"mampir apotek yah" ajak gue. Mew pun membelalakkan matanya lebar. "Hah?! Kamu sakit?" Tanya Mew. Gue menggeleng. "Ngga, mau beli sesuatu aja hehe" kata gue. Mew pun mengangguk menyetujui. "Emang mau beli apa?" Tanya nya.
"Beli testpack" kata gue. Mew malah semakin membelalakkan mata nya lebar.
"Lah buat apaan yang?" Tanya Mew yang sudah memberhentikan makannya itu. "Buat ngecek, bener apa ngga yang di omongin sama kamu" kata gue. Mew pun segera mengelus rambut gue dan tersenyum ke arah gue. "Dah abisin dulu gih, keburu dingin" perintah nya yang masih setia mengelus rambut gue.
Gue pun mengangguk dan segera memakan nasi goreng gue. "Kamu jangan terlalu banyak pikiran oke, maaf bikin kamu kaya gitu" suara Mew terdengar. Gue pun menengok ke arahnya. "Kek gitu gimana?" Tanya gue. Mew pun mengelus perut gue. "Hum ini.. dedek nya" kata Mew. Gue pun tersenyum. "iya nanti aku cek coba, kita beli testpack dulu" kata gue.
"Kamu lupa yah? Kan aku waktu itu pake kondom" kata Mew. Gue pun membelalakkan mata. Asiallll! Ko gue lupa sih. Orang itu kondom nya saja bikin lubang gue panas kek di neraka gini, bisa bisa nya gue mikir hamil. Lagian gue juga laki mana bisa hamil woilahhhhh.
"Ishhhh iyaaaa!" Kata gue mempoutkan bibir. Mew pun terkekeh lalu segera mengecup pipi gue. "Aku sama kamu aja udah bahagia. Kamu cek aja dulu gapapa. Dan tetap bagi tahu ke aku hasil nya bagaimana. Apapun itu harus bagi tahu ke aku, ok?" Kata Mew. "Ishhhh tapi kamu kan pakai kondom!" Kata gue yang terlalu keras hingga semua pandangan orang yang sedang makan disini terarah kepada gue dan Mew. Gue pun segera bersikap seolah tak terjadi apa-apa dan segera memakan nasi goreng ini.
"Hustt! Jangan kenceng-kenceng ngomong nya" kata Mew sambil terkekeh di akhirnya. Gue pun menabok lengan nya dan mencibir nya.
"Kamu sih ah!" Amuk gue. Mew masih terkekeh. "Kalau bisa ada debay aku makin bahagia. Kalau ga ada pun aku tetap bahagia karena aku masih punya kamu" ucapnya. Sial bualan apa gombalan gue gatau. Gue pun membuang muka dan tersenyum macam orang gila.
"Buruan abisin, nanti pulang mampir apotek sama supermarket buat beli yang mau di bawa besok" kata Mew mengingatkan.
"Ga boleh gadang yah!" Perintah gue. Mew pun mengangguk, "siaaap, laksanakan" jawab nya yang sudah menyelesaikan makannya itu.
Tak berapa lama pun gue sudah selesai makan dan Mew segera membayar tagihan itu, kami berjalan menuju ke apotek yang ada di sini. Sebenarnya gue udah kepikiran kalau gue engga hamil, tapi Mew tetep nyuruh gue buat beli testpack itu. Akhirnya gue pun nurut dan sekarang benda itu sudah di tangan gue.
Mba apoteker nya sedikit kebingungan saat melayani gue. Namun gue abaikan dan langsung membayarnya. Sekarang kami pun berjalan ke supermarket untuk membeli kebutuhan yang akan kami bawa seperti camilan dan juga minuman.
Setelah selesai Mew segera membayar nya. Mew tak pernah sekalipun mengijinkan gue dalam soal transaksi seperti ini. Katanya biar dia saja. Lagian sudah menjadi tanggung jawab nya kepada gue, gitu katanya. Gue pun yang sudah dilarang hanya bisa jajanin Mew kalau kami sedang ga bareng, semisal gue pulang ngampus telat karena latihan bola, gue akan membawa makanan buat pacar gue ini.
Jakarta semakin dingin saja. Tangan kiri gue sudah di genggam erat sama Mew. Sedangkan tangan kiri Mew membawa belanjaan tadi. Gue sama Mew berjalan sambil bergandengan sudah biasa, ntah lah kami tak pernah menggubris apa kata orang. Yang dirasa benar akan kami lakukan. Tapi kalau salah ya akan kami tinggalkan. Gue sama Mew merasa kalau ini benar, makanya tetap kami lakukan. Di perjalanan pulang ini gue sama Mew bercanda dan tertawa penuh kebahagiaan.
