Happy reading!
Chapter 13 - Locked Room
Tangan Dinda men-scroll layar touchscreen berisi komentar para netizen yang masih saja menanyakan tentang asal-usul Noah sejak paparazi memergokinya menghabiskan waktu bersama Daniel. Dan itu, tetap menjadi perbincangan hangat di kalangan masyarakat sampai saat ini. Apalagi setelah Daniel memposting foto Noah sedang tertidur lelap di sandaran bahunya dan men-tag akun Instagram Dinda, topik ini pun tak semakin pupus malah menjadi booming kembali. Dia tidak marah, tidak menyalahkan Daniel juga.
Banyak artikel-artikel mengenai dirinya ketika wanita itu mengetik nama penanya di mesin pencarian Google.
Los Angeles menunjukkan pukul tujuh pagi. Dan, ia masih saja duduk di sofa dengan posisi menyenderkan punggung pada kepala sofa dan menatapi smartphone sejak dua jam yang lalu. Lalu, mengalihkan pandangan ke seluruh penjuru kamar.
Bellova dan Noah masih terlelap dalam mimpi mereka masing-masing dalam satu ranjang, suara air dari dalam kamar mandi menandakan bahwa Daniel belum selesai membersihkan diri, dan hanya dirinya saja yang belum memulai aktivitas pagi ini.
Ruangan ini menjadi sunyi jika tak adanya suara canda tawa yang keluar akibat ulah Daniel yang jahil, perbincangan hangat diantara mereka berempat, celotehan Noah yang sering kali membuat orang yang melihatnya merasa gemas terhadap batita itu, dan lagu-lagu Why Don't We yang entah itu berasal dari TV ataupun smartphone Bellova.
Suara air terhenti dan pintu kamar mandi terbuka. Menampakkan Daniel yang sedang mengeringkan rambut menggunakan handuk kecil, lelaki itu hanya mengenakan celana jeans tanpa memakai baju. Alhasil, perut sixpacknya terpampang jelas. Dan hal itu, telah menyita perhatian Dinda sejak tadi.
"Wajahmu terlihat gelisah, memangnya ada apa?" tanya Daniel mendekat ke arah Dinda.
Dinda menggeleng pelan. "Tidak. Aku baik-baik saja."
"Jangan terlalu menyimpan masalah, akibatnya akan buruk ketika kau sedang di kuasai emosimu dan berakhir dengan cara melampiaskannya kepada orang lain." Daniel membuka resleting tas ransel berwarna coklat, mengambil t-shirt hitam di double dengan jaket denim. Lalu, duduk di sebelah Dinda, mmbaca beberapa komentar yang tentu saja tak ia tahu artinya, hingga terselip beberapa komentar berbahasa Inggris. "Mengenai Noah?"
"Ya, begitulah. Lagipula, masalah ini tak perlu untuk di pusingkan," jelas Dinda menyimpan smartphone ke dalam jaket coklat muda berbulunya. "Aku pulang sebentar. Mengecek rumah. Kau tidak menitip barang?"
Daniel tampak sedikit berpikir, mendecakkan lidah. "Headphoneku. Di ruangan yang terkunci itu," jawabnya memberikan kunci mobilnya.
"Hah? Tapi, aku orang asing, Dani," tolak Dinda halus mengambil kunci dari tangan lawan jenisnya.
"Aku tidak ingin menyembunyikan sesuatu dalam hubungan kita, Dinda."
Perasaan gue ga enak, anjim. Please...
KAMU SEDANG MEMBACA
Angel & the Secrets
FanfictionPrevious title: Los Angeles "Hidup itu memilih dan dipilih. Keuntungan dan resiko mengikutinya dari belakang." *** Berawal dari kehilangan dompet, Adinda Putri mendapatkan pertolongan dari Daniel Seavey. Namun, rasa curiga tiba-tiba muncul dalam ben...