itu akan di dapatkan oleh Rion.

The Teacher Is My Husband (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang