"Zahra, lo masih sanggup berdiri?" Tanya Lisya khawatir.
"Iya, sanggup kok," kata Zahra, berusaha berdiri.
Untung saja kosan Zahra tidak terlalu jauh, jadi tidak membutuhkan waktu lama untuk sampai ke sana.
.
"Maafin aku ya Lis, padahal kita mau kerja kelompok, tapi malah-"
"Kenapa minta maaf? Ini bukan salah kamu kok, yang salah itu ayah tirinya Alya," sela Lisya sambil mengobati luka di bibir Zahra.
"Kak, jangan tinggalin Alya ya?" Pinta Alya sambil memeluk Lisya.
"Iya, kakak gak tinggalin Alya kok," kata Lisya kemudian menggendong tubuh kecil Alya, "Sekarang kamu tidur aja dulu, ditemenin sama temen kamu" suruh Lisya sambil meletakkan Alya di atas kasur Zahra.
"Sya, sini aku obatin dulu bibir kamu," Kata Zahra dan diangguki oleh Lisya.
"Kalian berdua itu ya, udah tau cewek pake sok-sokan berantem sama cowok kayak dia, mana tuh orang gila lagi(¬_¬)" omel Leo yang sedari tadi hanya diam sambil meminum kopinya.
"Udah, gak usah di ungkit lagi bisa gak sih?" Ucap Lisya kesal.
"Iya-iya my princess" ucap Leo menggoda Lisya yang malah mendapat tatapan tajam dari Lisya.
"Leo, kamu pulang aja, kita berdua mau ngerjain kerja kelompok dulu," suruh Zahra karna takut dimarahi ibu kos karena membawa laki-laki dari luar.
"Iya Lo pulang aja, ntah pacar lo ngomelin gue lagi, capek gue berurusan sama orang gila Mulu dari kemarin"
"Ha? Pacar? Maksud lo Mirta?" Tanya Leo dan diangguki oleh Lisya.
Leo tertawa mendengar perkataan Lisya, "Anjir! Hahahaha... Gue sama Mirta mana ada pacaran woy!"
"Ga pacaran? Ah bodoh amatlah, gue ga peduli, intinya lo jangan deket-deket sama gue" ucap Lisya.
"Ihh.. Leo pergi sana, nanti Alya sama temennya bangun," suruh Zahra.
"Iya-iya gue pulang, nanti kalo ada apa-apa telpon gue aja oke?" Suruh Leo dan menghilang di balik pintu.
.
"Ahh.. akhirnya selesai juga" kata Lisya setelah selesai mengerjakan tugas bersama Zahra selama 1 jam.
"Sya, aku mandi dulu ya, mau sholat," ucap Zahra dan diangguki oleh Lisya.
Lisya melihat ke arah kasur yang ditiduri oleh Alya dan temannya, Lisya berdiri dan berjalan menuju kasur. Lisya mengelus lembut kepala Alya, "Pasti sakit ya? Kakak aja pas ditampar tadi kesakitan banget, apalagi kamu yang kulitnya masih tipis banget kayak gini," gumam Lisya kemudian mencium kening Alya.
"Hoamm.. kakak?" Ucap anak laki-laki yang tidur di sebelah Alya.
"Udah bangun? Mau pulang sekarang?" Tanya Lisya.
Anak laki-laki itu menganggukan kepalanya, "Iya, takut mama khawatir, tapi Alya?"
"Yaudah, kamu biar kakak antar pulang dulu, Alya biar tidur di sini dulu, nanti kakak bawa pulang aja biar aman," ucap Lisya dan diangguki oleh anak laki-laki itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Teacher Is My Husband (END)
Teen Fiction📍Jangan lupa follow! Vellisya Nur Rahmalita, gadis SMA berparas cantik dan manis, banyak lelaki yang berusaha keras untuk menjadi pacarnya. Bahkan ada seorang lelaki Psychopath yang selalu mengejar Lisya sejak ia menduduki bangku SMP, orang itu ak...