Lisya melihat tanganya, karena terburu-buru pagi tadi, Lisya lupa untuk memperban lukanya kembali, "Umm.. Ceritanya panjang, nanti aja gue ceritain ke kalian berdua yah?"
Tania dan Vani hanya menghela napas pasrah.
"Yaudah, ayuk ke uks bentar ngobatin luka lu," ajak Tania yang di angguki oleh Lisya."Kalian berdua aja yah, gue belum selesai nyalin pr hehe," kata Vani yang di balas anggukan oleh Lisya dan Tania.
☘️☘️☘️
(Jam istirahat)
"Lisya ke kantin yuk," ajak Tania dan Vani.
"Gue lagi males ke kantin, boleh nitip jus aja gak?"
"Yaudah sini duit lo, jus biasanya kan?" tanya Vani.
"Iya," jawab Lisya sambil memberikan uangnya kepada Vani.
Tania dan Vani berjalan pergi meninggalkan kelas.
Lisya melihat Zahra yang hanyak duduk diam di bangkunya. Lisya berdiri dari bangkunya dan berjalan menuju Zahra.
"Umm.. Zah," panggil Lisya.
Zahra menoleh ke sumber suara.
"Gue minta maaf soal kem-" belum selesai Lisya berbicara, zahra langsung membungkam mulut Lisya dengan tanganya, kemudian Zahra menarik Lisya menuju wc.
Zahra menatap tajam mata Lisya, "Kamu sadar gak apa yang udah kamu lakuin kemarin itu?!" bentak Zahra.
Lisya terdiam, ini pertama kalinya ia melihat Zahra semarah ini, "iya aku sadar kok."
"Kamu hampir aja jadi pembunuh, Lisya! Apa kamu mau jadi buronan polisi?! Kalo kamu benci atau gak suka sama itu orang, bukan gini caranya?! Aku tau dia yang bunuh keluarga kamu, tapi apa dengan cara kamu bunuh dia, papa sama kakak kamu bakal kembali?!" omel Zahra panjang lebar, sekarang mata Zahra mulai berkaca-kaca karena Zahra takut Lisya mengulangi hal yang kemarin.
"Iya aku tau. Aku salah! Tapi kalo aku biarin dia hidup, dia bakal ngincer orang terdekat aku," ujar Lisya mulai putus asa, "dan apa kamu tau? Target dia selanjutnya itu mamaku, aku udah berusaha sebisa aku buat lindungin orang-orang yang aku sayang," ucap Lisya, air matanya perlahan menetes membasahi pipinya.
Zahra menghapus air mata Lisya, kemudian ia memeluk Lisya, "Aku mohon, jangan lakuin hal bodoh kayak itu lagi, aku gak suka, aku gak mau kamu jadi kayak dia," jelas Zahra dengan suara sedikit dikecilkan.
Zahra melepas pelukan, "Yaudah, kamu cuci muka kamu sana, kamu jelek banget kalo nangis kayak gitu," suruh Zahra membuat Lisya mencibirkan bibirnya.
"Btw kemarin pak Rion kenapa bisa ada di sana?" tanya Lisya penasaran.
"Ohh, kemarin karena aku panik aku telpon dia, untung aja sih dia, kalo enggak, gak tau apa yang bakal terjadi sama kita berdua, gara-gara ulah lo yang gegabah itu," kata Zahra sambil menatap jengkel Lisya.
Lisya hanya menyengir seolah tak merasa berdosa. Tapi jujur saja Lisya masih belum puas melihat pria itu masih hidup, ia berharap pria gila itu bisa menghilang dari muka bumi ini.
.
Lisya sedang asik mengobrol dengan taman-temanya, namun tiba-tiba datang seorang perempuan yang sepertinya berasal dari kelas 10, ia membawa plastik dan meletakannya di atas meja Lisya.
"Permisi kak, kakak yang namanya Lisya kan?" tanya gadis itu melihat ke arah Lisya.
Lisya menganggukan kepalanya, "ia, kenapa yah?" tanya Lisya bingung.
Gadis itu tersenyum, "tadi pak Rion suruh kasih plastik ini ke kakak, katanya dari pacar kakak," ucap gadis itu.
Tania, Vani, dan Zahra melihat ke arah Lisya dengan senyuman menggoda.
