ANAK GUNUNG [MEWGULF] ✓bxb [COMPLETED]

31 [ YOGYAKARTA ]

Malam telah tiba, setelah melakukan perjalanan kurang lebih 11 jam, kami pun sudah sampai di rumah nenek. Rumah nenek berada di kota pelajar, yaitu Yogyakarta. Gue menunggu Mew yang sedang memarkirkan motor di garasi sana. Dengan tas carrier yang sudah gue lepas, Mew pun menghampiri gue dan segera mengambil alih tas carrier itu.

Badan gue pegal semua, terutama bagian pantat. Padahal pantat gue udah bohai gini namun tetap saja terasa pegal dan tepos saat melakukan perjalanan jauh.

Gue sama Mew pun mengetuk pintu utama rumah nenek. "Permisi" ucap kami bersamaan. Rumah nya masih begitu kental dengan rumah adat Yogyakarta. Ornamen yang digunakan pun sangat indah sekali karena memang terbuat dari kayu pohon jati asli. Rumah nenek memang terlihat sepi, namun sebenarnya di dalam sana terdapat banyak saudara gue yang memang sangat menyayangi nenek gue ini. Mereka selalu mengunjungi nenek dan selalu merawat nya, memang sudah kewajiban nya, lagian kakek juga sudah tiada.

"Permisi" ucap gue lagi. Dan pintu pun terbuka menampilkan sesosok pria yang berdiri disana. "Owala mas Gupi sama mas Miu udah sampai tah, Mangga silahkan masuk" ucapnya mempersilahkan kami. Gue sama Mew pun tersenyum lalu masuk kedalam rumah.

Namanya Fiat, dia saudara gue, Fiat juga tahu soal hubungan gue sama Mew. Bukan berarti seluruh keluarga tahu loh ya. Ada beberapa orang yang ga gue kasi tahu. Tahulah respon mereka berbeda beda. Sedangkan Fiat sendiri dirinya open mindset banget. Mew dan Fiat juga sangat dekat. Kalau gue ajak Mew kesini pasti Fiat akan bercerita banyak hal dengan Mew. Untung saja lah gue senang kalau begitu, mereka akrab dengan sangat cepat.

"Gimana tadi perjalanan nya?" Tanya Fiat. "Alhamdulillah lancar dek, sering istirahat juga tadi" jawab Mew. Fiat pun menganggukan kepalanya sambil tersenyum.

Kami sedang duduk di kursi berbincang bincang ngalor ngidul dan kemudian mba Sammy datang dan membawa teko dan 3 buah cangkir. Mba Sammy menuangkan teh hangat itu ke cangkir kecil dan segera memberikan kepada gue, Mew sama Fiat. "Silahkan di minum" ucap mba Sammy yang sekarang duduk di samping Fiat sambil memeluk penampan tadi.

"Gimana kabar lo gup?" Tanya mba Sammy, "baik mba, mba sendiri gimana?" Tanya gue balik. Mba Sammy menganggukan kepala yang diartikan dia baik baik saja. Mba Sammy melihat kearah Mew sambil membuat tatapan menggoda kepada gue. Gue pun mengangkat alis gue. "Apa?" Kata gue. "Mew, masih setia aja lu sama Gupi" kata mba Sammy.

"Setia dong mba, kan gue anaknya ga suka selingkuh apalagi poligami. Bukan golongan saya" kata Mew yang sekarang tertekeh. "Dih" ketus gue di akhir kekehannya.

Jadi mba Sammy itu, kakak nya Fiat, mba Sammy adalah anak dari adik mamah gue. Harusnya gue ga panggil dia mba, karena udah kebiasaan dari kecil gue pun tetap memanggilnya dengan panggilan 'mba'. Dia orangnya juga open mindset banget. Apalagi soal hubungan gue sama Mew, dia ngedukung banget. Mba Sammy juga selalu kepo tentang hubungan gue sama Mew. Dia terbawa sama series Thailand yang ganda putra itu. Mba Sammy pernah cerita, dirinya sering menonton series ganda putra. Dan sering melakukan hal hal bodoh saat couple kesayangan nya melakukan sesuatu. Ntah lah gue juga ga paham. Intinya gue sayang banget sama mereka.

Kami pun berbincang banyak hal, saling bertukar cerita, dan saling mengucap merindukan sesama. "Nenek dimana mba?" Tanya gue. "Masih di dapur kayaknya, tadi waktu gue bikinin minuman nenek kata mau masakin makanan buat kalian bedua" jawab mba Sammy. Gue pun mengangguk. Lalu gue berdiri dan mengandeng tangan Mew. Gue sama Mew sekarang sudah berada di dapur dan kami pun melihat nenek yang masih bergelut dengan aneka bahan makanan di sana. "Nenek" sapa gue. Yang di panggil pun segera menoleh ke arah kami dan langsung berjalan cepat menghampiri gue sama Mew. "Gusti, wis gede banget tah le, wis pirang tahun koe ra rene?" (Translate: "Gusti, sudah besar sekali ya anak laki ini, sudah berapa tahun kamu ga main kesini?") Tanya nenek, lalu memeluk tubuh gue.