Part 62

828 24 1
                                    

Zahra masuk kedalam sebuah ruangan, di ruang itu tercium bau busuk yang entah berasal dari mana, Zahra melihat sekeliling ruangan tersebut, ia melihat beberapa foto berserakan di meja dan ada juga di tempel di dinding

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Zahra masuk kedalam sebuah ruangan, di ruang itu tercium bau busuk yang entah berasal dari mana, Zahra melihat sekeliling ruangan tersebut, ia melihat beberapa foto berserakan di meja dan ada juga di tempel di dinding. Dibandindingkan dengan foto laki-laki, foto perempuan jauh lebih banyak di ruangan tersebut. Di papan ada beberapa foto yang dicoret dengan tinta merah.

Zahra membongkar semua isi kardus yang ada di meja tersebut, Betapa terkejutnya dirinya saat melihat isi kardus tersebut, isinya penuh dng foto Lisya yang sepertinya di ambil secara diam-diam. Dengan sedikit keraguan, Zahra memberanikan diri untuk membuka laci meja tersebut.

Mata Zahra terbelalak terkejut melihat banyak potongan jari-jari putus dan bola mata manusia di dalam laci itu, ia tidak sanggup melihat jari-jari yang ada diilaci itu, pantas saja ruangan ini sangat bau dan amis, Zahra terus mengobrak abrik ruangan itu untuk mencari bukti-bukti atas kejahatan yang dilakukan pria itu.

*****

Lisya berjalan kearah pria itu, namun Lisya tetap jaga jarak untuk berhati-hati, "Hentikan permainan konyolmu ini! Kau tidak akan mendapatkan apapun dengan melakukan semua ini."

"Aku tidak perduli... sayang, yang aku inginkan hanya kamu," ucap lelaki itu terobsesi pada Lisya, kemudian ia menampar pipi perempuan yang ada di depanya, "bagaimana? Menyenangkan bukan?" kata lelaki itu dengan senyum menjijikkannya.

Lisya berusaha menahan dirinya agar tidak membunuh lelaki yang ada di depanya saat ini, "Aku bakal lakuin yang kamu mau, tapi lepasin mereka terlebih dahulu!" Tentu saja, ucapan Lisya membuat lelaki itu tersenyum puas.

"Okay! Mereka akan kubebaskan, tapi kamu harus menyerahkan dirimu padaku!" kata lelaki itu sambil menyodorkan pisau pada leher salah satu perempuan yang ada di sebelahnya.

"Bagaimana aku bisa percaya pada kau?" tanya Lisya, yah... tentu saja Lisya tidak akan percaya dengan orang gila dihadapanya sekarang ini.

Sudut bibir lelaki itu terangkat, "Kau bisa melepaskan mereka dengan tanganmu."

Lisya sedikit ragu, namun ia memberanikan diri saat lelaki itu berjalan menjauhi perempuan-perempuan itu. Dengan cepat Lisya langsung melepas semua ikatan tali pada semua gadis yang ada di sana. Setelah selesai Lisya menyuruh parah perempuan itu untuk pergi meninggalkan tempat ini.

BRAK!

Suara bantingan pintu terdengar begitu keras, terlihat Rion dan di ikuti 2 pengawalnya masuk kedalam ruangan tersebut.

Saat mendengar bantingan pintu, lelaki itu dengan cepat langsung menarik tangan Lisya dan mengunci pergerakan Lisya dengan tangan yang satunya menggenggam leher Lisya.

"Berani sekali kau membawa lelaki itu kemari! Apa kau ingin mati?!" Lelaki itu menekan leher Lisya seakan ingin membunuh Lisya saat ini juga.

"Hah, kau pikir aku akan datang sendirian kemari? Dasar bodoh!" ucap Lisya membuat lelaki itu memperkuat genggamnya pada leher Lisya, sehingga membuat napas Lisya tercekat.

The Teacher Is My Husband (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang