Part 20

4.1K 96 0
                                    

Happy Reading😉

Kaca transparan tertutup rapat dengan kain yang berhiaskan warna biru langit yang indah sehingga orang-orang diluar tidak dapat mlihat kedalam sedikitpun, lampu-lampu mewah berwarna biru, kuning dan pink menyala menghiasi sudut- sudut ruangan, hiasan dindinding bertuliskan kaligrafi nan-indah yang Lisya lihat tadi menyalakan lampu, kaca jendela di sisi lain terbuka memperlihatkan langit malam yang indah dihiasi bintang-bintang dan bulan yang bersinar terang, dan diiringi musik klasik yang merdu..

Lisya menutup mulutnya menggunakan kedua tanganya, betapa terkejutnya Lisya menyaksikan hal ini. Tak pernah terbayangkan oleh Lisya hal seperti ini akan terjadi pada dirinya.

"Bagaiman? Apakah kau menyukainya?"

Lisya menganggukan kepalanya, mata Lisya berkaca-kaca teringat akan kenangan dulu yang pernah ia lalui bersama abangnya. Namun bedanya adalah, abangnya hanya bisa menghiasi kamarnya dengan balon warna-warni, lampu-lampu biasa yang mengelilingi meja dan kasurnya, dan memberikannya sebua hadiah berisi mahkota yang Lisya impikan yang sampai sekarang masih Lisya jaga dan rawat dengan sepenuh hati.
Hadiah itu sangat kecil dan harganyapun tidak mencapai 50ribu, namun hadiah itu sangatlah berharga bagi Lisya, bahkan mahkota yang harganya jutaan bahkan miliaranpun tidak akan pernah bisa menggantikannya karna itu adalah hadiah pemberian terakhir sebelum abangnya meninggal ...

Rion bingung saat air mata Lisya tiba-tiba menetes perlahan lahan, "Ada apa?Kenapa kau menangis? Apakah saya membuatmu kesal lagi?"

Lisya tersadar dari lamunanya, dan baru menyadari bahwa sedari tadi air matanya menetes, "Ada apa?" Tanya Lisya bingung.

"Seharusnya saya yng bertanya kepada kamu, kenapa kamu menangis?"

Lisya menggelengkan kepalanya,"Tidak apa-apa"

Melihat keadaan Lisya yang lebih baik dari tadi, Rionpun menganggukan kepalanya,"Baiklah, Sekarang kita mau kemana lagi?"

"Emm.. sebenarnya saya mau langsung pulang saja. Tapi, bisa tidak membawa saya ke toko buku sebentar? ada yang mau saya beli untuk persentasi besok"

Rion menganggukan kepalanya,"Baikalah, ayo kita pergi sekarang saja nanti tokonya tutup" ucap Rion dan bangkit dari tempat duduknya.

Lisya mengerutkan alisnya bingung,"Bayar dulu baru pergi"

"Sudah saya bayar tadi, ayo pergi" ucap Rion berbohong dan melangkah pergi keluar ruangan.

Lisya membulatkan mulutnya membentuk huruf 'O', dan ikut mengekor dibelakang Rion. Namun, saat Lisya ingin berdiri, Lisya tidak sengaja menyantukkan sikunya ke kursi, "Awwh..", Lisya mengelus sikunya yang terasa seperti terkena sentruman listrik, "Ish.. kenapa pake kejujut segala sih," gerutu Lisya, dan melangkah pergi mengikuti Rion yang telah menghilang di balik pintu.

Di luar suasananya sangatlah dingin, untung saja Lisya memakai pakaian yang cukup tebal dan hangat, Lisya berjalan mendekati Rion yang sedang menunggu di parkiran, "Cepat banget jalannya, udah kayak tuyul" ucap Lisya dan langsung masuk kedalam mobil.

Rion ikut masuk kedalam mobil, "Sudah jam 9 leawat 10 menit, saya tidak mau membuat mama kamu khawatir," ucap Rion sembari menyalakan mobilnya.

"Mama mah gak bakal khawatir kalo anaknya di bawa pergi sama orang yang udah dipercayanya,"

"I know"

Lisya memincingkan matanya, "Hadeh.. pede sekali anda"

"Ke toko buku kan?" Tanya Rion sambil menjalankan mobilnya.

Lisya menganggukan kepala, dan mengeluarkan hp nya karna sedari tadi hpnya bergetar.

2 panggilan tak terjawab from 081796**
1 pesan from 081796**

Witsup:
50 pesan from grup CECAN ABNORMALY
8 pesan from 3 chat

Lisya mengerutkan alisnya saat melihat nomor yang tidak ia kenal, "Siapa sih yang telpon?" Gumam Lisya yang terdengar oleh Rion.

"Ada apa? Kenapa kau terlihat kesal?" Tanya Rion dengan tatapan yang masih fokus ke jalanan.

"Ini ada orang nelpon saya sama ngirim pesan, tapi saya gak tau siapa orangnya,"

"Emang apa pesan yang sikirimnya?"

"Dari 081796**, Hai! Apakah kamu masih ingat nomor siapa yang kau blokir beberapa hari yang lalu? Ya! itu adalah aku, sudah aku bilang, seberapa jauhpun kamu pergi kamu tidak akan bisa lepas dari aku! Sampai ketemu beberapa hari yang akan datang❤!" Lisya berpikir sejenak,
Lalu membulatkan matanya saat telah mengingat siapa orang tersebut, "A-a-aku baru ingat ada orang aneh yang aku block beberapa hari yang lalu" ucap Lisya dengan suara bergetar.

"Siapa? Apaka kau mengenalnya?"

Lisya menggelengkan kepalanya dan meletakan hp nya di kotak sebelahnya, "Tidak, aku tidak tau siapa dia" ucap Lisya ,
"Apakah masih lama sampai ketoko bukunya?" Tanya Lisya sambil menyandarkan tubuhnya di bangku.

"Tidak lama, hanya beberapa menit lagi sampai kok," ucap Rion dan melihat ke arah Lisya sebentar, "Ada apa? Apakah ada masalah?"

Lisya menggelengkan kepalanya lagi, "Tidak, saya hanya merasa sedikit pusing saja," ucap Lisya sambil memegangi kepalanya.

Rion menganggukan kepalanya dan kembali fokus kejalanan, 'Sepertinya ada yang aneh' Batin Rion gusar takut terjadi apa-apa kepada Lisya.

TBC

Halo :D
Jangan lupa vote and komen ya 😃
Kalo ada typo tolong dimaklumin :')
Kalo ada kalimat yang ga kalian pajamin silahkan kalian komen aja disitu Insya Allah bakal aku jelasin ^^

1 vote udah berarto buat aku🌟
See You😄💕


The Teacher Is My Husband (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang