Peringatan! Di Part ini mengandung unsur 17+ Bagi yang tidak suka bisa skip Part ini ^^
Happy Reading!
1 Minggu setelah ujian
Lisya menyandarkan bahunya di kursi,"Ahh, akhirnya bisa tenang."
"Iya, gue gak sabar mau lanjut marathon drakor lagi," kata Vani dengan bahagianya.
Zahra menarik kursinya ke sebelah Tania, "Tapi aku khawatir sama hasil nilainya nanti."
"Aduh Zah, masalah nilainya kita liat aja nanti, gue yakin nilai gue di atas mereka yang suka mamerin nilai tuh," balas Tania melihat ke arah beberapa siswi yang asik mengobrol dengan suara keras mereka.
"Assalamualaikum anak-anak," sapa guru yang masuk kedalam kelas Lisya sambil membawa tumpukan kertas.
"Waalaikumussalam bu... " jawab seisi kelas.
"Itu hasil ujian kita kan? Duh gimana kalo gue dapet dua puluh? Gue banyak yang gak ngisi soalnya.. " kata salah satu siswi dengan wajah cemasnya.
"Ihh, makanya udah aku bilangin pelajarin yang aku kasih kemarin, itu banyak yang masuk di ujian," balas siswi satunya lagi.
Guru menyuruh kepada semua murid untuk tidak berisik. Kemudian ibu guru tersebut mulai membagikan kertas hasil ujian tersebut.
"Semua sudah dapat kan? Kalian jangan ribut, ibu mau ke kelas lain bagiin kertas ini," kata Guru tersebut dan keluar dari kelas.
Tania dan Vani langsung berlari ke meja Lisya, "Gimana Sya? Lo dapet berapa?" heboh Tania.
"Gue 95 nih, akhirnya di atas mereka juga," kata Vani bahagia.
Lisya memperlihatkan hasil ujiannya, Tania, Vani, dan Zahra membulatkan matanya terkejut.
"Ha? Lo kenapa bisa dapet 87 Sya?" Tanya Tania.
Lisya hanya menyengir, "Gue kemarin sempet lupa jawaban yang di kertas itu, jadi gue isi sebisa gue aja, cumaa 3-4 doang yang gue inget."
"Aelah, kenapa gak bilang coba? Kan lu bisa nanya ke kita," kata Vani.
"Yaudahlah gapap, cuma beberapa mapel doang kok yang lupa," balas Lisya.
Ada 3 orang siswi yang datang menghampiri Lisya dan teman-temanya, "Ketua kelas yang pinter~ liat dong hasil ujiannya," kata siswi tersebut dengan suara mengejek.
Zahra memperlihatkan hasil ujian, "Inih, yang kamu dapet berapa?" tanya balik Zahra.
Ketiga siswi tersebut membulatkan matanya terkejut, "He? Kok lo bisa dapet 98 sih?!"
Zahra mengacuhkan bahunya, "Ntahlah~ akupun tak tahu~" balas Zahra.
Siswi tersebut melihat ke arah Lisya, Vani, dan Tani, "Kalian bertiga, dapat berapa?!"
"Aduh neng, kalo nanyatuh yang sopan, nih liat sendiri," kata Vani memperlihatkan kertasnya, Tania, dan Lisya.
Lagi-lagi ketiga siswi tersebut terkejut, mereka mengepal tangan mereka, "Lo curang kan? Muris yang gak ada hubungan sama guru kek kalian ber-4 ini mana bisa dapet hasil setinggi itu?!" protes salah satu siswi tersebut.
"Iya! Bocoran soalnya kan cuma bisa diliat sama orang yang berhubungan deket sama guru!" lanjut siswi satunya lagi.
"Idih, lo kira lo doang apa yang bisa dapet? Kita langsung dapet soal sama kunci jawabnya kali," balas Vani dalam hati.
"Yaiyalag dapet, gue istrinya pak Rion, mau apa lo?!" balas Lisya dalam hati juga.
"Aduduh, jadi kalian bertiga ngaku nih kalo kalian dapet bocoran soal ujian selama ini?" kata Tania membuat seisi kelas melihat ke arah 3 siswei tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Teacher Is My Husband (END)
Teen Fiction📍Jangan lupa follow! Vellisya Nur Rahmalita, gadis SMA berparas cantik dan manis, banyak lelaki yang berusaha keras untuk menjadi pacarnya. Bahkan ada seorang lelaki Psychopath yang selalu mengejar Lisya sejak ia menduduki bangku SMP, orang itu ak...