"Woi! Angkat tangan atau gua hajar kalian!" Seru seseorang yang baru saja keluar dari gedung utama.
Beberapa orang juga keluar dari gedung tersebut, ada banyak perempuan sedangkan laki-laki hanya satu. Bahkan mereka sambil membawa beberapa barang untuk dijadikan senjata.
"Itu siapa? Orang?" Yang pada akhirnya tidak ada yang mempedulikan kata-kata yang dilontarkan Blaze.
"Kita emang orang tapi kita punya nama!" Kesal salah satu perempuan bertopi hitam.
Pokoknya topi hitam :v
"Kalem dikit, jangan emosi nanti enggak tenang di alam sana." Sahut Blaze, si pemancing emosi seseorang.
"Terserah! Pokoknya kalian harus kita periksa dulu!" Kini emosi perempuan itu bertambah tinggi.
"Periksa? Memangnya kita sakit?" Polos Thorn sembari memegang kepala Solar memastikan suhu tubuhnya normal.
Melihat pemandangan tidak jelas tadi perempuan itu menepuk dahinya sendiri, "Bukan itu! Jangan bikin gua tambah kesel!"
Memang sih sedari tadi hanya ada satu perempuan yang bersuara, pada akhirnya temannya ikut bersuara menenangkan perempuan bertopi hitam tersebut.
"Ya Allah, Suciyanti Ramadhani. Sabar, nanti disayang Tuhan." Celetuk temannya yang berkerudung merah muda.
"Kalian tenang aja. Kami tidak seperti yang diluar pagar, kok." Ujar Angin sambil menunjuk orang-orang yang sudah tertular virus aneh yang belum diidentifikasi.
"Enggak percaya." Perempuan bernama Suciyanti itu masih kekeuh dengan pendiriannya.
"Percaya aja sih sama gua." Goda Blaze sembari mengangkat kedua alisnya.
Rasa mual menghampiri Suci, ingin sekali ia memukul otak lelaki ini.
"Sudahlah, Suci. Biarkan aja mereka ikut kita." Dengan hati selembut kapas, salah satu perempuan yang berkerudung hitam berucap seperti itu.
"Iya. Jika hanya perempuan doang 'kan enggak seru." Celetuk perempuan berkerudung merah muda yang bernama Valda.
"Yahh... Baiklah, baiklah, terserah kalian, gua udah males ngeliat muka dia." Suci sudah pasrah dengan teman-temannya apalagi ia muak melihat muka Blaze yang sedikit 'mengejek' itu.
"Kalau begitu, mari masuk ke dalam gedung. Disana lebih aman." Ajak perempuan berambut panjang bergelombang, Annabelle.
Pintu masuk gedung utama
15.04Sesudah mengunci pintu, Valda memasukkan kunci yang kebetulan saja ia pegang agar keamanan tetap terjaga dan orang-orang di luar sana tidak dengan mudahnya memasuki gedung ini.
"Oke, sebelum itu, bisakah kalian perkenalkan diri kalian?" Tanah mengawali percakapan mereka.
"Boleh aja. Perkenalkan nama gua Rasya, panggil Rara juga boleh, kok." Jawab perempuan berkerudung hitam, Rasya dengan lembut.
"Gua Annabelle, panggil aja Anna." Rambut bergelombang menambah kesan anggunnya.
"Kalo gua Valda, hehe." Ucap perempuan berkerudung merah muda sembari menggaruk kepalanya.
"Gua Raisya." Singkat perempuan berkerudung biru tersebut.
"Panggil aja Shielda, yang ini Kakak kembar gua namanya Sai." Sang Adik tersenyum namun Sang Kakak hanya cemberut.
"Rayshifa, panggil aja Shifa." Secara sopan, perempuan dengan rambutnya yang diikat dua memperkenalkan diri.
"Suci. Kalian sudah mengenal gua 'kan?" Ujar Suci sambil membenarkan topi hitamnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
RUN 2 [Boboiboy] [Discontinued]
Altele~Sequel of RUN~ Setelah 5 tahun kedamaian tanpa adanya makhluk mengerikan tersebut. Kali ini makhluk mengerikan tersebut datang kembali ke kehidupan mereka. Tidak ada waktu untuk diam, waktunya untuk berlari lagi dari kejaran mereka. story by redav...