Happy reading!💛
Chapter 3 - New Song
Pagi ini, Dinda sudah berkutat di dapur dengan aneka bahan masakan di sekitarnya. Menghaluskan bumbu, menumisnya halus dengan serai, daun jeruk, daun salam, kayu manis dan lengkuas sampai matang. Sesekali ia mengibaskan rambut panjangnya ke belakang, mengusap keringat yang berjatuhan dari pelipis.
Sungguh, aroma masakan untuk menu sarapan pagi ini telah memenuhi mansion Why Don't We dan berhasil membuat Daniel terbangun dari tidurnya dalam kondisi shirtless.
Laki-laki kelahiran Portland itu mengambil ikat rambut yang tergeletak di atas meja makan, lalu mendekati Dinda, dan mengikat rambut blonde wanita tersebut dengan model cepol.
Saking sibuknya dengan kegiatan memasak, Dinda tak menyadari jika Daniel telah mengikat rapi rambutnya.
"Kau akan memasak apa hari ini?" bisik Daniel dari balik baju Dinda.
Dinda tercekat akibat ulah Daniel. "Eh, R--Ren--dang," jawabnya sedikit gemetaran.
Zach datang, dia berniat mengambil air dingin dari kulkas dalam keadaan setengah mengantuk. Namun, cowok berwajah baby face itu langsung membuka kedua matanya selepas melihat Daniel dan Dinda sedang sibuk dengan "kegiatan mereka" dan sepertinya kebiasaan itu harus terpaksa ditunda.
"Maaf, aku menganggu aktivitas kalian." Pria termuda di man band itu bergegas meninggalkan dapur, sampai-sampai tak sengaja menabrak bahu Jonah yang sepertinya hendak pergi menuju ke dapur pula.
Bruk!
"Zachary!"
"I'm sorry, Dad. But..." Zach menunjuk Daniel dan Dinda dengan jari telunjuk dan tangan kiri remaja itu menutup kedua matanya. "Mereka..."
Jonah mengikuti arah jari telunjuk Zach dan yang ia lihat hanyalah Daniel sedang membantu Dinda memasak diselingi canda-tawa. "Mereka hanya memasak."
"What the fuck!? Oh God! Padahal mereka tadi--"
"Ingatkan aku untuk mengatur ulang tontonan TV," pinta Jonah tegas.
Zach menghela napas panjang. "I'm serious, Dad."
Empat pasang kaki yang telah menuruni anak tangga semakin mendekat ke arah mereka, rupanya itu adalah Corbyn dan Jack. Keduanya saling menatap bingung melihat adegan "Ayah-Anak", lalu beralih pada Daniel yang masih setia tertawa terbahak-bahak bersama Dinda dan kini wajah mereka sama-sama terdapat bumbu Rendang.
"Daniel!" teriak Dinda di sela-sela pria berambut coklat itu menggelitiknya di atas lantai.
"Hahahaha." Tawa Daniel begitu menggelegar di dapur.
"Ugh, wow! Kebahagiaan dalam rumah tangga, ups," goda Corbyn terkekeh.
Daniel malah memperlancar aksinya dan Dinda semakin larut ke dalam tawanya. Mereka sama-sama tidak menyadari kehadiran the boys dan posisi tubuh keduanya, seakan-akan dunia ini hanyalah milik mereka berdua saja. Corbyn dan Jack masih berusaha menahan tawa mereka agar tidak pecah melihat bumbu-bumbu dapur menempel pada wajah Daniel dan Dinda, sementara Jonah menggeleng-geleng seraya menutup mata Zach dengan salah satu tangannya sebelum sang korban menghempaskannya dengan kasar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Angel & the Secrets
Fiksi PenggemarPrevious title: Los Angeles "Hidup itu memilih dan dipilih. Keuntungan dan resiko mengikutinya dari belakang." *** Berawal dari kehilangan dompet, Adinda Putri mendapatkan pertolongan dari Daniel Seavey. Namun, rasa curiga tiba-tiba muncul dalam ben...