Karena badan gue tadi masih pegal, seharian gue hanya rebahan saja. Mew juga ga kemana mana, dirinya di kost bersama gue mengisi hari nya dengan bermain gitar. Gue yang sedang dinyanyikan pun tersenyum. Ntah tak bosan-bosannya dengan memetik gitar, hanya ini yang kami lakukan.
"Yang.." panggil gue. Mew yang sedang memetik akord gitar pun menoleh ke arah gue. "Hmm?" Dehem nya. Gue mensejajarkan diri dengan Mew lalu senyuman tercetak di bibir gue. Sekarang badan gue juga sudah mendingan.
"Gimana kalau kita liburan ke rumah nenek aja?!" Ajak gue sumringah. Nenek itu ibu dari ibu gue. Ibu gue orang Jawa dan bapak gue orang Riau, makanya saat kecil gue hidup di Riau karena ibu dibawa bapak kesana. saat mereka membuat anak jadilah Gulf Kanawut yang manly ini. Makanya gue kalau manggil kakak dari ibu gue dengan sebutan 'budhe' bukan 'ibu saudara'
"Gimana mau tidak?" Ulang gue lagi. Mew pun tersenyum dan menganggukkan kepalanya. "rindu yah sama nenek?" Tanya nya. Gue pun mengangguk. "udah lama juga ga kesana" kata gue. Memang iya sih sudah lama kami ga mengunjungi nenek. Kenapa gue bilang kami? Karena Mew sudah pernah berkunjung kesini 2 kali, yang pertama karena kematian kakek gue dan yang kedua karena gue ajak dia buat main ke desa yang masih asri ini.
"Yasudah mandi dulu gih, habis itu kita berkemas" kata nya. Gue pun mengangguk, "siap booos!" Kata gue yang sekarang bersiap untuk berdiri. Untung saja ini pinggang udah agak mendingan. Gue pun berjalan ke arah kamar mandi dan tak lupa membawa handuk yang gue selempang kan di pundak gue.
Gue mulai mandi, membasahi tubuh gue, menyikat gigi, menyabun tubuh gue dan tak lupa keramas karena memang sudah waktunya. Gue juga menyuci wajah gue. Setelah selesai gue pun memakai handuk. "Ah sial! Kenapa lupa membawa pakaian!" Sadar gue. Gue pun berjalan keluar kamar mandi dengan handuk yang dililitkan di pinggang gue.
Mew yang masih rebahan itu pun tersadar kalau gue sedang mencari pakaian untuk di pakai. Mew pun bangkit dan membantu gue. "Kebiasaan banget, dah tua nih ye" ucap nya mengusili gue. Gue pun diam saja dan terus menunggu Mew yang sedang mengambilkan pakaian gue itu. "Nih" ucap nya sambil meletakkan pakaian di atas kasur, gue pun tersenyum dan mengucap terimakasih.
Mew berjalan ke kamar mandi dan dirinya mulai mandi. Sedangkan gue sedang memakai pakaian ini. Setelah selesai gue menyisir rambut yang masih basah ini. Dan setelah itu gue berjalan ke arah kulkas untuk mengambil beberapa camilan. Gue pun merebahkan diri gue di kasur sambil menonton TV. Biasa gue lebih suka melihat kartun dari pada sinetron itu.
Tak lama kemudian Mew sudah selesai dengan mandinya. Dirinya kini bergabung dengan gue yang sedang menonton TV. .
"Prepare sekarang ya?" Ajak Mew. Gue pun mengangguk. Enak pokonya punya pacar kek Mew. Kalau mau kemana-mana pasti di turutin. Kalau punya pacar yang satu frekuensi itu memang enak guys. Lebih paham sama yang kita inginkan.
TV masih menyala, gue sama Mew pun mulai mengemas beberapa pakaian yang akan kami bawa. Setelah dirasa cukup gue pun memasukan pakaian itu ke dalam tas carrier yang biasa kami pakai.
"Yang, udah ngasi kabar?" Tanya Mew di sela-sela kegiatan kami. "Woiya bentar, kelupaan hehe" kekeh gue. Gue pun mengambil handphone gue dan segera mengetik beberapa pesan untuk saudara gue yang ada disana. Setelah mengirim nya gue pun kembali mengemasi sisa barang kami. Ga banyak yang kami bawa. Pakaian sama alat mandi doang, selebihnya sudah ada di rumah nenek.
"Mau makan apa?" Tanya Mew, tau aja dia mah perut gue udah keroncong dari tadi ehehe. Gue sedang malas masak. Padahal pinggang gue udah ga sakit. "Kamu mau beli?" Tanya gue. Mew pun mengangguk. Dirinya berjalan ke arah kulkas dan meneguk air dingin itu. "Jangan banyak-banyak" suara gue mengingatkan. Kebiasaan banget si mew mah. Mew pun nyengir ke arah gue. "Yaudah jadi beli apa yang?" Tanya nya lagi. "Terserah aja. Nasi goreng juga mau" kata gue. "Hm. Sama apa lagi?" Tanya nya lagi. "Es teh manis aja" Mew pun mengangguk paham lalu berjalan ke arah pintu.
