Previous title: Los Angeles
"Hidup itu memilih dan dipilih. Keuntungan dan resiko mengikutinya dari belakang."
***
Berawal dari kehilangan dompet, Adinda Putri mendapatkan pertolongan dari Daniel Seavey. Namun, rasa curiga tiba-tiba muncul dalam ben...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Chapter 4 - What's Wrong With Me?
Malam ini, suasana kota Los Angeles begitu dingin. Bulan purnama begitu terang bercahaya di tengah-tengah bintang yang bertebaran di setiap penjuru langit dan membuat siapapun yang melihatnya takkan mengalihkan pandangannya, di tambah lagi—jika dilihat dari atas—kota ini menyuguhkan pemandangan yang indah. Dan, jangan lupakan cuaca yang sedikit dingin kali ini. Contohnya, dua mata coklat muda yang sibuk mengamati langit malam dari tepi kolam renang dengan tatapan tenang.
Sebuah jaket hitam yang tebal secara tiba-tiba terpasang di badan mungilnya. Ia menoleh ke samping, melihat seorang laki-laki seumurannya telaten memasangkan jaket tersebut agar pas di tubuhnya.
"Kenapa kau berada di luar?" tanya Daniel duduk di sampingnya dan menenggelamkan kaki di kolam renang, sama apa yang di lakukan oleh Dinda. Dan, mata biru lautnya memandangi bintang-bintang di atas awan sana.
Dinda tetap tak mengalihkan pandangannya. "Aku bosan di kamar, jadi... aku ingin mencari udara yang segar."
"Dan sedikit dingin," sambung pria kelahiran tahun 90-an itu. "Bagaimana jika kita pergi membeli Coklat Panas di kafe sekitar sini? Setidaknya menghangatkan tubuhmu."
"Ide yang bagus." Dinda memegang jaket tebal berwarna orange tersebut, lalu menatap Daniel. "Darimana kau mendapatkan jaketku?"
Daniel menoleh ke arah Dinda. "Tadi, Bellova hendak memberikan jaketmu. Tapi, aku mencegahnya. Karena, ia terlihat sangat mengantuk. So..., yeah."
Dinda mengangguk paham. "Baiklah."
"Tunggu aku di ruang keluarga," pamit Daniel.
Dinda mengangguk. Ia berjalan menuju ruang keluarga sesuai perintah Daniel dan di sana, the boys terlihat sedang berkumpul seraya menonton MV 8 Letters yang sangat cocok dengan suasana yang menghiasi mansion ini. Diapun memilih duduk di sebelah Jonah, mencoba memfokuskan tatapannya pada layar televisi.
"Oh ya, selagi aku ingat," kata Jonah mengubah posisi duduknya menjadi bersandar di kepala sofa. "Aku ingin, kau berpatisipasi dalam pembuatan lagu Cold In LA. Lagu yang di tulis oleh Bellova dan kami berlima," jelasnya pada Dinda.
Dinda tersenyum canggung. "Aku tak tahu-menahu mengenai musik."
"Really?" seru Corbyn ikut bergabung dalam percakapan kedua orang itu dan menepuk bahu Jonah, mereka saling melempar pandangan.
"Hmh, yep!" jawab Dinda sedikit ragu. Ia pernah mengikuti audisi menyanyi yang di tayangkan di salah satu televisi swasta Indonesia dan dia yakin, jika the boys tak akan tahu mengenai video itu.
Datang dari belakang, Daniel menyahut remot TV yang ada pada genggaman tangan Corbyn. Mengganti tayangan MV 8 Letters menjadi sebuah pertunjukkan audisi menyanyi, menampakkan seorang gadis remaja berwajah chubby tengah menyanyikan lagu dari Selena Gomez berjudul Love Me Like A Love Song di atas panggung live show yang di saksikan oleh keempat juri dan ribuan penonton.