Happy reading!
Chapter 18 - Insults
"DANIEL!"
"HOLD MY HAND! NOW!"
Mereka telah berada di Hollywood sign. Keenamnya naik ke atas papan raksasa itu. Dinda telah duduk di atas sign dan kini ia terpeleset. Dia hanya bisa memanjatkan segala doa seraya memegang erat kedua tangan Daniel. Degup jantungnya tak beraturan, keringat mulai berjatuhan, dan tangannya gemetar hebat. Perlahan jari-jarinya mengeluarkan cairan, mengakibatkan pegangan erat mulai terlepas.
"Jangan di lepaskan!" The boys tak bisa membantu. Karena, lumayan sulit untuk bergerak di atas abjad W ini, apalagi keenamnya di atas bukti. Bahaya jika Dinda melepaskan pegangan Daniel.
"Ah, I can't, Daniel!" Daniel tak mendengar ucapan Dinda, ia terus berusaha. Bagaimanapun caranya, Dinda tak boleh melepaskan pegangan antara mereka.
"C'mon!" teriak Daniel memberi semangat sambil menarik tangan kekasihnya ke atas.
Dinda berusaha naik ke atas, memegang erat tangan kekar Daniel. Dengan sekuat tenaga, Daniel menarik wanita itu ke atas. Namun ketika Dinda naik ke atas, mereka berdua saling memandang satu sama lain. Saling melontarkan tatapan mendalam di dukung dengan posisi mereka saat ini, Dinda berada di atas perut sixpack laki-laki asal Portland tersebut. Deru napas mereka terdengar terengah-engah dan saling bertabrakan.
"Are you okay?" tanya Daniel masih tetap berada di posisinya, di bawah Dinda.
Dinda mengiyakan dalam kondisi gugup, "I know, I'll be just fine."
"What's going on?" tanya Zach yang kedua matanya di tutup oleh Jonah, sesekali dia memberontak.
"Anak kecil tidak boleh menyaksikannya," jawab Jonah merapatkan jari-jarinya di selingi nada bercanda sekaligus gemas akan tingkah laku band matenya itu.
***
Syuting MV Cold In LA telah usai dan sebagian kecil tidak berjalan sesuai skenarionya. Ruang make-up di penuhi tawa dari the boys yang tengah bersantai dan pintu kamar ganti terbuka, Dinda keluar dari ruangan itu mengenakan outfit t-shirt crop-top, ripped jeans, dan chunky shoes berwarna hitam.
Deru napasnya masih tidak teratur sejak kejadian ia hampir terjatuh dari Hollywood sign, untungnya bakat berakting yang dimilikinya telah di gunakan. Sehingga tak ada orang yang menyadari jika perempuan itu terkena musibah ketika proses syuting, kecuali the boys dan para kru.
Daniel menghampiri Dinda yang telah duduk di depan meja rias, membawa sebotol air mineral dalam cengkraman tangan kanan. "What do you feel?" tanyanya meletakkan botol tersebut di atas meja dan memegang kedua tangan perempuan berambut coklat di hadapannya ini. "Mual? Sakit kepala?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Angel & the Secrets
FanfictionPrevious title: Los Angeles "Hidup itu memilih dan dipilih. Keuntungan dan resiko mengikutinya dari belakang." *** Berawal dari kehilangan dompet, Adinda Putri mendapatkan pertolongan dari Daniel Seavey. Namun, rasa curiga tiba-tiba muncul dalam ben...