Lisya merasa tidak asing dengan suara perempuan itu. Ia melihat wajah perempuan tersebut.
"Kau?" kata Lisya sedikit terkejut.
"Yah... Ini aku, masih ingat kan?" tanya perempuan itu dengan tatapan seperti merendahkan.
Lisya memutar bola matanya malas, "Ya, Aku ingat."
Perempuan itu tersenyum miring, ia memperhatikan Lisya dari ujung kepala hingga ujung kaki. "Wow! Kau sangat berubah," kata perempuan tersebut yang terdengar seperti merendah Penampilan Lisya.
Lisya membalas dengan senyuman, "Iya! Aku sudah berubah, bukankah semua orang akan berubah seiring berjalannya waktu? Entah itu menjadi lebih baik atau sebaliknya?"
Perempuan tersebut tampak tidak menyukai perkataan Lisya, "Orang miskin seperti kau kenapa susah-susah berbelanja ketempat mahal seperti ini? Pakaian yang dijual dipinggir jalan terlihat lebih cocok di tubuhmu." Ejek perempuan tersebut.
Lisya tak mempedulikan omongan perempuan aneh didepannya, ia menarik dress yang ia pegang tadi, "Tolong lepaskan tanganmu, waktuku terlalu berharga hanya untuk berdebat dengan orang aneh seperti kau."
"Heh! Apa kamu gak liat harganya? Lebih baik kamu cari baju yang lebih murah dan pantas untuk orang miskin sepertimu!" kata perempuan tersebut dan menarik paksa dress yang Lisya tarik tadi.
Lisya tampak berpikir sejenak, ia memang tidak suka menghamburkan uang, tapi ia menginginkan dress yang ia pegang ini.
Lisya menggit bibir bawahnya. Ia tak membalas perkataan perempuan tersebut, karena ia sadar bahwa ia memang bukan orang yang tergolong kaya, namun juga tidak tergolong orang miskin.
"Aduh! Udah deh mending kamu cari toko lain sana, tempat ini gak cocok sama kamu!" usir perempuan itu.
"Kata siapa tempat ini tidak cocok dengannya?" sela Rion.
Lisya sedikit terkejut karena Rion tiba-tiba datang dan langsung melingkarkan lengannya di pinggang Lisya.
Perempuan itu sedikit tercengang melihat Rion, "Eh? Rion? Kamu disini juga?" tanya perempuan itu.
Rion mengerutkan dahinya, "Tidah usah SKSD," ucap Rion mebuat wajah perempuan itu memerah karena malu.
Perempuan itu menatap tajam Lisya, ia melepaskan dress yang Lisya pegang. Dengan rasa marah dan iri, ia berjalan pergi menjauh.
Setelah perempuan tadi menghilang dari pandangan Lisya, Lisya langsung menyingkirkan lengan Rion dari pinggangnya. Namun Rion tidak mau, ia malah menarik tubuh Lisya ke dalam pelukannya.
Lisya sempat menjerit karena kaget, "Ihh.. kamu ngapain? Ini tempat umum!" omel Lisya berusah melepaskan pelukan Rion.
Rion tersenyum nakal, "Kalau misalnya bukan di tempat umum kamu mau?" goda Rion sambil mencubi dagu Lisya dengan tangan satunya lagi. Rion sangat gemas melihat wajah istrinya saat ini.
Wajan Lisya seketika memerah mendengar ucapan Rion, "Janga bercanda deh, lepasin, aku udah selesai cari bajunya."
Rion terkekeh melihat wajah Lisya yang terlihat sangat imut dimatanya, "Iyaa aku lepasin," ucap Rion dan mulai melepas pelukannya.
Cup...
Lisya tersentak kaget karena Rion langsung mencium pipinya, "Rion! Kamu apaan sih?! Kalo ada yang liat gimana?!" heboh Lisya.
Rion haya tersenyum polos, "Lihat ke belakang."
Deg!
Terdapat 5 perempuan yang sedang berdiri di belakang Lisya, mereka semua terkekeh bahagia seolah sedang menikmati film romance.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Teacher Is My Husband (END)
Teen Fiction📍Jangan lupa follow! Vellisya Nur Rahmalita, gadis SMA berparas cantik dan manis, banyak lelaki yang berusaha keras untuk menjadi pacarnya. Bahkan ada seorang lelaki Psychopath yang selalu mengejar Lisya sejak ia menduduki bangku SMP, orang itu ak...