17 [ BOCAH ]

3.9K 163 15
                                    

+62 xxxxx

Aku rindu mas. Ndak mau tau pokoknya nanti pulang ngampus aku mau ketemu sama mas.
12:00

____________

Astaga. Ternyata belum selesai juga ini masalah. Gue pusing punya mantan kayak Tar gini. Udah dikata yang mantan itu ga usah di pertahankan, orang gue juga udah ga ada rasa sama dia. Dia juga yang berbohong sama gue. Ya wajar kalau gue sakit hati karena ulah nya itu. Itu dulu. Sekarang gue kan sudah ada Gulf. Mau segalak sejudes apapun itu, gue tetepan bakal sayang, bakal cinta sama Gulf.

___________________________

Jam sudah menunjukan pukul 17:00, kami semua bersiap untuk bergegas kembali ke rumah kita masing masing, dosen juga sudah membubarkan kelas kita. Gue sedang mengemasi buku yang gue bawa lalu gue masukan ke tas punggung gue.

Waktu gue sedang bangkit dari kursi. Ada suara yang memanggil nama gue. "MAS MIU!" panggilnya kencang. Iya, itu Tar. Ternyata dia benar-benar keras kepala.

Gue pun menatap jengah ke arah nya. Hampir saja gue melewati nya namun tangan gue langsung di genggam dengan tar.

"Hm?" Dehem gue. "Heumm.. mau sama mas Miu" ucap nya manja sambil bergelantungan di lengan gue.

Gue yang tak nyaman pun segera menepis tangan tar dan menjauh dari adik tingkat itu. "Tar.. kalau ga ada yang penting, gue pamit pulang" ucap gue seraya berjalan meninggalkan dia.

Namun tar tak tinggal diam. Dirinya mengikuti langkah kaki gue. Gue pun menoleh ke arah nya. "Ada apa lagi?" Tanya gue.

"Kan udah aku bilang. Aku mau sama mas Miu" jawab nya yang berada dibelakang tubuh gue.

"Kalau kamu kayak gini terus, aku bisa saja ilfil sama kamu tar, tolong banget.. kalau kamu pengen berteman atau Abang adikan sama gue gapapa. Gue nyaman nyaman aja. Tapi kalau kamu berusaha buat dapetin gue lagi, monmaap, hati gue sudah buat Gulf doang, sudah! Sana pulang saja. Cariin mamah mu loh" ucap gue. Emang sih, dia kan anak mamah banget.

"Ishh ndak mau, aku ndak mau kalau cuman adik abangan doang. Ndak mau. Aku tau, sebenarnya mas Miu itu masih sayang sama aku. Masih suka terbayang kan sama cerita kita waktu dulu" ucapnya.

Gue pun tanpa sadar terkekeh atas ucapan yang tar berikan. Astaga bocah sekali dia. "Ngelantur. Dahlah gue mau pulang" kata gue sambil berjalan meninggalkan tar.

"Mas, i love you, aku selalu sayang sama kamu" teriaknya. Gue pun bergidik ngeri saat mendengar nya. Ntah lah Tar mengikuti jalan gue atau ngga gue gatau.

Mew pov end.
______________

Tumben banget kelas gue cepet kelar nya. Gue gabut, mau main bola juga males. Gue pun akhirnya hanya terduduk di bangku taman fakultas gue sambil membuka ponsel gue yang menampilkan foto foto gue bersama Mew. Ntah itu di kos, di gunung, di hutan, maupun di kampus. Gue tersenyum melihatnya. Lucu sekali. Ntah kenapa rasa rindu gue tiba-tiba saja muncul dan gue ingin sekali bertemu dengan Mew.

Gue pun menuju ke panggilan buat telpon Mew. Saat gue hendak pencet, gue baru sadar. Pasti Mew sedang ada kelas. Bisa saja dia di marahin dosennya karena handphone nya berdering.

Akhirnya gue pun berniat ke fakultas nya saja. Gue berjalan kaki saja sambil menikmati pemandangan yang disediakan kampus gue ini. Earphone sudah terpasang menutup lubang telinga gue. Lagu yang gue putar sangat pas sekali dengan perasaan gue saat ini.

Tak lama kemudian gue pun sudah sampai di gedung fakultas Mew. Gue berjalan ke kelas Mew dan menunggunya agak jauh dari pintu kelas nya.

Waktu gue sedang terpokus dengan handphone gue, tiba-tiba saja mata gue melihat bocah tengil itu. Gue pun menyipitkan mata gue. Sedang apa dia di sini. Wajah nya juga terlihat sangat bahagia. Gue pun akhirnya jadi terpokus dengan dirinya. Gue curiga kalau dia sedang menunggu Mew. Sialan masih saja berharap sama Mew.

