"Mama yang masak semua ini sendirian?" Tanya Lisya sedikit terkejut melihat meja makan penuh dengan makanan.
"Enggak, itu tadi mama masak dibantuin Bi Maya" Jawab Anita.
"Oh- Bi Maya kapan dateng?" Tanya Lisya saat melihat Bi Maya yang baru datang ke meja makan sambil membawa piring.
"Jam 7 tadi non" Jawab Bi Maya.
"Keadaan Gio(anak Bi Maya) gimana sekarang Bi?"
"Alhamdulillah udah sehatan non," jawab Bi Maya "Bibi ke dapur dulu." Pamit Bi Maya dan pergi kedapur.
Bi Maya adalah satu-satunya pembantu di rumah Lisya, Bi Maya sudah bekerja di sana sejak Lisya masih berumur 10 tahun, Umur Bi Maya sekarang 47 tahun.
"Ayo kita makan sama-sama." Ajak Anita kepada Lisya dan teman-temannya.
"Iya.. makasih tante." Kata Tania dan Vani.
.
"Tante, kita pulang dulu ya," pamit Tania dan Vani kepada mama Lisya.
"Ini udah malem loh. Kalian nginep di sini aja," ajak Anita.
"Terimakasih, tapi enggak usah tante, jemputan kita bentar lagi bakal dateng kok," kata Vani.
"Ohh, hati-hati ya pulang nanti, tante ke kamar dulu," kata Anita tersenyum dan pergi menuju kamarnya.
Tidak lama kemudian datanglah mobil jemputan Tania dan Vani.
"Sya, kita pulang dulu ya, Assalamu'alaikum" pamit Tania dan Vani.
"Iya, Hati-hati di jalan, wa'alaikumssalam"
Setelah Tania dan Vani pulang, Lisya langsung masuk kedalam rumah dan mengunci pintu.
☘️☘️☘️
"Lisya! bangun! Nanti kamu talat lagi sekolahnya!" Teriak Anita dari depan pintu kamar Lisya.
"Emh.. iya ma," gumam Lisya sambil duduk di pinggir tempat tidurnya dengan mata yang masih tertutup.
Setelah Lisya mengumpulkan semua nyawanya, Lisyapun langsung pergi menuju kamar mandi.
Seleseai mandi, Lisya langsung memakai seragam sekolahnya, kemudian Lisya berdiri di depan meja riasnya, memakai sedikit bedak baby dan mengoleskan lip gloss di bibirnya.
'Ya Allah.. cantik banget gue.' Batin Lisya dalam hati memuji dirinya sendiri sambil tersenyum dan bergegas pergi lantai bawah.
"Kamu ini dari tadi lama banget, hampir setengah jam tau enggak mama nungguin kamu. Untung kamu anak mama kalo enggak udah lama mama cemplungin kamu di kolam tetangga sebelah," omel Anita sambil berkacak pinggang.
"Hehehe.. mama kayak gak tau Lisya aja, ayok pergi ma, ntar telat lagi." Kata Lisya yang sudah siap untuk pergi sekolah.
"Ini juga udah telat gara-gara nungguin kamu." Omel Anita yang selalu sabar menghadapi tingkah putrinya.
-------
Saat Lisya sampai di sekolah, Lisya melihat pintu gerbang sekolah yang masih sedikit terbuka.
"Yes! Alhamdulillah, untung Pak Satpamnya gak ada, kan seru kalo misalkan tiap hari pak satpamnya gak ada" kata Lisya sambil mengendap-endap masuk kedalam sekolah.
'Ya Allah semoga nanti gua gak ketemu sama tu bu Leni yang kek mak lampir, amin..' Batin Lisya.
Namun sepertinya keberuntungan sedang tidak berpihak kepada Lisya, karna Bu Leni melihat Lisya yang sedang mengendap-endap masuk ke sekolah.
"Aduh... ampun Bu. Jangan marah-marah, nanti cepet tua loh.." Bukannya meminta maaf, Lisya malah menggoda Bu Leni.
"Coba bilang sekali lagi~" Suruh Bu Leni penuh penekanan tiap katanya.
"Eh? Maksud saya Ibu Leni itu guru yang baik penuh perhatian kepada setiap murid," Lisya menciut karena tatapan Bu Leni.
Bu Leni melepas tangannya dari telinga Lisya kemudian beralih memegang pergelangan tangan Lisya agar Lisya tidak kabur.
"Kamu ini anak perempuan, tapi terlambat terus. Karena kemarin kamu terlambat dan kabur, sekarang kamu gabung sama yang lain, kelilingi lapangan sebanyak 10×!" Suruh Bu Leni kepada Lisya.
Lisya menelan salivanya, "Em.. bisa dikurangin sedikit gak Bu,"
"Gak ada tawar menawar, lari sana sama yang lainnya." Suruh Bu Leni dan langsung pergi meninggalkan Lisya.
"Astaghfirullah, gini amat nasib cewek cantik." Gumam Lisya pasrah dan pergi melaksanakan perintah Bu Leni.
Rion yang dari tadi memperhatikan tingkah Lisya hanya bisa geleng-geleng kepala.
-------
Di Kelas Lisya..
"Van, si Lisya mana nih? Masa telat mulu sih.." tanya Tania kepada Vani.Vani mengangkat kedua bahunya,"Mana gua tau, mungkin tu anak lagi dihukum ama Bu Leni kali.."
Tania menepuk keningnya sambil menggeleng-gelengkan kepalanya, "Kayaknya Lisya kali ini alpa lagi deh.." Kata Tania dan diangguki Vani.
.
Tinggal Lisya sendiri di lapangan sekarang, semua murid yang dihukum sudah menyelesaikan hukuman mereka.
Lisya berlari sekuat tenaga,"Tahan Lisya tinggal 2 keliling lagi, lu harus kuat, bentar lagi bakal bell istirahat. Jangan pingsan di sini dong, kan gak lucu kalo dilihatin banyak orang.' Batin Lisya yang mulai merasa pusing karna dia belum makan dari pagi tadi.
Keringat sedari tadi terus bercucuran di wajah cantik Lisya, perlahan-lahan kecepatan berlarinya mulai mengurang. Begitu juga dengan penglihatannya yang perlahan... mulai menggelap.....
Bruk!
TBC
Helo semua terimakasih sudah membaca 🤗
Jangan lupa Vote / komen ya 🙃
~See you~
KAMU SEDANG MEMBACA
The Teacher Is My Husband (END)
Teen Fiction📍Jangan lupa follow! Vellisya Nur Rahmalita, gadis SMA berparas cantik dan manis, banyak lelaki yang berusaha keras untuk menjadi pacarnya. Bahkan ada seorang lelaki Psychopath yang selalu mengejar Lisya sejak ia menduduki bangku SMP, orang itu ak...