Ini hari ke 4 gue sama Mew ada di Yogyakarta. Sekarang gue sama Mew sedang membantu nenek yang masih berkebun di depan rumah nya ini. Ada mba Sammy sama Fiat juga. Kami sedang menanam biji cabai, dan masih banyak lagi aneka bahan dapur lainnya. Nenek memang suka berkebun. Kebun di belakang rumah nenek juga cukup luas. Disini banyak sekali tumbuhan sayur-sayuran dan buah-buahan. Jadi kalau nenek ingin memasak, nenek bakal meminta mba Sammy untuk memetik sayuran disini.
Karena sudah banyak biji cabe yang gue tanem, keringat pun mengucuri pelipis gue, gue pun segera menepis keringat itu dan mendudukkan pantat gue ini di tanah tanpa alas apapun. Mew yang datang menghampiri gue membawa 2 cangkir gelas yang berisi air putih, lalu memberikan gelas tersebut kepada gue. Gue pun segera menerima gelas tersebut tanpa mengucap terimakasih gue langsung meneguk habis air yang ada didalam nya. "Capek hm?" Tanya Mew sehabis meneguk air itu. "Iya, panas banget" jawab gue sambil mengibaskan tangan gue berharap angin yang gue hasilkan bisa menyejukkan badan gue. "Yaudah kamu tunggu di sini aja, biar aku yang selesaiin" kata Mew. Gue pun menggeleng. "Ga ah, kita capek juga harus capek bareng. Masa kamu doang yang capek" kata gue sambil mempoutkan bibir gue. "Iya deh yang, kalau ga gini bukan Gupi namanya" katanya sambil mengacak rambut gue gemas. "Ishhhh Miuuu! Tangan mu kotor tau!" Gue pun memelototi Mew. Mew malah cengar-cengir sambil terus mengacak rambut gue.
"Heh! sudahlah kalian berdua, ayok sudahi, masuk kerumah, hampir petang ini" perintah nenek yang sudah membawa bakul berisi sayuran itu berjalan menuju pintu belakang. Tanpa menjawab kami pun segera bangkit dan masuk mengikuti nenek.
Gue sama Mew sekarang ada di ruang keluarga, bersama Fiat dan mba Sammy juga tentunya. Kami sedang ngadem di depan kipas sambil mengibaskan kaos kami. Gerah. "Miu Gupi, mandi sono" perintah mba Sammy. Gue pun menggelengkan kepala gue. " Ntar ah mba, masih gerah" jawab gue. "Iya, duluan aja kalau mba mau mandi" kata Mew. "Yeee! Gue nyuruh kalian malah kalian nyuruh balik. Yaudah, Fiat! Mandi!" Kata nya tegas. Fiat pun segera bangkit, "baik mbak. Udah mau Maghrib juga" kata Fiat yang berjalan menuju dalam rumah. Mba Sammy pun tersenyum penuh arti ke arah gue. "Kalian ga mau mandi?" Kata nya sambil mencondongkan badannya ke arah kami. "Iya mba. Mandi. Tapi bentar lagi" kata gue sedikit kesel sambil mempoutkan bibir gue. Mba Sammy pun menjauhkan tubuhnya sedikit. "Hum... Yasudah gue mandi dulu oke. Awas aja kalau nanti makan malam gue lihat tanda itu" katanya ngawur. Gue melihat ke arah Mew yang terkekeh dengan ucapan mba Sammy. "Heh! Ngawur!" Kata gue sambil melirik ke arah mba Sammy. "Yaudah lah gue mandi dulu. Bye!" Katanya yang kini sudah berjalan ke dalam rumah.
Disini tinggal gue sama Mew. Kami masih menikmati angin yang dihasilkan oleh kipas angin itu. Awet sekali ini kipas angin sudah sejak kecil gue ada. Dan sekarang masih bisa muter seperti sedia kala. "Yang, mandi yok, biar seger" kata Mew. "duluan aja" jawab gue singkat yang sedang memejamkan mata. "Gamau, ayok mandi" rengek nya yang sekarang sudah menggoyangkan badan gue. Gue yang diperlakukan seperti itu masih memejamkan mata gue. "Duluan aja" kata gue lagi.
Tanpa aba-aba Mew langsung menggendong gue ala bridal style dan berjalan menuju kamar kami. Cukup sepi, ntah ada yang lihat apa tidak gue ga tau. Gue pun sempat merengek minta di turunin namun Mew tak mendengarkan permintaan gue. Hingga sekarang gue sama Mew berada di kamar mandi. Dan kami pun segera mandi. Hanya beberapa ciuman menyelimuti kami. Tidak lebih karena adzan Maghrib sudah berkumandang. Gue sama Mew pun segera menyelesaikan mandi kami dan memakai baju.
Tak lama kemudian suara mba Sammy terdengar dari luar kamar. "Miu Gupi! Ayo makan malam. Nenek sudah selesai memasak!" Kata nya kencang di depan kamar kami. Gue sama Mew pun segera keluar dari kamar dengan senyum yang mengembang. Mba Sammy sudah tidak ada di depan pintu. Kami berjalan menuju meja makan yang disana sudah ada Fiat di kursinya. Mba Sammy sedang membantu nenek menyiapkan makan malam hari ini. Gue yang masih tersenyum pun segera duduk di meja gue. "Heh?! Kenapa Lo senyum-senyum kaya gitu?" Tanya mba Sammy sedikit kencang. "Yeee emang senyum ga boleh ya mba?" Tanya gue balik. "Ga gitu sih, atau jangan jangan.. kalian... Abiiiiss.."
"Sammy cepat selesaikan. Jangan terus-terusan mengganggu Gulf dan Mew!" Marah nenek. Gue pun menjulurkan lidah gue ke arah mba Sammy. Mba Sammy mempoutkan bibirnya lucu. Gue, Fiat sama Mew tak henti-hentinya terkekeh dengan tingkah saudara gue ini. "Demen banget ya, mba Sammy godain mas" kata Fiat yang masih terkekeh. "Tau tuh, sukur kena marah ahaha" kekeh gue. "Tapi, kalau mba Sammy sudah sibuk sama kuliahnya, kadang gue kesepian mas, ga ada yang usilin gue, ga ada yang gue ajak debat. Astaga" kata Fiat. "Iya, dia kan periang banget yah" kata Mew. "Banget, sampai bikin bengek sekeluarga" kata Fiat. Kami pun tertawa sedikit kencang. "Heh! Gibahin gue yak?!" Tanya mba Sammy. "Idih PD amat!" Jawab Fiat sewot. Mba Sammy pun mencibirkan bibirnya menirukan kalimat Fiat. "Tapi kalian itu kaya Tom and Jerry. Tiap ngomong mesti gelut terus" kata Mew. "Hehe iya. Tapi kan bercanda doang mas. Ga beneran" kata Fiat. "Gemes tau" celetuk gue. Mew sama Fiat pun menoleh ke arah gue. "Apanya yang gemas?" Tanya Fiat. "E-ee k-kalian berdua lah! Siapa lagi. Kan kita lagi ngomongin itu!" Kata gue sedikit ngegas. Mew pun terkekeh. "Santai aja mas. Ngegas amat" kata Fiat. Gue pun menggaruk tengkuk gue yang tak gatal ini. Malu anjir! Sebenarnya gue sedang lihatin Mew, gemes banget cara dia ngomong tuh astaga! Dasar lambe ga bisa diajak kompromi, asal nyeplos aja.
Setelah semua sudah siap dia meja makan, kami pun segera berdoa dan makan malam pun segera kami lahab. Nenek memasak banyak sayuran yang diambil di kebun tadi. Ada tumis kangkung, capcai, keripik bayam untuk lalapan dan masih banyak lagi. Kami pun memakan tanpa ada yang bicara. Tak lama kemudian, kami semua sudah selesai dengan makan malam kita. Tanpa langsung membereskan nenek bertanya, "Mew, Gulf, besok sudah pulang yah?" Tanya nenek. Gue pun menoleh ke arah Mew. Lalu Mew menggeleng. "Bukan besok nek, besok masih disini" jawab Mew. "Iya nenek.. besok kami masih disini. Kan kita sudah janji bakal di sini 5 hari, jadi besok nya lagi kita akan pulang hehe" jelas gue. Nenek pun menganggukan kepala. "Padahal nenek masih rindu sama kalian" kata nenek. "Hum! Besok kita bisa pergi jalan-jalan, nenek mau kemana?" ajak gue. "Dirumah saja. Menghabiskan waktu dirumah lebih baik. Nenek sudah tua, dan mudah capek, takut kalau merepotkan kalian" jawab nenek. Kami pun tersenyum ke arah nenek. "Oke kalau gitu nenek di sini saja. Biar ini yang kami bereskan" kata Mew. "Heh jangan! Tidak boleh" kata nenek melarang. "Tidak apa nek, nenek istirahat oke?"
Nenek pun mengangguk. Kami berempat segera membereskan sisa makan kami yang terbilang tiada sisa ini dan kami bawa kedapur. Gue sama mba Sammy yang mencuci, Mew sama Fiat yang meletakkan ditempatnya. Nenek pun tersenyum ke arah kami.
Tbc.
Hi hi saya publish buat obatin kangen sama miugap hehe. Enjoy naaaa :3
Tunggu terus lanjutan dari cerita saya. Vote komen naaaa
KAMU SEDANG MEMBACA
ANAK GUNUNG [MEWGULF] ✓bxb [COMPLETED]
FanfictionWarning! 🔞 PARA PEMBACA HARUS MEMPERTIMBANGKAN LAGI UNTUK MEMBACA CERITA INI KARENA INI CERITA GAY! JANGAN SALAH LAPAK YA READERS YANG BUDIMAN. TERIMAKASIH ____________________________ MewGulf si anak Jaksel yang demen nanjak ke gunung. Penuh denga...