"Eh? Iya makasih yah dek," ucap Lisya tersenyum kikuk, Lisya membuka plastik itu, isinya penuh dengan cemilan, Lisya mengambil 1 botol minuman dan roti, kemudian memeberikanya kepada gadis itu.
"Eh ini buat saya kak?" tanya gadis itu yang di balas anggukan oleh Lisya.
"Iya ini ambil, anggap aja ucapan terima kasih karena udah nganterin ini ke aku," ucap Lisya.
Gadia itu menerima pemberian Lisya, "wahh makasih kak, moga kakak sama pacar kakak langgeng yah sampe ke pelaminan, amiin, saya balik ke kelas dulu yah kak," pamit gadis itu dan berjalan ke luar kelas.
Tania, Vani, dan Zahra tertawa melihat Lisya.
"Hahah, ya ampun Sya, lu sampe di doain tuh langgeng ke pelaminan," kekeh Tania, gemas melihat pipi Lisya yang memerah.
"Baik banget sih pacar lo, kenalin ke kita dong," goda Vani juga.
"Jadi pengen deh dapet suami perhatian kayak pak Rion," lanjut Zahra sambil menopang dagunya membayangkan sosok suami masa depanya juga.
"Aih.. Kalian kenapa sih? Bahas yang lain aja bisa gak?" sela Lisya. Yah tidak bisa ia pungkiri lagi, ia merasa sedikit bahagia karena Rion ternyata peduli padanya.
☘️☘️☘️
Sepulang sekolah, Lisya mengganti pakaianya, seperti biasa, Lisya mengambil laptopnya untuk menonton Drama favoritnya.
Drrrtt..drrtt...drrtt..
Lisya melihat hp nya yang berbunyi.
"Hallo?" panggil Lisya.
"Sya, gue hari ini kerumah lo yah," ucap Leo dari sebrang telpon.
"Ha? Ngapain?" tanya Lisya bingung.
"Kan gue udah bilang ke elo, mau minta bantuin kerjain tugas gue," jawab Leo, "sekalian gue pengen liat elo, tadi di sekolah gue gak sempet ke kelas elo," lanjutnya sedikit menggoda Lisya.
"Idih, gak di rumah gue juga kali! kan bisa di sekolah, lagian ngapain sih mau liat muka gue segala, lo kira muka gue lukisan?" tolak Lisya, karena ia takut Leo melihatnya tinggal serumah bersama Rion.
"Yah gue maunya di rumah elo, gak mau tau sore ini gue dateng ke rumah elo, tungguin gue ya!" seru Leo kemudian langsung mematikan telponya.
Lisya kesal karena Leo memaksa untuk datang kerumahnya sore ini, Lisya memikirkan cara agar membuat Rion pergi keluar.
.
Tok.. Tok.. Tok..
Zahra membuka pintu kosanya.
"Leo? Kamu ngapain kesini? Mau nagih sisa duit kemaren itu?" tanya Zahra.
"Ya elah Zah, masalah duit itu lupain aja lah, gue udah ikhlasin. Gue dateng kesini mau minta temenin ke rumah Lisya," jawab Leo.
Zahra mengerutkan dahinya, "kamu mau ngapain ke sana?" tanya Zahra curiga.
"Gue mau minta Lisya bantuin kerjain tugas gue, sekalian gue penasaran rumah dia dimana," jawab Leo.
"Oh" balas Zahra.
"Malah oh doang, ayuk ke rumah Lisya sekarang," ajak Leo.
"Ck, iya-iya sabar, aku mau ambil kunci motor dulu," ucap Zahra.
"Gak usah, lo naik bareng gue aja, sekalian hemat bensin motor lo," suruh Leo dan langsung berjalan menuju motornya.
-TBC-
Hai~
Jangan lupa tinggalin jejak dng cara vote/komen yah (◕ᴗ◕✿)And jangan lupa untuk follow akun ini juga~
See You~
KAMU SEDANG MEMBACA
The Teacher Is My Husband (END)
Teen Fiction📍Jangan lupa follow! Vellisya Nur Rahmalita, gadis SMA berparas cantik dan manis, banyak lelaki yang berusaha keras untuk menjadi pacarnya. Bahkan ada seorang lelaki Psychopath yang selalu mengejar Lisya sejak ia menduduki bangku SMP, orang itu ak...