Mew langsung memeluk gue dari belakang dan mengecup punggung gue sebanyak yang dia mau.
Walau banyak tatapan mata ke arah kami, tapi kami merasa biasa saja. Biarlah sama yang di pikiran orang lain. Gue yang terbuai pun kini mulai memejamkan mata gue. Sial! Akhirnya gue tersadar dan segera menarik tubuh gue menjauh dari bajingan ini.
Gue mendorong tubuh Mew hingga dia mundur beberapa langkah dari tempat tadinya berdiri.
"Najis" Kata gue. Mew langsung menatap mata gue tajam. Rahangnya yang tadi mengeras, kini sudah tak seperti itu lagi. Matanya sayu. Dan hanya bisa menundukan kepala.
"Jadi gini kelakuan Lu selama tiga tahun ini?" Gue memberikan tepukan tangan kepada Mew.
Mew masih terdiam di sana. Gue melirik ke arah belakang Mew. Mengamati apakah bocah itu masih ada. Ternyata udah ga ada. Dasar cupu.
"Salut gue sama Lu bro" lanjut gue. Mew yang tadi hanya bisa menunduk kini mengangkat kepalanya. Matanya yang tajam itu menatap ke arah gue. Tatapan mata Mew selalu membuat gue jatuh. Gue selalu leleh jika harus menatap mata tajam itu.
"Ga seperti yang kamu lihat Gulf. Biar Aku jelaskan" katanya sambil menarik tangan gue. Bukan tarikan kasar melainkan tarikan halus.
Heran banget gue. Saat gue ngamuk, Mew bakalan lebih tenang dan halus kepada gue. Namun saat dia ngamuk, gue bakalan lebih keras kepala dari pada dia. Dan itu membuat diantara kita semakin keruh saja. Sial!
Gue sama Mew udah sampai di taman belakang fakultas seni. Oke gue baru sekarang di ajak Mew kesini. Kami duduk di kursi panjang yang ada di bawah pohon rindang ini. Sungguh segar. Otak gue seketika menjadi lebih hangat dan mungkin saja Mew mengajak gue kesini buat nenangin pikiran gue.
"Sayang.. bukan seperti itu. Aku tidak menyuruhnya untuk menyiumku. Kamu tau kan? Aku sayang sama kamu doang. Ga ada yang lainnya" Kata nya. Gue masih memandang ke depan. Gue masih terbayang sama ciuman tadi.
Sialan siapa dia sebenarnya?! Berani berani nya nyipok pacar gue. "Hmm. Siapa dia?!" Tanya gue.
Mew diam sedikit lama. Lalu tangan nya terulur menggenggam tangan gue. "Kamu percaya kan sama Aku?" Tanya nya.
"Percaya apa? Orang gue tanya aja kaga di jawab!" Kata gue geram. Mew masih saja menggenggam tangan gue. Dan genggaman itu semakin kuat saja.
"Dia bukan siapa siapa ku sayang.." jelas nya. "Lah iya! Lalu siapa? Kan tadi udah gue tanya!" Kata gue sedikit ngegas. Mew terdiam tak menjawab pertanyaan itu. Apasih? Pertanyaan semudah ini namun dia ga bisa menjawabnya?
"Oke diem lu gue anggap Lu udah menjawab pertanyaan ini dengan menyebut bocah tengil tadi dengan sebutan SELINGKUHAN!" Kata gue. Gue inget ini bocah yang sama waktu gue lihat dia bareng sama Mew saat pertandingan bola waktu itu dan kami juga bertemu lagi di kedai geprek nya Mang Toni.
"Lu diem lagi.. padahal tinggal jawab dia siapa? Kenapa dia nyium Lu.. tapi apa? Lu Diem.. berengsek banget berani berbuat tidak berani bertanggung jawab lu ye! Hahah!" Kata gue. Oke gue kalau sudah marah sopan santun gue seketika lenyap termakan emosi. Hanya umpatan dan kata kata kasar yang keluar dari mulut gue.
Mew yang sejak tadi terdiam, tiba-tiba saja, tubuhku sudah dia peluk. Pelukan yang sangat hangat. Bibirnya kini mengecup pundak gue dan juga leher gue. Gue mendongakan kepala dan mendesah karena perlakuan biadab anak ini.
"Kamu percaya kan sama Aku? Aku ga selingkuh. Udah cukup punya kamu. Aku ga bakal cari yang lain sayang" ucapnya di sela-sela ciumannya. Gue masih memejamkan mata gue. Gue ga mau munafik. Gue selalu luluh jika diperlakukan seperti ini oleh Mew. Tapi gue masih butuh penjelasan!
Gue pun mendorong tubuhnya itu dan mencengkeram kerah kemeja nya. Kesadaran gue sudah pulih.
"Gue tanya dia siapa! Kalau bukan selingkuhan terus apa!?" Tanya gue.
"Sayang lupain soal dia. Kamu jangan pikirin yang tadi yah. Aku tidak mencium nya. Kamu lihat di waktu yang tidak tepat jadi akhirnya seperti ini" katanya.
Apa apaan di suruh lupain begitu aja! Jelas jelas gue liat dia ciuman sama bocah tengil itu!
"Ga! Gue ga bakal lupain begitu aja, sebelum Lu menjawab pertanyaan gue. Jangan harap Lu bisa tidur nyaman malem ini!" Ancam gue.
Gue mendengar hembusan napas kasar itu. Mew menatap dalam manik mata gue. "Dia mantan pacarku yang" katanya lemah.
Gue pun membulatkan mata yang sudah bulat ini. Hah?! Jadi selama ini yang Mew maksud mantan nya itu dia? Dia mantan pertama Mew?! Sialan ternyata kita satu kampus! Kenapa gue baru tahu? Fak!
Gue pun mencengkeram kuat kerah kemeja nya. "Enak ya bisa mesra mesraan sama mantan kalau gue ga ada?" Tanya gue. Tangan Mew memeluk pinggang gue.
"Ngga sayang, kamu salah. Bukan seperti itu" jawab nya yang masih bersikeras membela diri.
"Udahlah Lu bilang bukan kek gitu bukan kek gitu terus! Lah yang bener itu gimana! Lu ceritain sama gue! Cepet! Kita udah 3 tahun ya Mew! Brengsek banget lo sumpah!" Kata gue yang udah diambang batas.
Tangan Mew masih setia memeluk pinggang gue. "Iya dia mantan ku. Mantan pertama yang pernah Aku bilang ke kamu. Sebenarnya dia ngajak Aku balikan sam-"
"Buset, Lu mau balikan sama dia?!" Kata gue memotong Mew bicara. Kini tangan Mew mengelus rambut gue halus. Kepalanya menggeleng menandakan tidak.
"Ngga sayang, Aku sudah punya kamu. Lagian kamu juga tahu kan kalau aku ga bakal balikan sama yang namanya mantan" ah Iya bener juga. Mew ga mau balik sama yang namanya mantan. Makanya gue mikir mikir kalau mau bilang putus ke dia. Sebenarnya gue itu sayang banget sama dia. Sayang bangettt.. yah gue sadar sama sikap tempramen gue ini.
"Iya.. kemarin aku bohong sama kamu. Ga ada tugas dadakan itu hanya pesan dari dia. Namun ga Aku gubris tenang saja. Sebenarnya dia itu selalu mengirim ku banyak pesan. Tapi semua nomornya sudah aku blokir, Dan yang terakhir kemarin, Aku juga sudah memblokirnya. Aku eneg liat dia kekgitu terus" jelasnya. Gue pun mengambil napas kasar. Rahang gue masih mengeras.
"Aku udah ga ada rasa sama dia. Kamu percaya kan? Lagian kita I udah 3 tahun Gulf. Ga mungkin jika aku ada rasa dia"
"Halah! Kan bisa saja. Dia bikin Lu nyaman terus Lu CLBK sama dia!" Gue masih geram saja.
"Ngga sayang. Aku cuma sayang sama kamu. Kamu percaya kan. Dan Aku minta maap soal kebohongan yang pernah Aku lakuin. Tapi Aku ga pernah nyium dia, ingat. Yang tadi itu ga tau aja. Tiba tiba dia nyium aku. Baru mau aku gibeng, tapi Aku lihat kamu, jadinya ku urungkan saja niatan itu" katanya.
Sebenarnya gue percaya sama Mew. Mew jujur gue tahu. Dari mata nya saja gue bisa tahu kalau dia sedang tidak menyembunyikan sesuatu dariku.
Elusan di rambut gue semakin halus saja. Wajah Mew semakin mendekat dengan wajah gue.
Cup
Mata gue terpejam. Satu kecupan mendarat dimata kiri gue. Dan satu kecupan lagi mendarat dimata kanan gue.
"Hm Aku juga minta maap" Kata gue pelan. Mew mengangkat dagu gue. Sambil mengecup bibir gue. "Gapapa. Aku yang minta maap, dimaapin kan?" Tanya mew. Gue hanya mengangguk saja. Sambil tersenyum ke arahnya.
Sikap iblis gue sudah hilang. Mungkin gue sudah kembali menjadi Gupi nya mew. Mew langsung memeluk tubuh gue dan membisikan sesuatu tepat di telinga gue.
"I love you" katanya. Gue mengernyitkan dahi menatap matanya.
"Ga usah keseringan! Ntar ilang maknanya! Dan satu lagi! Ga usah berhubungan sama mantan mantan mu! Aku cemburu bangsat!" Kata gue sambil menyubit perutnya itu. Mew meringis menahan cubitan gue.
"Iya bawel. Minta maap Aku. Yaudah ayok aku traktir makanan aja. Pasti kamu laper" Katanya. Gue pun segera bangkit dan menarik tangan Mew.
"Ishhh! Buruan! Aku laper banget tau!!!" Kata gue sambil menggandeng tangan Mew.
"Sabar sayang, pelan pelan, nanti jatoh" ucapnya yang masih gue tarik.
Tbc.
____________
KAMU SEDANG MEMBACA
ANAK GUNUNG [MEWGULF] ✓bxb [COMPLETED]
FanfictionWarning! 🔞 PARA PEMBACA HARUS MEMPERTIMBANGKAN LAGI UNTUK MEMBACA CERITA INI KARENA INI CERITA GAY! JANGAN SALAH LAPAK YA READERS YANG BUDIMAN. TERIMAKASIH ____________________________ MewGulf si anak Jaksel yang demen nanjak ke gunung. Penuh denga...