Part 45

978 40 1
                                    

Perlahan pria itu hendak mendekatkan bibirnya ke bibir Lisya. Namun...

Seketika mata pria itu terbebalalak erkejut, kemudia tersenyum, "Sayang, sepertinya aku terlalu meremehkanmu, tidak kusangka kau bisa melakukan hal ini."

Beberapa detik kemudian Pria itu terkejut lagi, ia masih tetap tersenyum, "Lakukan lagi, Aku semakin tertarik dengan perempuan seperti kau ini, cantik, imut, cerdas, dan..  LICIK," ucap pria itu sedikit menakankan kata terakhirnya.

Zahra terkejut dengan apa yang ia lihat sekarang, pria itu terbaring di atas tanah. Zahra melihat ke arah Lisya.

'Lisya.. Apa yang kamu lakukan? Apa otakmu terjatuh di jalan?'  Gumam Zahra khawatir.

Lisya tersenyum, ia menghapus air mata yang menggenang di matanya, kemudian menggeleng kecil melihat pria yang terjatuh lemah dibawahnya, "Ck, aku sudah peringatkan kau untuk menjauh, tapi kenapa kau begitu keras kepala?"

"Apakah dua kali tusukan itu belum cukup?" tanya Lisya, memperlihatkan pisau yang dilumuri darah di genggamanya.

Lisya berbalik, perlahan berjalan meninggalkan pria itu. Pria itu berdiri, kemudian tersenyum, "Hey! Apa kau pikir dua kali cukup untuk membunuhku?"

Lisya membelalak, "K-kau?! Bagaimana bisa?!" ucap Lisya benar-benar terkejut.

"Apa kau tidak pernah mendengar bahwa orang jahat itu tidak mudah untuk mati?" ucap Pria itu kemudia tersenyum.

"LiSYA LARI!" teriak Zahra melihat botol kaca yang ada di genggaman pria itu.

Pria itu menatap tajam Zahra dan langsung memukul tangan Lisya dengan botol kaca tersebut.

Aaakh!!

Teriak Lisya terkejut, ia tak sempat menghindar, Lisya langsung berlari bersama Zahra meninggalkan tempat itu.

"Kalian tidak akan bisa lari, Taxi sialan itu sudah aku singkirkan!" teriak Pria itu, dan berhenti mengejar karena tak sanggup.

Lisya dan Zahra begitu takut, mereka berlari sekuat tenaga mereka. Saat ingin berbelok, mereka dihadang oleh 2 pria.

Lisya langsung menarik tangan Zahra ke arah lain, namun tiba-tiba pergelangan tangan Zahra di cengkram oleh salah satu pria itu.

Lisya menggoreskan pisau ke pergelangan tangan pria itu, dan menendang perutnya. Lisya menarik Zahra dan menyuruh Zahra untuk berlari duluan.

Saat sampai di persimpangan Zahra bertemu dengan seorang laki-laki, laki-laki tersebut menyuruh Zahra untuk masuk kedalam mobil.

Lisya berkelahi dengan 2 pria tadi, sulit sekali baginya untuk berlari pergi karena para pria itu terus saja menghalangi Lisya.

BRUK!

Lisya terkejut karena tiba-tiba datang seorang lelaki dari arah Berlawanan, dengan gesitnya lelaki tersebut memukuli kedua pria itu habis-habisan.

Ya, lelaki tersebut adalah Rion, ia menatap tajam Lisya, "Apa yang kau lakukan?! Apa kau bosan hidup?!" bentak Rion kepada Lisya, setelah membuat kedua pria tadi pingsan.

Lisya hanya diam, ia tak berani berbicara bahkan tak berani menatap mata Rion, air mata sudah menggenang di mata Lisya sedari tadi.

Rion menghela napas beratnya, matanya beralih melihat pergelangan tangan Lisya yang berdarah. Ia mengeluarkan sapu tangan dari sakunya dan menutupi luka Lisya agar darahnya berhenti menetes.
Ia memegang pergelangan tangan Lisya yang satunya lagi, "Ayo pulang," ajak Rion lembut.

Namun, Lisya sedikit sulit berjalan karena masih sedikit takut dengan hal yang terjadi barusan, ditambah salah satu kakinya di tendang oleh pria tadi.

The Teacher Is My Husband (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang