Sebelum sang mentari muncul di balik sana. Gue sama Gulf udah bangun terlebih dahulu. Pukul 04:30 kami sudah bangun lalu kami menggosok gigi dan mulai menanak nasi dan membuat beberapa lauk untuk menemani sarapan kami.
Gue membuat lauk terlebih dahulu. Menggoreng sosis, membuat sup kentang dan wortel, menggoreng tempe. Setelah itu gue baru dong menanak nasi.
Gulf sudah menyiapkan kopi panas untuk pagi kita.
Pukul 05:15, makanan telah selesai dibuat.
"Yang, ayo ke puncaknya, sarapan abis turun dari sana" kata Gulf ngajakin gue ke puncak.
Gue pun mengangguk dan bersiap untuk ke puncak.
"Kang, ikut ga?" Tanya gue dengan komunitas itu.
Mereka juga sudah selesai dengan proses memasaknya. Lalu mereka mengikuti jalannya kami. Sebelum sang mentari muncul, kami berjalan cepat supaya bisa sampai di atas sana.
Gulf semangat sekali kali ini. Semalam saja dengkuran nya keras sekali. Semalem enggak bisa kelon gegara kita pakai sleeping bag hem. Tapi gapapa dari pada dia kedinginan. Yang penting hangat didalem sleeping bag.
Tak lama kemudian kami telah sampai di puncak. Dengan pemandangan gunung Sindoro dan gunung Sumbing di depan sana, sinar mentari yang muncul di ufuk timur memancarkan cahaya kuning ke-orange sebagai penanda keceriaan. Dengan kabut yang sedikit menutupi 2 gunung di depan sana. Menakjubkan sekali ciptaan mu ini Tuhan.
Gue merangkul bahu pacar gue, lalu gue memandang wajahnya yang tampak senang itu. Senyuman diwajah Gulf terus terpancar bersamaan dengan sinar matahari ini, membuat hati gue merasa damai.
Gulf akan senang sekali saat dia menjumpai sunrise di atas sini.
Gue juga akan sangat senang karena bukan karena hasil nya kita sampai dipuncak, namun karena perjuangan yang telah kita lalui, berjalan sejauh ini, terjatuh, terpeleset, dan masih banyak lagi. Karena puncak hanyalah hadiah yang bisa kita dapat jika kita berjuang melawan ego kita masing masing.
"Indah banget mas!" Ucap nya sumringah.
Wait! Bentar, mas? Gulf manggil gue mas kalau dia lagi diranjang doang hei! Astaga. Mew..... Jangan berfikiran yang aneh. Tolong ini masih di gunung. Buang pikiran itu jauh jauh.
Gue pun tergugup di samping Gulf. "Heh? Mas? Kenapa?" Tanya nya sambil menoleh kesamping gue.
Gue hanya menggaruk tengkuk gue yang ga gatel ini lalu menggelengkan kepala. "Ga ada" kata gue. Lalu Gulf kembali menikmati pemandangan di depan sana.
"Indah ya" kata gue pelan. Namun Gulf masih bisa mendengar nya.
"Iya, ayo kita ke Sindoro. Kan belum pernah. Yang Sumbing kan kita udah pernah yak?" Ajak nya.
Gue pun tersenyum ke arah nya. Memang lah pacar ku ini. Hobi sekali naik turun gunung. Gue pun mengangguk. "Ayo kita liat dulu" gue mengacak rambut hitamnya. Gulf terkekeh.
Gunung Prau ini tingginya 2565mdpl. Jadi cocok untuk para pemula. Udah gitu pemandangan Yang disuguhkan juga amazing banget. Apalagi kalau sudah ketemu lautan awan. Wihhh keren bos. Dan yang bikin gue seneng adalah, gue bisa sampai sini dengan pacar gue. Hahah yang jomblo harap jangan dengki.
"Happy anniversary" gue membisikkan kata ini di telinga nya Gulf. Gulf sedikit terkejut, mata nya melebar. Bibir nya menganga.
"Ahhh iya! Kita anniversary dong hari ini. Kok aku lupa!" Dengan ekspresi sedihnya itu lalu Gulf memeluk tubuh gue. Gue hanya terkekeh lalu membalas pelukan hangat darinya.
"Yahh mas, aku lupa ih. Maafin" kata Gulf mempoutkan bibirnya.
"Gapapa sayang. Aku udah nebak kalau kamu bakalan lupa sejak kita masih dirumah dan kamu ngajakin nanjak haha" kekeh ku terdengar.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANAK GUNUNG [MEWGULF] ✓bxb [COMPLETED]
FanfictionWarning! 🔞 PARA PEMBACA HARUS MEMPERTIMBANGKAN LAGI UNTUK MEMBACA CERITA INI KARENA INI CERITA GAY! JANGAN SALAH LAPAK YA READERS YANG BUDIMAN. TERIMAKASIH ____________________________ MewGulf si anak Jaksel yang demen nanjak ke gunung. Penuh denga...