"Ikuuuutt" kata gue yang sekarang sudah menyusulnya. "Yah dirumah aja. Biar aku beliin" katanya menolak. "Gamau! Mau makan di luar" kata gue dengan nada yang tinggi. Mew pun menghela nafas dan segera menggandeng tangan gue. "Dasar bayi besar" kata nya. Gue pun mencibir di sampingnya.
Malam ini suasana kota Jakarta sangat cerah, tiada mendung yang menutupi langit Jakarta. Gue sama Mew yang berjalan pun bisa menghirup udara malam ini. Ramai pasti nya. Kami berjalan ke kedai nasi goreng langganan kita. Dan segera mencari tempat duduk. Setelah itu pelayan datang dan menulis pesanan kami.
"Dingin" ucap Mew yang kini memeluk gue. Banyak orang disini namun Mew tetap melakukan nya tanpa memperdulikan mereka. Gue pun mengelus pelan tangan nya itu.
"Kalau punya anak yang sudah umur 2 tahun pasti sekarang dia lagi rewel banget ya kan?" Ucap nya tiba-tiba yang sukses bikin gue terkejut. Sumpaaah! Hari ini Mew menghalu tentang anak mulu. Gue pun tersenyum ke arah nya. "Iye rewel! Ribet kan jadinya!" Kata gue menyindir nya. Mew pun terkekeh. "Hehe menyesuaikan diri dulu dong. Mencoba menjadi orang tua yang baik buat anak-anak kita" ucap nya. Gue yang tersipu malu akhirnya mengedarkan pandangan gue ke arah lain sambil ngedumel dalam hati. Sialan! Pinter banget dia ngomongnya! Hiyyyaaaaa Meeeew!
Tak lama kemudian nasi goreng dan es teh manis pesanan kami sudah datang. Gue sama Mew pun segera memakan nya.
"Selamat makan, baca doa dulu jangan lupa" kata Mew. Gue pun mengangguk dan segera membaca doa. Lalu kami pun segera memakan nasi goreng itu selagi masih hangat.
"Pelan-pelan nanti dedek nya kesusahan nyernanya" Kata Mew. Gue pun mencubit lengan nya itu. Malu anjir!
"Kamu mah ngomongin anak mulu seharian. Orang di perut aku juga ga ada anaknya hm" kata gue. Mew pun melihat ke arah gue. "Dih kamu ya. Kamu ga boleh capek capek pokoknya. Aku larang keras!" ucapnya tegas. Seakan-akan di perut gue memang ada janinnya, Mew menjadi lebih over protective terhadap gue. Gue yang mendapat perhatian lebih dari Mew tentu saja gue senang. Tapi kalau Mew terus terusan berhalu kalau di perut gue ada janinnya gue takut juga kalau realita nya bukan seperti yang Mew harapkan. Takut kalau dia kecewa. Makanya gue agak ga suka saat dirinya selalu membahas janin di perut gue. Apa mungkin gue tes aja kali ya. Ahhhh ya masa sih gue hamil. Tapi ga tau juga ding. Coba nanti gue cek ajalah. Semoga aja hasilnya memuaskan. Tapi bakal gue cek kalau sudah sampai di rumah nenek saja lah.
"Yang" panggil Mew, gue pun tersadar dari lamunan gue dan melihat ke arah Mew. "Kenapa ngalamun?" Tanya Mew. Gue menggeleng kan kepala. Mew pun mengangguk dan melanjutkan makannya. Keheningan mulai terasa. Gue pun berkata "mampir apotek yah" ajak gue. Mew pun membelalakkan matanya lebar. "Hah?! Kamu sakit?" Tanya Mew. Gue menggeleng. "Ngga, mau beli sesuatu aja hehe" kata gue. Mew pun mengangguk menyetujui. "Emang mau beli apa?" Tanya nya.
"Beli testpack" kata gue. Mew malah semakin membelalakkan mata nya lebar.
Tbc.
____________________Hayolo njaiii, gupi mau beli testpack buat apaan coba😭
KAMU SEDANG MEMBACA
ANAK GUNUNG [MEWGULF] ✓bxb [COMPLETED]
FanfictionWarning! 🔞 PARA PEMBACA HARUS MEMPERTIMBANGKAN LAGI UNTUK MEMBACA CERITA INI KARENA INI CERITA GAY! JANGAN SALAH LAPAK YA READERS YANG BUDIMAN. TERIMAKASIH ____________________________ MewGulf si anak Jaksel yang demen nanjak ke gunung. Penuh denga...