Waktu dosen keluar dari ruangan. Bocah itu semakin semangat saja. Wajah nya sangat sumringah dan dirinya bangkit dari duduknya lalu berjalan kesana kemari.

"MAS MEW!" teriak nya tiba-tiba. Sialan membuat terkejut saja. Benar kan kalau dia menunggu Mew. Dasar bocah ingusan! Ngajak gelud sama gue ternyata.

Waktu Mew berjalan melewati bocah itu, tangan Mew di tahan dong sama tangan nya itu. Sialan. Mew pun terhenti dan ntah apa yang mereka bicarakan. Gue ga terlalu jelas mendengar nya.

Namun dari yang gue lihat, wajah Mew sudah malas sekali meladeni anak ini. Tapi apa yang mereka bicarakan, gue pengen denger astaga. Gue pun semakin mendekat kan diri dengan mereka menguping apa yang sedang dibicarakan. Sial! Sama saja. Gue masih belum dengar.

"Mas, i love you, aku selalu sayang sama kamu" teriak bocah tengil itu. Sialan, apa apaan nih! Berani berani nya dia bilang cinta ke mew. Wah beneran ngajak gelud ini mah! Mew juga sama saja! Dia kan udah janji ga bakal berurusan sama bocah tengil ini. Namun apa? Mew berbohong sama gue! Gue yang udah terbakar api kecemburuan pun akhirnya hendak melabrak bocah tengil itu.

Gue yang bersembunyi di balik dinding itu berjalan menghampiri bocah itu dan segera mendorong bahu nya kuat. Hingga bocah itu terdorong kebelakang namun dirinya masih bisa menjaga keseimbangan nya.

"DASAR BOCAH TENGIL! GA USAH GODAIN MEW LU YA! APA LU BUDEG? APA KURANG JELAS KALAU MEW ITU SUDAH MILIK GUE?!" Tanya gue yang sudah terlalu ngegas.

Bocah itu pun terkekeh menanggapi amukan gue. "Yang bocah itu lu, bisa ga sih Ndak usah dorong-dorong gue!" Kata bocah tadi.

Lah gue dikatain bocah! Hampir saja satu pukulan hendak gue berikan di pelipis bocah itu. Namun gue segera tersadar karena ini masih di kampus. Bisa saja gue mendapat pelanggaran karena memukul seseorang.

"Hah? Ndak jadi?" Tanya nya. Gue pun mencengkeram kerah kemeja nya itu dan gue hempaskan kuat. "Jangan berani beraninya lu deketin Mew lagi. Lu itu yang sudah bikin Mew sakit hati. Lu yang sudah bohongin Mew! Biarkan Mew bahagia sama gue! Mew berhak bahagia. Jadi jangan sampai lu rusak kebahagiaan mew dengan cara lo yang murahan itu, terus mengemis perhatian sama Mew. Bukannya sudah Mew bilang? Kalau dia sudah ga ada rasa sama Lo. Bukannya kalian itu sudah lama berpisah? Terus.. lo ga pengen gitu liat mew menentukan kebahagiaan nya sendiri? Lu ga mau liat mew bahagia? Kalau lu masih ngejar-ngejar mew terus, tanda nya lu masih membatasi kebahagian mew. Jahat banget ga sih? Please deh! Jangan ganggu lagi kebahagiaan mew dan juga gue. Lu cari laki lain sajalah! Kan masih banyak noh di luar sono! Apa lu juga ga sakit hati waktu lu ditolak sama Mew? Apa lu ga inget kesalahan yang pernah lu lakuin pada masa dulu? Tolong diingat kembali. Oke bocah? Gue tinggal balik ajalah. Semoga Lo paham sama maksud gue!"

Capek gaes ngomong panjang gini. Haha biarin semoga bocah tengil itu paham sama yang gue maksudkan. Gue pun hendak meninggalkan dia sendiri. Namun tangan gue di tahan oleh nya. Gue pun menoleh ke arah bocah tengil itu. Siapa sih namanya? Gue terlupa.

Tanpa aba-aba, bocah tengil tadi menarik tangan gue, ntah gue mau di bawa kemana sama dia. Gue pun memberontak minta dilepaskan. Namun tangan nya kini semakin erat menggandeng tangan gue. Akhirnya gue pun mengikuti dia saja.



Tbc.

ANAK GUNUNG [MEWGULF] ✓bxb [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang