34 [ HOROR ]

1.3K 138 20
                                    

Warning 21+ !!!

Jam sudah menunjukan pukul 22:00 malam, namun kami masih setia menonton tv di ruang keluarga. Menyaksikan film horor yang di putar di tv dengan lampu yang dimatikan sungguh rasanya seperti di bioskop. Nenek sudah tidur sejak pukul 20:00 tadi, mungkin nenek kecapekan karena aktifitas nya setiap hari.

"Nyalain lampunya ngapa sihh!" Perintah Fiat. "Ckk! Lu ya! Penakut" celetuk mba Sammy. Fiat memang penakut kalau soal beginian. Dari tadi dia merengek untuk menyalakan lampu dan terus menutup wajahnya dengan bantal. Sedangkan gue yang duduk di samping Mew, setiap ada yang mengejutkan, secara refleks gue langsung memeluk Mew. Yeee biarin, gue kaget soalnya. Mba Sammy juga demen banget sama horor sejak dulu. Wajahnya saja kalau ngomong sama gue sering nampak horornya awokwok.

Dengan makanan ringan yang menemani malam kami, kami semakin terhanyut dalam suasana ini. Tak terasa kami sudah di penghujung film. Dan apa itu endingnya. Masih ngegantung. "Dihhh ko gitu! Gimana endingnya?!" Kata mba Sammy ga terima. "Akhirnya tamat juga" Fiat pun menghela nafas puas. "Anjir! Gimana tadi endingnya woi?!" Tanya mba Sammy. "Ntah lah seperti itu. Kek nya masih ada season 2 nya dah" kata Mew. "Anjir besok kudu nonton nih!" Kata mba Sammy semangat. "Yahh besok kalian udah pulang yah?" Lanjutnya. "Belom dih, kan paginya kita pulang mba. Nanti kita nonton bareng oke?" Ajak gue. "Oke deh, lu tidur aja kalau ga mau nonton!" Amuknya kepada Fiat. "Dihhh! Mana berani mba! Serem kalau dikamar sendirian!" Fiat tak mau kalah. Gue sama Mew pun terkekeh menanggapi pergelutan dua saudara ini. "Sudah sudah. Ayok kita tidur aja" kata Mew. "Yah! Takut mas!" Kata Fiat. "Mampus. Gue ogah tidur sama lu!" Kata mba Sammy. "Mbaaaa! Tidur sama gue malam ini. Gue takut ga mau tidur sendiri!" Perintah Fiat, mba Sammy pun beranjak dari duduknya. "Yok lah tidur udah malam juga. Selamat malam" ucapnya.

"Mba mba! Tunggu! Selamat malam mas" kata Fiat yang sudah mengejar mba Sammy. "Selamat malam, awas Fiat belakang lu" jail Mew. Fiat pun tetap berjalan menyeimbangkan dengan mba Sammy. "Ishhh gue takut. Mana gelap. Jangan ninggalin gue lagi!" Amuknya yang masih terdengar di telinga gue. Gue pun menatap ke arah Mew. Gue sama Mew pun berjalan menuju ke kamar kami.

Gue berjalan ke kamar mandi untuk membersihkan wajah dan menggosok gigi. Saat mengambil pasta gigi, Mew menyusul gue. Dirinya sekarang berada di samping gue. Dengan menatap kaca besar didepan sana. Matanya menatap ke arah gue. Sialan! Kenapa gue blushing! Gue pun segera mendorong tubuh nya itu. "Jangan liatin aku!" Kata gue yang sedang menggosok gigi. Mew pun menaikan 1 alisnya, sambil terkekeh dia masih menatap ke arah gue. Gue mencoba untuk mengabaikan dia, lama lama Mew juga bakal sudahi itu. Dan sekarang Mew sedang mengambil sikat gigi nya itu. Kami saling menggosok gigi kami. Setelah selesai gue segera berkumur dan meringis untuk menampilkan deretan gigi gue ini. Siplah sudah bersih. Tak lupa gue juga berkumur dengan cairan pembersih mulut itu.

Saat gue bersiap untuk ke kasur. Mew mendorong tubuh gue sampai gue terpentok dengan dinding yang ada di belakang punggung gue. Gue pun menatap matanya. Mata Mew yang tajam, senyum liciknya pun sudah tercetak di bibirnya. Tangan nya kini berjalan menuju tengkuk gue. Wajahnya didekatkan dengan wajah gue hingga sekarang bibir kami sudah saling menyentuh. Gue pun memejamkan mata saat Mew mulai melumat pelan bibir gue. Setiap lumatan itu gue membalas nya. Ciuman kami pun semakin panas. Mew menggigit bibir gue dengan pelan, namun darah keluar dari bibir gue. "Shhh" gue pun meringis kesakitan. Namun Mew segera mengobati rasa sakit itu dengan lumatan nikmat. Desahan kami terdengar cukup keras di bilik kamar mandi ini. Gue yang sudah sange pun memasukan tangan gue kedalam kaos yang Mew pakai. Dengan mengelus perut berotot nya itu, tangan gue berjalan menuju keputing Mew. Gue pun menarik puting nya yang tegang itu dan Mew memperdalam ciuman kami.

Mew menggendong gue ala koala, ciuman kami masih berlanjut sampai gue sama mew sudah di kasur. Mew menindih gue, bibir nya masih melumat bibir gue tanpa membiarkan gue menghirup udara dengan santai. Kaos gue dan Mew juga sudah di lepas, menyisakan celana kami. Desahan terus menyelimuti ruangan kami. Ntahlah ruang yang lain mendengar nya atau tidak, soalnya dinding dirumah nenek adalah kayu.

ANAK GUNUNG [MEWGULF] ✓bxb [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang