Gue sama Tinut sekarang lagi mampir ke toko sport nih buat beli kebutuhan kuliah kami. Eh maksudnya kami mau membeli celana renang karena celana renang milik kami semakin ketat karena tubuh kami semakin berotot. Hahaha. Yah intinya seperti itulah. Gue sedang memilih sambil melihat lihat barang yang ada disini.
Tiba tiba saja.. bughhhhh
Benturan keras itu menjatuhkan seseorang yang berdiri di belakang gue.
"Ah maaf. Ga sengaja" kata gue yang tak enak hati.
"Hmmm... Gulf..." Sapa nya. Gue pun terkejut, kenapa dia tau nama gue. Sedangkan gue aja ga kenal sama dia.
Saat rambut wanita itu di benarkan, gue pun baru bisa melihat wajah wanita itu. Gue yang sedikit shock langsung mundur selangkah menjauh darinya.
"Gulf.. itu kamu? Tidak sengaja ataukah sudah takdir kita di pertemukan kembali?" Tanya nya. Gue pun menggaruk tengkuk gue yang tak gatal sambil mencoba mengabaikan nya dengan melihat-lihat barang yang dijual disini.
Namun wanita tadi malah semakin mendekat ke arah gue. "Gulf kau tidak rindu dengan ku?" Tanya nya. Gue yang sudah biasa saja kini menjawabnya dengan mudah. "tidak" jawab ku padat, singkat dan tentunya jujur. Tentu saja gue ga rindu sama dia. Orang dia saja bukan siapa-siapa gue.
Flashback on!
Gue sama Tinut sedang istirahat setelah mengikuti pertandingan sepak bola dengan sekolah lain. Biasa, tim gue selalu menang. Terbaik memang. Gue sama Tinut memang sudah sahabatan sejak SMP dulu. Dan gue sama Tinut masih kelas 2 SMP. Tentunya di umur kita yang sedang di masa puber seperti ini, kita selalu ingin tahu tentang segala hal. Termasuk gue juga begitu.
Setelah selesai, gue pun mengajak Tinut buat pulang ke rumah. Namun ide konyol muncul di pikiran gue. "Nut!" Panggil gue, orang yang gue panggil pun menoleh ke arah gue.
"Kita kan menang nih. Gimana kalau ntar malam gue traktir Lo?" Ajak gue. Tinut pun bersemangat sekali. "Ayok aja gue mah. Traktir dimana? Mekdi? Kaefsi? Wahhh" ucapnya yang terlalu senang.
Gue hanya menggelengkan kepala tanpa menjawab pertanyaan nya. "Pokoknya lu siap siap aja deh. Ntar abis isya gue jemput lu dirumah" kata gue lagi. Tinut pun mengangguk dan kami berpisah di gang menuju ke rumah dia dan juga budhe gue. Gue memang tinggal sama budhe. Sebenarnya gue anak rantau ibu bapak gue ada di Riau sana. Dan gue hidup di Jakarta bersama budhe gue. Tenang, gue ga ngrusuhin hidup keluarga budhe gue. Karena ibu bapak gue juga selalu mengirim uang buat gue makan dan lain-lain nya.
__________________________Gue sedang bersiap nih, dandan biar kece biar di lirik sama cewe hahaha siapa sih yang ga kenal Gulf kanawut? Seorang pemain tim bola dan pendaki gunung. Semua cewe juga pada antri buat dapetin hati gue. Namun ntah kenapa gue ga minat sama sekali hahaha.
Gue pun berpamitan dengan budhe gue dan segera melesat ke rumah Tinut dengan mengendarai motor CBR. Memang popularitas gue itu penting banget. Suka aja gitu di perhatiin orang banyak. Kalau kata Tinut mah gegara gue ga dapet perhatian dari orang tua, jadinya seperti ini deh. Bodo amatlah.
Setelah gue menjemput Tinut, gue langsung menancap gas cepat menuju ke tempat buat traktir Tinut.
"Kita mau kemana woi!?!" Tanya Tinut berteriak karena memang kita sedang ada dijalan. Jadinya suaranya terbang kesapu angin.
"Ikut ajalah gausah bawel lu!" Jawab gue. Tinut pun diam dan mengikuti gue saja. Tak lama kemudian gue sama Tinut sudah sampai di tempat yang sangat ramai ini.
Iya, Bar. Gue mengajak Tinut ke bar karena gue kepo dengan isinya. Kalau kata temen sekelas mah di bar itu ramai orang, musik bergema kuat ditelinga, lampu kerlap kerlip memenuhi ruangan. Dan tentunya ada kamar sewa nya juga. Ntah lah kamar itu buat apa gue juga ga tau. Mereka ngasih taunya cuma itu saja. Gue kan jadi kepo. Yaudah deh gue ajak saja si Tinut kesini hahaha.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANAK GUNUNG [MEWGULF] ✓bxb [COMPLETED]
FanficWarning! 🔞 PARA PEMBACA HARUS MEMPERTIMBANGKAN LAGI UNTUK MEMBACA CERITA INI KARENA INI CERITA GAY! JANGAN SALAH LAPAK YA READERS YANG BUDIMAN. TERIMAKASIH ____________________________ MewGulf si anak Jaksel yang demen nanjak ke gunung. Penuh denga...