Saat ini kita sedang ada di area panahan. Mau mencoba panahan gimana sih cara mainnya. Tanpa bertele tele kami pun segera mengambil busur dan anak panah dan langsung memposisikan diri menyesuaikan target yang akan kami panah.
Agak susah sih. Namun ada yang mengajari kami yaitu orang yang sudah profesional. Namanya Mas Puji, mas puji memberikan trik memanah kepada kita. Kami pun segera mempelajari dan mempraktekkan apa yang sudah mas Puji ajarkan.
Memang susah atau gue nya yang ga bisa. Anak panah gue selalu meleset, ntah pikiran gue ga konsentrasi kayaknya.
"Yuhuuuuu!" Teriak Tinut kencang. Tinut berhasil menancapkan anak panah di target nya itu.
"Jago juga lu nut" suara Apon memberi sanjungan. Tinut terkekeh sampai matanya ilang dan terus membanggakan diri. "Ahhh ga jago. Biasa saja. Lu aja yang ga bisa" kata Tinut.
"Lahh reseee... Liatin nih ya. Tadi gue belom konsentrasi aja nih. Liatin wahai Tinut yang agung" kata Apon yang sudah terkompori sama ucapan Tinut. Kami semua memandang ke arah Apon yang sedang bersiap pemanah.
"Kalo berhasil ngalahin gue. Gue janji gue bakal traktir kalian semua. Tapi kalau ga ada yang berhasil... Kalian harus traktir gue. Gimana setuju?" Tanya Tinut. Kami pun menganggukan kepala menyetujui ucapan Tinut barusan.
"Ayo beb, kamu pasti bisa!" Saint menyemangati Apon supaya Apon ga kalah sama Tinut.
Apon pun mengangguk dan mulai menarik tali busur nya. Dengan konsentrasi yang penuh memandang target nya didepan sana, Apon pun mulai melepas anak panah nya itu.
"JLEBBB"
"Ahahahhahah ga pas target wleeee" Tinut menjulurkan lidahnya ke arah Apon. Apon pun terkekeh melihat teman nya yang konyol ini.
"Iye iye lu paling oke" jawab Apon. Tinut semakin membanggakan dirinya.
"Gue mau coba dong" kata Iwin. Brii pun melihat pacarnya itu. "Ayang? Beneran?" Tanya Brii memastikan. Iwin mengangguk.
"Lihat nih nut. Jangan belagu lu anjir" Iwin yang sedang bersiap itu mengoceh seperti burung Betet. Iwin mulai menarik tali busur nya. Dan.... Yahhh.. meleset lagi.
Tinut semakin kencang saja ketawanya. Dia pun memegang perut nya itu sangking puasnya.
Saint, Brii, dan gue juga mencoba mengalahkan Tinut dengan memanah target di depan sana. Tapi nihil. Kami tak ada yang mampu mencapai nya.
Tersisa Pacar gue. Mew. Dia dari tadi hanya melihat kami yang sedang bersusah payah ini. Mew pun angkat bicara dan mulai mendekat ke arah Tinut.
Mew mengambil alih posisi Tinut. Dengan target didepan sana yang sudah tertancap anak panah milik Tinut Mew pun. Mengambil ancang-ancang untuk menancapkan anak panahnya di depan sana.
"Semoga berhasil ya pak Suppasit" Mew menepuk pelan bahu Mew. Dan Mew hanya memicingkan matanya sambil memberikan senyuman miring nya itu.
Satu tarikan membuat semua orang terpanah. Mew berhasil membelah anak panah milik Tinut dan kami semua pun melongo melihat kejadian barusan.
"Buseeeeettt ahhhhh meeeeeew!" Teriak Tinut prustasi.
"Wooooh double kill anjir Meeww!!" Teriak Apon sambil menepuk bahu Mew bangga.
"Jago juga lu ternyata. Ga cuman jago naklukin singa betina macam Gupi, Lo juga jago manah juga. Keren banget lah!" Teriak Brii.
Mew hanya terkekeh menganggapi ucapan mereka. "Nut, jangan lupa. Traktiran yang sudah Lo janjikan" kata Mew mengingatkan.
"Mampus lu, belagu jadi orang" kata Saint sambil menjulurkan lidah nya. Tinut pun mempoutkan bibirnya. Gue hanya terkekeh melihatnya.
"Ahh.. kasian banget anak laki ini. Ayok gas lah ke kantin buat makan" kata gue yang sudah merangkul bahu Tinut. Tinut terus merengek di setiap langkah nya.
