Lisya membuka pintu rumah mamanya yang tidak dikunci, "Assalamu'alikum,"
"Wa'alikumssalam non," jawab Bi Maya yg sepertinya habis membersihkan rumah.
"Mama mana Bi?" Tanya Lisya.
"Belum pulang, Kata nyonya dia Lembur lagi hari ini" jawab Bi Maya.
Lisya menghela nafas, ia merasa sedikit sedih, akhir-akhir ini Mamanya selalu lembur, kesempatan bagi Lisya untuk bertemu dengan Mamanya semakin sedikit. "Yaudah, Lisya kekamar dulu Bi, mau beresin buku" pamit Lisya dan berjalan menuju kamarnya.
Lisya membuka pintu kamarnya dan memperhatikan setiap sudut kamar itu, terlintas dipikirannya kenangan-kenangan yg sudah ia lalui bersama mamanya. Lisya tersenyum hambar, "Ahh.. aku gak habis pikir, secepat inikah aku ninggalin kamar ini?"
Dari belakang, Rion memegang kedua bahu Lisya,"Kamu enggak ninggalin kamar ini. Kamu bisa berkunjung kerumah Mama kamu kapanpun kamu mau," kata Rion.
Lisya mengerutkan dahinya, "Kalo aku sering kesini, yg ada diomelin sama mamah. Dikira aku berantem sama kamu" kata Lisya.
Rion mendekatkan kepalanya ke telinga Lisya, "Kalau begitu, tetaplah disisiku, temani laki-laki tampan yg kesepian ini," bisik Rion ditelinga Lisya, dan berhasil membuat pipi Lisya merah seperti kepiting rebus.
Lisya langsung menjauh dari Rion, "A-aku k-ke kamar mandi sebentar," kata Lisya gagap dan langsung berlari ke kamar mandi.
Rion terkekeh melihat tingkah lucu Lisya, ia tidak menyangka respon yg Lisya berikan malah seperti itu.
Setelah beberapa menit, Lisya keluar dari kamar mandi dan mulai mengemas buku sekolahnya kedalam kardus.
--------
"Bi, Lisya pulang dulu yah," pamit Lisya kepada Bi Maya setelah selesai mengemas buku sekolahnya.
"Udah selesai non? Mau makan dulu? Biar Bi Maya masakin makanan," tanya Bi Maya
"Engga usah, Lisya langsung pulang aja. Assalamu'alikum Bi," Pamit Lisya sambil menyalami tangan Bi Maya.
"Wa'alikumssalam, hati-hati dijalan" kata Bi Maya.
Lisya menganggukan kepalnya dan berjalan keluar rumah. Rion membawa kardus berisi buku Lisya.
"Tidak ada yg ketinggalan?" Tanya Rion setelah menaruh kardu berisi buku Lisya di bagasi mobil.
"Engga ada," jawab Lisya.
Lisya melihat kearah bangku di sebrang jalan, Lisya merasa sedikit janggal melihat orang yg duduk di bangku itu.
"Rion, ayo pulang" ajak Lisya sedikit gugup karena orang yg duduk di bangku itu selalu melihat kearah Lisya.
Rion menganggukan kepalanya,"Ayo" katanya kemudian masuk kedalam mobil.
------
"Kamu masuk duluan, biar aku yang bawain buku kamu," suruh Rion pada Lisya.
Lisya hanya menganggukan kepalanya dan langsung masuk kedalam rumah.
Rion sedikit aneh melihat tingkah Lisya hari ini, selama perjanan pulang tadi ia hanya diam saja, bahkan Lisya tidak mendengar saat Rion memanggilnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Teacher Is My Husband (END)
Teen Fiction📍Jangan lupa follow! Vellisya Nur Rahmalita, gadis SMA berparas cantik dan manis, banyak lelaki yang berusaha keras untuk menjadi pacarnya. Bahkan ada seorang lelaki Psychopath yang selalu mengejar Lisya sejak ia menduduki bangku SMP, orang itu ak...