Happy reading!
Chapter 27 - Bullshit Or Reality?
Zach sejak tadi bersendawa tanpa henti di ruang keluarga. Memijat tengkuknya, berharap angin yang masuk ke dalam badan bisa keluar saat ini juga tanpa mematikan kipas angin di hadapannya. Jonah juga turut andil dalam masalah kecil ini, ya dia memijat bahu Zach sedari tadi. Dan, kini sepertinya pergelangan tangan pria itu sedikit ngilu.
"Pelan-pelan, Dad!" seru Zach saat Jonah terlalu keras menekan kedua pundaknya.
Sang pelaku menghembuskan napas kasar, "Ini sudah terlalu pelan, Zach. Oh God! My wrist."
"Kau kenapa Zach?" tanya Jack datang memakan snack dan menyetel acara televisi malam ini.
"Masuk angin, entahlah."
"Hey, man. Malam ini cuaca tak seberapa dingin," komentar Corbyn ikut bergabung bersama keempat rekan bandnya, mengambil alih bungkus snack dari Jack. Si pemilik cukup terkejut, sehingga ia pun merebut kembali makanan ringan miliknya itu.
Daniel memegang roiling tangga, meninggali kamarnya. Bersama Noah, ia menuruni beberapa anak tangga. Disusul Dinda dari arah dapur, ketiganya bergabung bersama the boys di depan televisi. Kecuali, Bellova yang menyendiri di dalam kamar. Seperti biasa. Jarang menampakkan batang hidung di keramaian.
Daniel juga ikut menyahuti, "Jika kau masuk angin itu artinya kau masih hidup, Zach."
"Are you kidding me, Daniel? Aku masih hidup. Kulitku tak sepucat Edward Cullen."
"Tapi, aku setuju denganmu," kelakar Jonah berhenti memijat Zach ditujukan kepada Daniel, menyandarkan punggung di kepala sofa. Ia merasa lelah, sudah satu jam lamanya mengurut kedua bahu rekannya tersebut.
Zach bersendawa kesekian kalinya tanpa menutup mulut, sesekali memukul dada. The boys dan Dinda, termasuk Noah, mereka semua kompak menggeleng. "Oops! Sorry, ugh. Di mana Bellova?"
Suasana ruang tamu mendadak hening, semua orang yang berada di ruangan ini saling melirik satu sama lain.
Kini, kedua ketakutan Dinda semakin besar. Pertama, hasil tes DNA dan yang kedua adalah hubungan Zach-Bellova. Zach telah banyak membantunya dalam permasalahan tes DNA, tapi belakangan ini dia sering menghabiskan waktu bersama Bellova dan ia juga seringkali mendengar laki-laki itu memarahi Kay melalui via telepon saat mereka tengah mengatur rencana selanjutnya. Sebenarnya, remaja tersebut bisa saja bertukar pesan dengan Kay dan membicarakannya baik-baik. Tapi, Dinda tak ingin mencampuri urusan orang lain.
Dinda setuju-setuju saja, tapi usia Bellova belum lah matang untuk menjalin hubungan. Ia tak mau gadis itu merasakan sakit hati sebagai resikonya, bisa-bisa dapat mengganggu aktivitas dan karirnya yang sedang naik daun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Angel & the Secrets
Fiksi PenggemarPrevious title: Los Angeles "Hidup itu memilih dan dipilih. Keuntungan dan resiko mengikutinya dari belakang." *** Berawal dari kehilangan dompet, Adinda Putri mendapatkan pertolongan dari Daniel Seavey. Namun, rasa curiga tiba-tiba muncul dalam ben...