Setelah berjalan kaki. Kami pun sudah sampai di kantin untuk makan. Kami memesan berporsi porsi makanan yang akan di bayar sama Tinut.
Woiya jangan lupakan perjanjian tadi. Dia bilangnya kalo ada yang ngalahin dia, Tinut bakal traktir semuanya. Ga salah dong kalau kami memesan banyak makanan ahahahhahah.
Gue duduk disamping Mew. Tempatnya memang lesehan. Jadi enak kami kan sudah terbiasa juga. Saat kami sedang makan tetiba ada suara yang memanggil nama gue.
"Gulf" suara itu. Mew pun segera mendongakan kepala buat ngelihat siapa yang memanggil gue itu.
Kemudian Mew melihat ke arah gue sambil mengangkat alis nya yang kalau di artikan 'siapa dia?' gue pun menggelengkan kepala gue ke arah Mew. Dan mengabaikan orang itu.
Tinut yang sudah melihat orang itu langsung berkoar. "Gulf. Ada Poom tuh" katanya. Gue pun memandang Tinut dengan tatapan malas.
"Poom?" Tanya Mew.
Iya dia Poom wanita yang waktu bertemu di bar saat gue kelas 8 itu. Dan sekarang dia bersama teman-teman nya berada disini ntah mau ngapain.
"Siapa Poom?" Tanya Mew. "Bukan siapa siapa sayang" jawab gue kalem.
Memang benar dia bukan siapa-siapa gue.Poom dan teman-temannya yang masih berdiri disana pun kini berjalan mendekat ke arah kami. "Gulf kenapa kau mengabaikanku?" Suara Poom yang berhasil menghilangkan napsu makan gue.
Semua orang pun memandang ke arah gue dan Poom secara bergantian dan memasang wajah bingung nya.
Gue masih diem tak bergeming dan masih mengabaikan nya.Mew sudah menunjukan wajah yang tak bersahabat lagi. Rahang nya mengeras dan membuang pandangan nya ke arah lain.
"Gulf. Kau dengar apa tidak?!" Poom semakin menjadi. Gue pun melihat ke arahnya sambil mengucap. "Pergi jalang!" Ucap gue penuh penekanan.
Rahang gue sudah mengeras mata gue juga sudah menunjukan amarah. Poom yang gue katain pun akhirnya sedikit menjauh dari kami. Dia berbicara dengan suara yang sedikit gemetar dan menetaskan air matanya. "Ahh gue lupa. Lu itu kan gay. Dan pasti di antara cowok ini ada pacar lo, ya kan? Najis banget!" Ucapnya yang sukses bikin gue marah besar.
"PERGI JALANG! NGAPAIN LU PEDULIIN GUE ANJING! GUE GA KENAL SAMA LO LONTE!" Kata gue dengar suara keras gue. Ga mungkin dong kalau gue hantam itu muka punya Poom. Bisa bisa gue kena masalah karena kekerasan fisik terhadap wanita.
Mew pun bangkit dan meninggalkan kami yang sedang terduduk ini. Napsu makan kami seketika lenyap karena kehadiran cewe lonte tadi. Sialan memang. Pasti Mew berfikir kalau gue selingkuh dengan lonte ini. Sialan!
Poom pun yang sudah menangis kini pergi meninggalkan tempat ini. Kalian pikir gue bakal peduli sama dia? Cihhh! Buat apa peduli! Gue lebih peduli sama Mew tentunya! Gue pun bangkit dan mengejar larinya Mew.
Ternyata Mew menuju ke tenda dan duduk di bawah pohon waktu pertama kali kami sampai disini. Mew memandang gunung salak didepan sana. Gue pun segera duduk disebelah nya. Lalu gue menyenderkan kepalanya gue dibahu Mew.
TBC.
________________Astaga udah lama banget saya ga update woilahhhhh!!!!
Rindu tidak? Sudah hampir tahun baru nih. Agenda kemana? Ga mau nyusul ke BKS biar ketemu sama Mew and the Genk? Awkwk
Like komen share jangan lupa. Tq
KAMU SEDANG MEMBACA
ANAK GUNUNG [MEWGULF] ✓bxb [COMPLETED]
FanfictionWarning! 🔞 PARA PEMBACA HARUS MEMPERTIMBANGKAN LAGI UNTUK MEMBACA CERITA INI KARENA INI CERITA GAY! JANGAN SALAH LAPAK YA READERS YANG BUDIMAN. TERIMAKASIH ____________________________ MewGulf si anak Jaksel yang demen nanjak ke gunung. Penuh denga...