***
Setelah sampai di depan gerbang sekolah, Lisya langsung mencium tangan mamanya dan berlari menuju gerbang sekolah.
"Paaak! Jangan di tutup, saya mau masuk!" teriak Lisya kepada Pak Satpam.
"Astaghfirullah, kamu ini bikin kaget bapak aja" kata Pak Satpam itu sambil mengelus dadanya.
"Hehe.. maaf pak, izinin saya masuk ya paak.."
"Makanya kalo dateng ke sekolah itu jangan terlambat terus" kata pak satpam itu yang berumur sekitar 40 tahun.
"Iya pak, saya ga lagi telat deh" kata Lisya dan langsung masuk ke dalam sekolah karna pak satpam telah mengizinkannya masuk.
Di lapangan sekolah sekarang mulai sepi karna seluruh murid sudah masuk kedalam kelas masing-masing, kecuali yang berkepentingan.
Lisya langsung masuk kedalam kelas, "Permisi, maaf saya terlambat," ucap Lisya dengan nafas memburu. "Tadi di jalan macet Pak," lanjutnya.
"Hari ini saya maafkan, sekarang cepat duduk di bangku kamu." Suruh Rion kepada Lisya.
"Terimakasih Pak," ucap Lisya dan langsung pergi menuju bangkunya.
"Sya, katanya di sekolah kita bakal di adain lomba gitu," kata Tania.
"Emang lomba apaan?" tanya Lisya.
"Lomb-" perkataan Tania terpotong oleh Rion.
"Ehem- yang di belakang, saya mohon jangan mengobrol di saat jam pelajaran saya, kalo memang mau mengobrol silahkan keluar sekarang juga." Tegur Rion kepada Lisya dan Tania.
"Tau nih pak, si Tania yang ngajak saya ngobrol duluan," kata Lisya menyalahkan Tania.
"Lah kok gue?" protes Tania tak terima disalahkan.
"Sudah-sudah, Lisya istirahat nanti kamu temui saya di kantor." Perintah Rion kepada Lisya.
"Iya Pak" jawab Lisya kemudian mengeluarkan bukunya.
Pelajaranpun di mulai.
.
Saat jam istirahat..
"Van, Tan gue pergi dulu ya, mau ke kantor di suruh sama pak Rion tadi." Pamit Lisya kepada dua sahabatnya.
"Iya, kita disini aja kok" kata Vani dan diangguki oleh Tania.
Lisya langsung pergi keluar kelas dan berjalan menuju kantor guru.
"Permisi pak, tadi bapak nyuruh saya ke sini buat apa ya?" tanya Lisya kepada Rion.
"Apa kamu lupa perkataan saya kemarin?"
"Perkataan yang mana Pak?"
"Ayo sekarang ikut saya" perintah Rion sambil berjalan menuju keluar kantor.
"Emang mau kemana Pak?"
"Ikuti saja, tidak usah banyak tanya,"
Lisya hanya menghela nafas dan mengekor dibelakang Rion.
"Lah, kok ke koperasi sekolah pak?" Tanya Lisya bingung saat Rion berhenti di koperasi sekolah.
"Bu, ada seragam perempuan ukuran sedang untuk kelas 12?" Bukanya menjawab pertanyaan Lisya, Rion malah berbicara dengan ibu penjaga koperasi.
"Ada pak, mau berapa setel?" tanya ibu kopersai itu yang berusia sekitar 35 tahun.
"Satu saja bu, yang lengan sama rok panjang bu," ucap Rion.
Lisya hanya bisa menyilangkan kedua tanganya kesal karna melihat Rion yang mengabaikannya dari tadi.
"Ini pak, harganya 230 ribu"
Rion langsung mengeluarkan dompetnya dan memberikan 2 lembar uang 100 ribu dan 1 lembar uang 50 ribu kepada ibu koperasi. "Ini bu, kembaliannya ambil saja." kata Rion.
"Wah.. terimakasih pak." Kata ibu itu.
Rion menyodorkan plastik berisi seragam sekolah kepada Lisya, "Ini pakai" suruh Rion kepada Lisya.
"Untuk apa? Baju saya masih bagus"
"Pakai saja atau kamu tidak akan saya luluskan di mata pelajaran saya," ancam Rion dengan mata elangnya.
'Nih guru bisanya ngancem mulu anjir' Batin Lisya kesal.
Lisya langsung mengambil plasyik itu dan pergi ke toilet untuk mengganti pakaian.
Tak lama setelah mengganti pakaian, Lisya langsung pergi keluar toilet.
"Lah, bapak kenapa masih ada di sini?" Tanya Lisya bingung ketika melihat Rion yang berdiri di sebelah toilet perempuan.
"Pakain lama kamu mana?" tanya Rion.
"Ini di dalem kantong plastik, emang kenapa pak?"
"Buang pakaian kamu yang ada di dalam plastik itu" Suruh Rion.
"Eh- ini kan masih bisa di pakai pak," kata Lisya tak mau membuang seragam lamanya.
"Buang atau kamu tidak akan saya luluskan di mapel saya," ancam Rion lagi kepada Lisya.
'Ish.. bisanya ngancem mulu, awas aja ntar aku bales baru tau rasa' grutu Lisya kesal.
"Iya-iya nih saya buang," kata Lisya ketus sambil memasukkan kantong plastik tadi kedalam tong sampah.
"Sebentar lagi bell, cepat masuk ke kelas." Suruh Rion kepada Lisya.
Lisya memaksakan senyumnya, "Iya paaak, makasih baju gratisannya," ucap Lisya dan langsung pergi menuju kelasnya.
Rion juga pergi menuju kantor guru, mengambil buku untuk mengajar kelas lain.
Semua murid yang ada di sana sedari tadi memperhatikan obrolan antara Lisya dan Rion.
"Ngapain tuh cabe deket-deket sama pak Rion?!"
'Tu guru ngapain sih deket-deket sama calon bini gue?!"
"Ih... Lisya beruntung banget bisa di perhatiin sama Pak Rion"
"Kapan ya gue bisa di perhatiin sama pak Rion? "
"Mungkin tunggu sampai gue nikah sama Suho EXO" Jawab salah satu murid yang ada di sana.
TBC
Haloo semua 🤗
Jangan lupa Vote / komen ya 😊
Terimakasih sudah au baca 💕~See you~
KAMU SEDANG MEMBACA
The Teacher Is My Husband (END)
Teen Fiction📍Jangan lupa follow! Vellisya Nur Rahmalita, gadis SMA berparas cantik dan manis, banyak lelaki yang berusaha keras untuk menjadi pacarnya. Bahkan ada seorang lelaki Psychopath yang selalu mengejar Lisya sejak ia menduduki bangku SMP, orang itu ak...