10 [ LAGI ]

3K 197 7
                                    

Dan Pukk! Bahu gue serasa ada yang nepuk. Gue pun tersadar dari lamunan gue tadi. Gue melihat siapa orang yang menepuk bahu gue ini. Ternyata Gupi, seksi banget dia mah kalau abis main bola gini.

Keringetnya banyak betul, di pelipis nya terus menetes kebawah. Gulf duduk disamping gue lalu gue pun memberikan 1 botol air mineral buat Gulf minum.

"Enak ya, punya pacar. Gue mau cari tapi kok ga ketemu-ketemu sih!" Tinut juga ikut duduk di samping Gulf. Gue sama Gulf terkekeh mendengar sambatannya itu.

"Ya sabar, Lu jadi kapten Tim kudu bener dulu, Lu aja lembek, yang teges dong biar ada yang mau sama Lu" Kata Gulf sambil menepuk keras bahu Tinut. Tinut pun hanya mendesis kesakitan, sudah tau badannya lagi pegel pegel, bukannya dapat pijitan, malah dapat hantaman.

"Gimana tadi yang aku mainnya? Keren ga?" Tanya Gulf. Gue pun menggaruk tengkuk gue. "Heung... bagus kok yang, kek biasanya. Kamu kan biasa main bagus" kata gue sambil membenarkan rambutnya basah Gulf yang terus mengganggu mata indahnya itu.

Sebenarnya di menit akhir gue ga pokus, gue malah terbayang sama masa lalu yang ga penting itu. Shit! Apakah tim Gulf menang? Gatau gue ga pokus di saat itu.

"Ayok aku traktir karena Tim aku menang! 0-1 gapapa, Yang penting cetak point lah" Kata Gulf dengan semangat nya. Gue pun tersenyum ternyata Tim Gulf pemenangnya.

"Ayok lah, traktir ayam geprek nya Mang Toni ya Gulf? Yaaa yaaa yaaa?" Tinut kini sudah terbangun dari duduk nya. Dan sekarang kakinya yang satu dia naikan ke atas kursi tribun.

"Yeee! Elu harus nya yang traktir kita. Elu kan kapten Tim nya!" Jawab Gulf sambil menabok kepala Tinut. Tinut pun mengusap kepala nya. "Sakit! Gapapa ntar kapan kapan gue deh. Sekarang Lu aja dulu" jawab Tinut.

Akhirnya kita bertiga berjalan menuju kedai geprek milik Mang Toni. Deket kok sama kampus. Enak lagi, jadi langganan pokoknya mah.

Kami pun mencari tempat buat duduk. Ramai banget disini. Akhirnya kami pun duduk di tempat paling pojok dari kedai ini. Gapapa lah dari pada ga dapet tempat duduk.

Kami tadi sudah memesan dan kami pun menunggu pesanan datang dengan bercerita kesana kemari.

"Tadi waktu aku lagi main. Aku ga sengaja liat kamu duduk sama cowo mungil itu di tribun" Kata Gulf tiba-tiba. Gue pun mengangguk.

"Iya yang, dia adek kelas Aku dulu waktu masih SMP" jawab gue sedikit bohong. Eh tapi bentar loh dia adek kelas gue. Ga mungkin dong gue bilang kalau dia mantan pertama gue. Ntar yang ada Gulf ngamuk lagi. Dia Kan tempramen dan suka unmood.

"Ooo, Aku Kira selingkuh mu hahah" receh banget dia. Gue pun menggaruk tengkuk gue. Lagian ga ada yang mau selingkuh sama dia. Licik!

"Dih mana ada yang, Aku kan setia sama kamu. Punya kamu aja udah cukup kok" Kata gue.

"Ekhem! Sialan! Gue jadi udara nih, ada tapi tak berwujud. Please lah woi kalau pacaran jangan di depan orang jomblo" gue hanya terkekeh aja dengernya. Gulf kembali memukul kepala Tinut.

"Kalau ga mau ya Lu cari kursi sendiri sana. Lagian siapa juga yang mau Lu ada di sini" Kata Gulf sedikit kesal.

"Hustt, jangan gitu Yang, kamu mah galak. Kasian kawan kamu itu" Kata gue yang makin duselin Gulf. Tinut yang melihat pun hanya membuang pandangan nya ke segala arah.

"Iye iye. Mesra mesraan aja Lu bedua. anggep aje Lu di sini cuman berdua. Gue udara yang ga nampak gitu yak. Iya iya iya" Kata Tinut. Lalu dia bermain hp nya. Dan gue sama Gulf pun kembali berbicara hal hal yang yah,, kurang penting. Tapi biasa kami lakukan saat menunggu seperti ini.

ANAK GUNUNG [MEWGULF] ✓bxb [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang