Happy reading!💛
Chapter 11 - Dinda's Anxiety
Dinda membuka matanya. Menyesuaikan cahaya yang masuk ke dalam retina mata, menatap sekeliling, berusaha terbangun dari atas brankar.
Daniel dengan sigap membantu wanita itu. "Jangan di paksakan. Tubuhmu masih lemah. Karena..., kau sempat pingsan tadi."
"Tapi, aku harus menemani Bellova." Dinda memberontak, tetapi segera di tarik Daniel ke dalam dekapannya. "Dia membutuhkanku."
"Aku tahu. Tapi, kondisimu masih lemah." Daniel memperingatkan.
"Dia membutuhkanku, Dani! Dia membutuhkanku!" Lepas dari pelukan Daniel rasanya sangat mustahil, karena laki-laki itu memiliki tenaga yang cukup kuat di dukung otot-otot kekarnya. "Lepaskan aku!" Dinda mulai terisak. "Aku ingin menukarkan nyawaku dengannya!"
"Tidak, tidak. Bellova pasti akan sadar," ucap Daniel menenangkan, memegang kedua sisi wajah Dinda. "Listen to me, she will realize. Trust me." Lalu, memeluk wanita ini kembali.
"Bellova...," lirih Dinda menyembunyikan wajah di dada bidang Daniel.
"Bagaimana jika kita pergi ke kantin rumah sakit? Kau belum memakan apapun sejak tadi pagi," usul Daniel membujuk Dinda supaya perutnya terisi.
"Aku akan makan, jika Bellova telah sadar."
Smartphone Dinda berdering, tertera nama Astrid di sana. Melepaskan pelukan Daniel guna menerima panggilan telepon tersebut.
"Din, itu beneran beritanya?" tanya Astrid cemas dari sana, setelah membaca sebuah artikel mengenai Bellova. "Bellova sakit?"
Dinda membisu, tak ingin membuat Ibunya khawatir. Namun bagaimana pun juga, ia harus mengatakan yang sebenarnya. Lebih baik pahit di depan daripada sakit di belakang. "Iya. I-itu bener."
"Trus, kamu gimana bayarnya? Kan dompet kamu hilang. Ibuk kesana, ya."
"Ga usah, Bu. Ibuk di Tangerang aja. Berdoa. Administrasinya udah di lunasi Daniel."
"Tapi, bener. Kamu ga papa, kan?"
"Iya, ga papa."
"Ya udah, sampein salam Ibuk ke Daniel. Ibuk mau ngerajut lagi. Banyak pesenan." Selain menjadi penyanyi di salah satu hotel yang terletak di Jakarta, Astrid juga membuka usaha kecil-kecilan. Yaitu merajut benang menjadi sebuah benda yang bisa bermanfaat bagi sekitar. Contohnya tas, sandal, sepatu, dan masih banyak lagi.
"Oke. Bye." Dinda memasukkan smartphone ke dalam saku celana, seperti semula. "Ibu memberikan salamnya untukmu."
"Thanks."
KAMU SEDANG MEMBACA
Angel & the Secrets
FanfictionPrevious title: Los Angeles "Hidup itu memilih dan dipilih. Keuntungan dan resiko mengikutinya dari belakang." *** Berawal dari kehilangan dompet, Adinda Putri mendapatkan pertolongan dari Daniel Seavey. Namun, rasa curiga tiba-tiba muncul dalam ben...