35 [ PAMIT ]

1K 123 21
                                    

Hari ini adalah hari terakhir kami di Yogyakarta, sudah 5 hari kami berada disini, banyak sekali hal yang gue lakuin selama di sini, bersama mba Sammy dan juga Fiat, pasti gue bakal rindu banget sama mereka si tukang gelut ini. Gue sama Mew yang sedang berkemas untuk kembali ke Jakarta sekarang hendak menutup jendela kamar ini, dan memastikan tidak adanya barang yang tertinggal di kamar ini.

"Udah lengkap semua yang?" Tanya Mew. Gue pun menganggukan kepala, "sudah, ayo segera sarapan terus kita berpamitan" ajak gue. Mew pun menjinjing tas kami keluar kamar dan meletakkan nya di samping lemari dekat meja makan. Di dapur sudah terlihat mba Sammy dan nenek yang sedang menyiapkan sarapan pagi ini. "Selamat pagi nek, selamat pagi mba Sammy" sapa gue sama Mew bebarengan. "Selamat pagi Mew Gupi" jawab mereka sambil terus menyiapkan sarapan nya. Gue sama Mew pun duduk di kursi makan. "Fiat belom bangun mba?" Tanya Mew.

"Belum tuh, tau kebo banget kalau ga di bangunin ga bakal bangun dia mah" jelas mba Sammy. "Huwahhh kata siapa gue belum bangun" suara itu muncul dari belakang tubuh kami. Dengan mata yang masih merem melek karena belum terkumpul nyawa nya, dan mulut yang menguap, Fiat berjalan menuju kamar mandi untuk mencuci wajahnya. "Tumben bener Lo udah bangun?" Tanya mba Sammy. "Udah dong mba, laper" jawabnya yang mendongolkan kepalanya dari bilik kamar mandi. Gue sama Mew hanya menggeleng kan kepala terkekeh menanggapi kedua saudara ini.

"Kalian udah beresin semua barang-barang kalian?" Tanya nenek. "Sudah nek" jawab gue bebarengan dengan Mew. "Sudah aman semua" lanjut gue. Nenek pun menganggukan kepalanya. "Padahal nenek masih kangen sama kalian berdua, jarang-jarang main kesini, sekalinya main, cuma sebentar saja" kata nenek yang sekarang terduduk di kursinya. "Iya tuh, lamain lagi ngapa si gup?" Tanya mba Sammy. "Ga bisa mba, kita udah planning soalnya" jawab gue. "Idih sok sokan pake planning segala" remeh mba Sammy. "Dih masa ga di planning, ntar bisa berabe kalau ga di planning ya mba Sammy" jelas Mew. "Iya soalnya kita kan orang sibuk" lanjut gue. "Dih dih sok sokan" kata mba Sammy. Nenek hanya menggelengkan kepalanya saja.

"Gupi janji kalo Gupi senggang, Gupi sama Mew bakal mengunjungi nenek kok. Gupi juga kangen tauk sama nenek" ucap gue yang sekarang sudah berada di belakang nenek sambil memeluk tubuh renta itu. Nenek tersenyum dan mengelus halus surai hitam gue. "Iya nenek percaya. Nak Mew tolong jaga anak bayi ini terus ya. Kalau dia nakal langsung kasi ajar aja oke?" Perintah nenek. Mew pun terkekeh sampai matanya hilang. "Siap nek. Kasi ajar apa ya nek kalau boleh tau?" Usilnya. "Husttt" nenek meletakkan jarinya tepat di bibirnya itu. Lalu terkekeh, "ishhhh lagi ngomongin apa sih ga paham nih auuu" ucap gue yang sekarang sudah melepas pelukan nenek. Semua orang yang disini pun terkekeh menyaksikan gue yang kebingungan.

"Ada apa nih rame-rame?" Tanya Fiat yang barusan keluar dari kamar mandi. "lama amat lu dek?" Tanya mba Sammy. "Biasa mba. Setor pagi" jawab nya. "Idih jorok" kata gue sambil menutup hidung gue. "Ishh mas mah kek ga pernah aja" kini Fiat sudah duduk di kursinya. "Udah cuci tangan kan?" Tanya mba Sammy. "Udahlah! Ya kali mau sarapan ga cuci tangan dulu" jawab Fiat sinis. Nenek terkekeh lalu mengelus rambut Fiat, memang dia duduknya di samping kursi nenek. "Sudah.. seneng banget kalau buat usilin adeknya. Kasian Fiat nya" kata nenek membela Fiat. "Itu nek, mba Sammy selalu gitu. Apalagi kalau ada mas mas ini mereka selalu usilin Fiat" adunya. "idih sa ae lu" kata gue sambil terkekeh.

"Yaudah ayok lekas sarapan kasian kalau kalian terlalu siang berangkat nya" kata nenek, kini mba Sammy mulai mengambilkan sarapan untuk kami, lalu kami berdoa dan langsung memakan sarapan pagi ini, sangat enak sekali. Pasti ini bakal gue rinduin kalo udah di Jakarta nantinya, gue ga bakal bisa rasain lagi masakan nenek dan mba Sammy. Mulut gue terus mengunyah nasi dan lauk pauk ini, sungguh enak. Sampai tak dirasa makanan yang ada di piring gue sudah lenyap berada di perut gue.

