Happy reading!
Chapter 22 - Supsicion
Rencananya, Dinda akan pergi berkunjung ke hotel tempat Ersya dan Luna sore ini. Seorang diri. Karena, ia baru saja mendapat kabar dari Ersya bahwa Luna mendadak jatuh sakit. Meskipun, hanya sebatas terserang flu. Tetapi tetap saja, dia harus menengok keadaan Luna dan membantu Ersya. Sebab, mereka selalu ada untuk dirinya. Tetapi, Dinda juga tidak tahu harus bagaimana jika salah satu dari mereka berkhianat. Sungguh, rasanya seperti terkena serangan bom atom pada lubuk hatinya.
Gagang pintu kamar bernuansa ungu pun dibuka oleh perempuan itu. Kedua kakinya menuruni tangga dengan langkah terburu-buru. Mengakibatkan suara derap sepatunya terdengar cepat, mencuri perhatian para penghuni rumah.
"Kau ingin pergi ke mana?" tanya Daniel melihat Dinda mengotak-atik smartphone dengan cepat.
Dinda menoleh, "Ke hotel tempat temanku menginap. Aku mendapat kabar, jika dia jatuh sakit. Jadi, ya, aku menjenguknya hari ini."
"Mari kuantar."
"Tidak usah. Kau masih butuh istirahat, Daniel."
"Aku juga ingin memberikan bukti atas kejahatan Ilham kepada pihak kepolisian," ungkap Daniel memerlihatkan sebuah kado natal yang tempo itu meneror Dinda, berisi boneka menyeramkan. Dapat diamati jika darah segar yang mulai mengering di bagian wajah boneka balita itu, rambutnya juga terlihat acak-acakan, ditambah matanya hampir keluar dari kelopak, dan yang terakhir pakaian yang cukup lusuh—tak dicuci berhari-hari. "Teror waktu itu."
Dinda terpaku, memandangi benda berbentuk kubus tersebut. Ia pikir, kotak itu telah dibuang oleh Daniel. Nyatanya tidak. Malah disimpan dan dijadikan sebagai barang bukti? Terdengar mengerikan. Tapi, laki-laki itu malah terlihat biasa saja beberapa minggu terakhir ini. Maksudnya, tak ada serangan gaib yang menimpanya. Sebatas, terkena pukulan baseball saja sejauh ini.
Flashback on
"Ada paket untukmu," kata Daniel menyerahkan paket kepada Dinda.
"Aku tidak memesan apapun. Ibuku juga tidak mengirimkan apa-apa lagi," balas Dinda sedikit ragu.
Daniel memastikan. "Kau yakin?"
"Ya." Dinda membuka paket misterius tersebut.
"OH MY GOD!"
"WHAT THE FUCK?!"
"WHO SEND IT?"
Flashback off
"I got real big plans, baby, for you and me." Daniel menyakinkan.
Dinda berpikir sejenak. Benar-benar memikirkan keputusan Daniel secara matang, sebelum akhirnya ia menapaskan udara. "Baiklah. Ayo!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Angel & the Secrets
FanfictionPrevious title: Los Angeles "Hidup itu memilih dan dipilih. Keuntungan dan resiko mengikutinya dari belakang." *** Berawal dari kehilangan dompet, Adinda Putri mendapatkan pertolongan dari Daniel Seavey. Namun, rasa curiga tiba-tiba muncul dalam ben...