13

1.4K 237 67
                                    

Trio Arsalan kebingungan dengan Redav. Sebenarnya Taufan itu siapa?

"Ka-kalian tidak tahu orang yang bernama Taufan?" Tanya Redav sambil mengerjap-ngerjapkan matanya.

Petir geleng-geleng, Angin geleng-geleng dan Tanah juga geleng-geleng. Trio Arsalan dan Redav mengedipkan matanya berulang-ulang kali.

"Kalau begitu, tidak usah di pikirkan. Toh, yang penting lo selamat." Ujar Petir dengan sifat cueknya.

Redav mengangguk lalu tersenyum. "Iya juga ya. Kalo begitu kita tunggu Thorn saja sampai sadar."

"Kalian juga istirahat saja. Tidur dapat menambah tenaga lho." Lanjut Redav sebelum benar-benar tertidur pulas.

"Baiklah, kami bertiga akan tidur." Jawab Trio Arsalan, memang kalo kembar jawabnya selalu berbarengan.

Setelah tertidur pulas hingga satu jam, entah mengapa insting bertahan hidup Redav meningkat. Membuat dirinya terbangun dari alam mimpinya yang indah.

'Kok gua merasa ada keributan di luar ya? Apa jangan-jangan Solar dan yang lain kesini?' Batin Redav.

Redav tidak mau berpikir panjang lagi, ia langsung membuka pintu UKS dan memandang keributan di luar sana.

'So-Solar?! Dan semuanya?! T-tunggu... Itu kan Taufan? Dengan siapa? Gua bakal bantu mereka!'

Cangkul yang bernama Pengki itu di ambil dan di genggam erat oleh Redav, perlahan-lahan ia membuka pintu UKS, mengintip dan menyuri-nyuri kesempatan agar bisa keluar dari ruangan dan menyerang Taufan dan perempuan itu.

Sesudah tahu ada kesempatan Redav membuka pintu namun sebuah tangan menahannya.

Thorn sudah sadar.

"T-Thorn!" Rasa bersalah di barengi dengan rindu menggebu-gebu sesaat Redav melihat Thorn sudah siuman.

Redav pun memeluknya erat hingga Thorn kehabisan napas.g

Thorn menelisik ruangan, sedetik kemudian ia tahu berada di ruang kesehatan sekolah. Tetapi ia heran dengan Redav yang membawa cangkulnya seakan-akan bersiap untuk menyerang.

"Redav, pengki kenapa di pegang? Ada zombie menyerang ya?" Tanya Thorn, suaranya terdengar lemah.

Redav menggeleng. "B-bukan! Ada Taufan di luar, gua takut kalo dia nyerang Thorn lagi."

Thorn menahan tangan Redav supaya berhenti menyerang Taufan. "Dia baik, kok."

"Enggak! Dia itu jahat!" Redav tanpa sadar membentak Thorn.

"Dia jahat, Thorn. Di luar sana juga ada Solar dan teman-teman kita, bagaimana jika nanti Taufan menyerang? Bahkan dia membawa teman." Ucap Redav.

Thorn dengan lemah menatap mata Redav. "Jangan serang tapi lumpuhkan saja. Manusia tetap teman kita bukan?"

Redav mengangguk-angguk mengerti.

Pelan-pelan ia membuka pintu UKS dan memandang pemandangan yang sudah mencapai titik konflik.

'Serang yang perempuan dulu, Thorn merasakan firasat buruk tentangnya.'

"Cukup, Taufan. Kita habisi saja mereka di sini."

Tanpa berkata-kata, Redav berlari kencang lalu menumbuk leher perempuan di samping Taufan yaitu Liana dengan cangkulnya, sangat kencang hingga ia tak sadarkan diri.

Setelahnya ia menendang Taufan hingga terpental tetapi tidak terlalu jauh.

"Redav!" Seru tim Solar kecuali Redav yang baru saja datang menyelamatkan mereka semua.

RUN 2 [Boboiboy] [Discontinued]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang