Happy reading!
Chapter 32 - Complicated
Dinda membuka pintu kamar. Bi Wulan terlihat menyapu lantai di depan kamarnya, sontak wanita paruh baya itu kaget atas kehadiran majikannya. Tak hanya kaget akan sosok perempuan yang memakai piyama itu, beliau juga kaget akan penampilan Dinda yang acak-acakan.
Mata bengkak dan lesu, hidung merah, dan kantung mata menghitam membuat Bi Wulan mengelus-elus dadanya.
"Mbak ga papa?" tanyanya khawatir.
Dinda menggeleng, walaupun keadaannya berbanding terbalik dengan jawaban yang ia berikan "Engga kok, Bi. Santai aja. Anak-anak di mana?"
"Bellova di kamar, Mbak. Biasa, ngetik. Kalo Noah baru aja di ajak Ibu pergi ke taman," jawab Bi Wulan. "Oh ya, kemarin ada titipan dari Mas Daniel buat Mbak Dinda. Tapi udah Bibi titipin ke Bellova, takutnya entar ilang."
"Titipan?" gumamnya heran mengerutkan dahi. "Hm, ya udah deh. Makasih, Bi."
"Iya, Mbak. Bibi permisi dulu, mangga," pamit Bi Wulan.
Dinda berjalan ke kamar Bellova yang selalu tertutup, tak pernah terbuka. Entah itu sang pemilik sedang berada di rumah ataupun tidak ada.
Tanpa mengetuknya, ia menekan kenop pintu ke bawah dan mendorong pelan benda persegi panjang itu ke dalam. Bukannya pandangan dia langsung tertuju pada Bellova yang tengah mengenakan headphone merah muda-abu-abu yang tak berhenti mengetik di depan layar laptop, malah yang dia lihat pertama kali ialah sebuah poster Daniel Seavey tengah berada di atas panggung konser yang terletak pada sudut dinding di sebelah kiri kasur.
Matanya menelusuri setiap sudut poster tersebut, poster yang paling besar dari lainnya. Mata biru laut, hidung mancung, rambut hitam yang dia ubah menjadi blonde sejak pertengahan tahun, dan suara emas telah menjadi ciri khas pria itu.
Dia gimana kabarnya, ya? Ah, paan sih, lu, Din?! Baru juga semalam, dah kangen lagi lu! Lagian juga, dia dah mantan.
Sejak memutuskan hubungannya dengan Daniel, Dinda mencoba berbagai cara agar bisa menghapus semua kenangan yang ia ciptakan bersama pria itu. Tetapi, selalu saja gagal. Beginikah sulitnya hidup setelah suatu hubungan romantis telah berakhir?
Lu harus kuat, Din!
Ia pun meluruskan niatnya kembali. Yaitu, menghampiri Bellova guna menanyakan "titipan barang" dari Daniel untuknya bukan mengingat segala kejadian bersama pria itu. Sekadar menghargai saja, tidak lebih.
"Bells," panggilnya menghampiri Bellova seraya berjalan mendekat ke meja belajar yang terbuat dari kayu jati tersebut.
Bellova melepas headphone, menoleh ke arah ibunya. "Kenapa, Mom?"
"Kata Bi Wulan ada titipan barang dari Uncle Daniel?"
"Buset!" Setelah menyadari bahwa penampilan Dinda yang sangat berbeda dari biasanya, gadis spontan menutup mulutnya. "Mom..."
KAMU SEDANG MEMBACA
Angel & the Secrets
FanfictionPrevious title: Los Angeles "Hidup itu memilih dan dipilih. Keuntungan dan resiko mengikutinya dari belakang." *** Berawal dari kehilangan dompet, Adinda Putri mendapatkan pertolongan dari Daniel Seavey. Namun, rasa curiga tiba-tiba muncul dalam ben...