Gue pun mengambil air minum lalu meneguknya, Mew pun begitu. Lalu setelah kami selesai semua, kami segera membereskan bekas sarapan ini. Iya hanya gue sama mba Sammy, ntah lah Mew sedang berbincang dengan nenek, gue gak tau apa yang sedang mereka bicarakan.

Gue sama mba Sammy yang sudah menyelesaikan cuci piring lalu kembali lagi ke meja makan. Nampak Fiat dan Mew yang masih mendengarkan perkataan nenek dengan seksama. Gue pun ikut nimbrung kepercakapan mereka. Namun gue ga paham sama apa yang sedang di omongin. Dahlah biarin aja.

Gue menengok jam tangan yang ada di pergelangan tangan gue, sekarang sudah menunjukan pukul 8. Ntah pukul berapa gue sama Mew bakal pulang ke Jakarta. Gue pun menyenggol siku Mew dan Mew segera menengok ke arah gue. Lalu gue menunjukan pukul berapa kepafa Mew. Mew pun menganggukan kepalanya. Nenek yang sudah selesai bercerita pun tersenyum ke arah gue.
"Nenek cerita apa sih? Gupi ndak paham" tanya gue. Nenek hanya menggelengkan kepalanya. "Sudah pukul 8, kalian mau berangkat jam berapa?" Tanya nenek. "Sebentar lagi nek, kami baru saja makan, takut mual nantinya" jawab Mew. Nenek pun menganggukan kepalanya. Lalu nenek beranjak dari duduknya dan segera masuk kedalam kamar nya.

Gue, Mew, mba Sammy, sama Fiat kini sudah berada di teras rumah. Mew sedang memanasi motornya karena mau buat perjalanan jauh, dan kita pun berbincang bincang, "gue rindu sama keluarga Riau gup" kata mba Sammy. Gur hanya tersenyum simpul, Sebenernya gue juga rindu, udah lama juga gue ga ketemu sama bokap nyokap gue. Tapi gapapa lah ntar kalo ada waktu senggang gue bakal balik kampung dan segera nemuin mereka.

Gue sedikit menghela napas, "kapan kapan kita main kesana yok mba. Gue juga rindu" kata gue. Mba Sammy pun sangat girang, Fiat juga sangat senang, dan kami pun terkekeh bersama sambil menceritakan kisah kisah masa kecil dulu. Mew hanya melihat kita dari jauh karena dia masih memanaskan mesin motornya. "Ada apa nih kok rame sekali?" Tanya nenek yang sekarang sudah berada di ambang pintu. "Ndak nek, cuma bercerita waktu kecil dulu" jelas mba Sammy. Mew pun berjalan menghampiri gue sama yang lainnya. "Nak Mew, sudah mau berangkat hum?" Tanya nenek. Mew pun menganggukan kepalanya. "Njih nek (iya nek) lagi siapin motornya" jawab Mew. Lalu nenek pun meraih tangan gue dan memberikan amplop itu kepada gue. "Ga seberapa namun nenek harap bisa untuk ongkos pulang kalian" kata nenek. Gue pun menggeleng. "Ishh nenek, Ndak usah, buat nenek aja, Gupi udah gede tauk" kata gue. "Mau kamu segede apapun itu, kamu tetap anak kecil di mata nenek le" kata nenek, "ambil saja, lagian jarang-jarang kalian main kesini. Simpan buat ongkos balik ke Jakarta" perintah nenek. Gue pun melihat ke arah Mew debgan maksud meminta saran dari dia. Dan Mew hanya tersenyum saja. Ishh dasar.

Akhirnya gue pun menerima amplop itu dan segera memeluk nenek. "Makasih ya nek, Gupi bakalan rinduin nenek kalau udah di Jakarta nanti" kata gue yang masih memeluk nenek. Nenek mengelus punggung gue halus. Lalu gue melepas pelukan nenek dan mencium tangan keriput itu. Mew pun melakukan hal yang sama, tak lupa dengan Fiat dan juga mba Sammy, "gue bakalan rinduin kalian" kata gue. "Ayo ikut ke Jakarta aja" sambung Mew. "Dih ga bisa lah, ntr yang jagain nenek siapa. Kita kan bisa video call sekarang, jangan di buat ribet ye gak?" Tanya mba Sammy. Fiat hanya menganggukan kepalanya. "Um yaudah, Gupi sama Mew pamit ya nek. Doakan selamat sampai tujuan" pamit gue. "Mew pamit, assalamualaikum" pamit Mew. "Iya waalaikumsalam, hati-hati di jalan, kalau sudah sampai jangan lupa untuk memberi kabar" perintah nenek. Kami pun menganggukan kepala, helm sudah terpakai dan kami pun segera menaiki motor kami. Tak lupa Mew memberikan klakson dan segera menstater motornya melesat ke jalanan, gue pun memeluk pinggang itu dengan erat.










Tbc.
Halo waanjai yang masih setia menunggu kelanjutan dari ANAK GUNUNG MG. segmoga bisa mengobati rasa rindu kalian naaaa
Like komen share nya jangan lupa xixi

ANAK GUNUNG [MEWGULF] ✓bxb [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang