Happy Reading😉
Sudah lebih dari 15 menit namun Lisya masih belum kembali juga, Rion sangat mengkhawatirkan keadaan Lisya sekarang. Rion memutuskan untung melihat keadaan Lisya di toilet.
Rion berdiri di depan Toilet perempuan, di sana ada pelayan perempuan yang sedang mengepel, "Apakah ada perempuan yang memakai baju berwarna biru di dalam?" Tanya Rion kepada pelayan tersebut.
"Sepertinya saya melihat ada gadis perempuan yang masuk ke toilet. Tapi sudah sekitar 10meniy lebih saya tidak melihat dia keluar, mungkin dia masih berada didalam" jawab pelayan tersebut
Rion menganggukan kepalanya, "Apakah kau sudah selesai bekerja?"
Pelayan tersebut menganggukan kepala, "Sudah pak"
"Kalau bergitu sekarang kamu boleh pulang" suruh Rion kepada pelayan tersebut.
Pelayan tersebut menganggukan kepalanya lagi, "Baiklah, terimakasih pak" ucap pelayan tersebut lalu pergi.
Perlahan-lahan Rion melangkah masuk ke dalam toilet, Rion berani untuk masuk ke toilet perempuan karna toilet yang Lisya masuki adalah toilet pribadi untuk tamu istimewah, dan tamu istimewah hanyalah Lisya. Di dalam toilet Rion mendengar isakan tangis Lisya, Rion berdiri di depan pintu toilet Lisya berada, Rion mengerutkan alisnya bingung, kenapa ada bunyi sebuah benda yang di pukuli?
Detak jantung Rion berdetak kencang, Rion sedikit berdehem untuk menetralkan detak jantungnya, "Lisya, keluarlah dari sana atau saya akan membuka pintu ini"
1 Detik... 2 Detik... 3 Detik...
Tak ada sautan dari Lisya sedikitpun, bahkan isakan tangis Lisya yang terdengar jelas sekarang tak terdengar sedikitpun lagi, Rion mulai cemas, "Baiklah. Karna kamu hanya diam saya akan buka pintu ini sekarang juga," ucap Rion dan perlahan-lahan membuka pintu toilet Lisya.Saat pintu tersebut sudah tebuka Rion sangat terkejut melihat hal yang Lisya lakukan sekarang, Lisya mncakar tangannya dengan kukunya yang panjang, dengan cepat Rion menarik Lisya keluar dari dalam toilet, "APA YANG KAMU LAKUKAN PADA DIRIMU SENDIRI?!" Bentak Rion karna terbawa emosi.
Lisya mendongakkan kepalanya melihat manik mata Rion, "Kau bertanya apa yang aku lakukan? Sudahlah tidak usah seolah-olah kamu itu sangat bergitu peduli kepadaku!" Ucap Lisya dengan penekanan di setiap kalimat, lalu menghempaskan tangan Rion yang menggenggam erat pergelangan tanganya.
Rion bergitu bingung, mengapa sulit sekali mendapatkan kepercayaan darinya?
Rion berusaha untuk mengendalikan dirinya agar tidak lepas kendali, Rion menarik lembut pergelangan tangan Lisya dan membawanya duduk ke kursi lalu mengambil kotak P3K untuk mengobati luka di tangan Lisya. Rion duduk di sebelah Lisya dan memegang lembut tangan Lisya.
"Saya mohon menurutlah kali ini," ucap Rion karna sedari tadi Lisya memberontak menarik tangannya.
Lisya hanya diam, tak memberontak lagi.
Rion mengobati luka di tangan Lisya, melihat luka dan darah yg keluar dari tangan Lisya membuat hati Rion tersakiti. Ingin sekali Rion menghalalkan Lisya dengan jangka waktu yang singkat agar hubunganya tak ternodai dengan dosa, dan Rion lebih leluasa memegang dan memeluk Lisya kapanpun. Namun itu kemungkinan yang sangatlah sulit untuk dilakukan.Rion memperhatikan tangan Lisya yang sedari tadi masih gemetaran, "Jika mata kamu ingin menangis, biarkanlah ia menangis. Jangan ditahan agar tangisan tersebut tak menambah rasa sakit di hatimu" ucap Rion yang masih menyibukkan diri mengobati tangan Lisya.
Lisya melihat kearah Rion, "Jikalau mata ini selalu dibiarkan menangis tanpa ditahan, maka dia akan dibilang lemah karna airnya yang selalu dibiarkan menetes, belajarlah untuk kuat agar diri ini tak di hina"
Rion sudah selesai mengobati luka Lisya, kemudian ia melihat ke arah Lisya dan menatap manik matanya, "Kalau bergitu jangan biarkan orang lain menghina kita, dan jangan lampiaskan amarahmu dengan melukai dirimu sendiri, karna sesungguhnya dirimu ini sangatlah berharga dan sudah sebagai amanah untuk kamu jaga dan rawat :)"
Lisya dan Rion sama-sama tersenyum lalu pergi keluar menuju meja makan mereka tadi.
"Saya minta maaf tentang kejadian tadi" ucap Rion tulus kepada Lisya.
Lisya menganggukan kepalanya.
Rion merasa legah karna Lisya sudah berada di depanya. Rion mengambil sesendok nasi dan mengarahkan sendok tersebut di depan mulut Lisya bermaksud untuk menyuapi Lisya.
Lisya melihat kearah Rion bingungu,
"Buka mulut kamu,"
Lisya menggelengkan kepalanya, "Tidak usah, saya tidak lapar, lagian saya bisa memakan ini" ucap Lisya sambil mengambil setusuk sate dan memakannya.
"Kalau hanya makan itu kau tidak akan kenyang, cepat buka mulut kau, atau saya akan berikan nilai 'D' di mapel saya"
Dengan cepat Lisya langsung melahap nasi yang ada di sendok Rion dan menelanya dengan cepat. "Kenapa harus nilai saya yang jadi korban? Ga profesiolan banget jadi guru"
Rion mengacuhkan bahunya,"Saya akan kasih nilai bagus kalau sikap kamu juga bagus,"
Lisya mengucap di dalam hatinya 'Ya Allah kenapa harus dia yang menjadi guru sekaligus calon suami hamba? '
Rion mengambil sesendo nasi lagi dan menyuapinya kemulu Lisya,"Diam dan nikmati saja makanan kamu"
Lisya memplototi Riom, "Bagaimana saya bisa menikmati makanan saya sedari tadi banyak mata yang memandangi. Dan, yang membuat saya bingung lagi, kenapa tatapan mereka seperti ingin membunuh?"
Rion baru sadar saat melihat ke arah kaca transparan di sebelah mereka, "Tidak usah dipikirkan. Lanjutkan saja makan kamu"
Lisya menghentikan tangan Rion saat Rion ingin memasukkan sesendok nasi kedalam mulutnya lagi," Saya sudah kenyang,"
"Ha? Tapi kamu baru makan 3 suap sendok nasi?"
"Iya, tapi saya sudah kenyang. Kapan kita pulang?"
"Ck,, yaudah bentar lagi habis kamu lihat ini," ucap rion dan menepukkan tangannya sebanyak 3 kali.
Lisya menutup mulutnya menggunakan kedua tanganya karena sangat terkejut melihat apa yang Rion tunjukkan kepadanya..
Dalam sekejap hati Lisya tersentuh lagi karena perlakuan Rion kepada dirinya.. :)TBC
Hallo guys :D 💕
Jng lupa tinggalkan jejak :)
Kalo masih ada typo/kesalaha tolong dimaafkan karena saya juga manusi :')
Dan kalo ada kalimat yg ga kalian ngerti silahkan komen aja di situ Insya Allah nanti bakal aku jelasin^^See you😄
KAMU SEDANG MEMBACA
The Teacher Is My Husband (END)
Teen Fiction📍Jangan lupa follow! Vellisya Nur Rahmalita, gadis SMA berparas cantik dan manis, banyak lelaki yang berusaha keras untuk menjadi pacarnya. Bahkan ada seorang lelaki Psychopath yang selalu mengejar Lisya sejak ia menduduki bangku SMP, orang itu ak...