Tak terasa kami sudah sampai di kost, pak Edi masih setia menjaga di post nya. Pintu gerbang akan ditutup pukul 00:00 biasanya. Sekarang baru saja pukul 20:30, gue sama Mew tak akan begadang dulu, biar besok bisa bangun pagi dan cusss menuju ke rumah nenek.
"Ke kamar mandi dulu gih, bersiin badan sebelum tidur" ucapnya mengingatkan gue. Gue pun menggandeng tangan nya untuk ikut bersama gue. "kamu ngingetin aku, kamu sendiri nanti kelupaan, dasar kebo!" Kata gue yang masih menggandeng tangan nya itu. Mew hanya terkekeh sambil mencubit pipi gue. "Gemes banget sih" kata nya. "Ishhhh sakit jangan tarik Mew!" Amuk gue. Setelah itu Mew mencium pipi gue. "Makin tembem saja pipi mu" ucap nya sambil menggesekan hidungnya di hidung gue. "Iyelah orang tiap hari makan nasi!" Jawab gue seadaanya.
Mew pun mengecup bibir gue dan tersenyum ke arah gue. "Dah ayok buru di basuh, katanya ga mau gadang" kata Mew. Gue pun mengangguk. Lalu setelah membasuh kaki, tangan, muka dan menggosok gigi, gue sama Mew segera merebahkan diri di kasur empuk kami.
Gue tidur menghadap ke arah Mew dan sebaliknya. Tubuh kami yang terbalut selimut saling memeluk satu sama lain. Mew sudah memejamkan matanya itu, gue yang masih memandang wajah rupawan milik Mew pun akhirnya tangan gue terulur untuk mengelus pipinya itu dan membenarkan rambut Mew. "ganteng" kata gue pelan. "Iya tau, aku kan emang ganteng" suara Mew dengan mata tertutupnya. Sialan! Gue kira Mew sudah terlelap ternyata belum, gue pun segera menyembunyikan kepala gue di dada bidang milik Mew. Mew pun terkekeh lalu mengecup beberapa kali di rambut gue. Semakin erat Mew memeluk tubuh gue. Akhirnya kami pun terlelap bersama dengan dibalut kehangatan ini.
_______________________
Esok harinya gue sama Mew sudah bersiap untuk perjalanan kerumah nenek. Mew sedang memanasi motornya itu. Gue pun terduduk di kursi depan kamar kami. "Ehh mau kemana?" Tanya Apon yang lagi bersama Saint. Ntah dari mana mereka. Tumben banget sepagi ini sudah bangun. "Baru kemarin kita balik, sekarang mau pergi lagi. Nanjak dimana?" Tanya Saint. Gue pun terkekeh. "Kaga, gue sama Mew mauke rumah nenek, silahturahmi sekalian liburan di desa. Mau ikut?" Ajak gue. "Beb mauuu" itu suara Saint.
"Lah kita belum prepare sama sekali, gimana?" Kata Apon. "Yaudah lah kapan kapan aja. Sekarang gue mau honeymoon sama pacar gue" kata Mew. "Dih kamu!" Gue pun menggaruk tengkuk gue. "Iya ntar aja lah beb, kita pergi sendiri aja, nanti aku ajak main layangan mau ngga?" Tanya Apon. Saint dengan semangatnya menjawab "mauuu! Kapan itu?". "Nanti kita beli dulu layangannya ok" Saint pun mengangguk menyetujui ajakan Apon. "Yasudah kalian hati hati semoga selamat sampai tujuan" kata Apon. Apon berjalan mendekati gue. "Gup! Kalau ada oleh-oleh jangan lupa bagi ke kami" bisik Apon. Gue pun mengacungkan jempol. "Tenang saja. Pasti gue bagi" kata gue.
Lalu Apon sama Saint berjalan menuju kamar nya. Mew yang masih mengecek mesin motornya pun kini sudah berjalan menghampiri gue.
"Dah selesai. Ayok pakai dulu helm nya" katanya sambil memakaikan helm ke kepala gue. Gue pun segera menggendong tas carrier yang berisi pakaian ganti kami. Lalu Mew juga memakai helm miliknya itu. Kami sudah berada di atas motor dan Mew segera melajukan motornya. Setelah memberikan klakson kepada pak Edi Mew mulai mempercepat laju motornya. Gue pun semakin erat memeluk tubuh Mew.Tbc.
______________Selamat pagi semua
KAMU SEDANG MEMBACA
ANAK GUNUNG [MEWGULF] ✓bxb [COMPLETED]
FanfictionWarning! 🔞 PARA PEMBACA HARUS MEMPERTIMBANGKAN LAGI UNTUK MEMBACA CERITA INI KARENA INI CERITA GAY! JANGAN SALAH LAPAK YA READERS YANG BUDIMAN. TERIMAKASIH ____________________________ MewGulf si anak Jaksel yang demen nanjak ke gunung. Penuh denga...