Dari balik jaket denim coklat Gempa, lima tabung reaksi berukuran kecil yang terkemas rapi diperlihatkan kepada Thorn.
Manik bulat nan besar hijau daun itu terpaku terus-menerus pada tabung reaksi.
"Ini ramuan penawar sempurna. Milikku, Hali dan Taufan." Kata Gempa, setelahnya ia tersenyum kecil.
Mungkin jika ini menjadi sudut pandang dari Thorn, ia akan sepenuhnya memaki-maki Gempa dan mempertanyakan mengapa tabung reaksi itu hanya di simpan padahal dapat membantu yang lain.
"Bang Gem."
Tanpa terbaca gerakan Thorn oleh Gempa, gunting pemotong rumput milik Thorn itu menempel tepat di lehernya.
Kepolosan dan keimutan Thorn hilang berganti dengan tatapan penuh kekecewaan dan kekesalan.
"Kenapa... Kenapa Bang Gem lakuin semua ini?"
Terdiam, hatinya sedikit bergetar sesaat Thorn mengucapkan hal tersebut.
"Thorn--"
Menggigit bibirnya, Thorn menahan amarah yg meluap dari dirinya. "Kita bisa meneliti ramuan itu dan menyelamatkan yang lain! Kita juga tidak perlu merasa cemas setiap harinya sebab ramuan penawarnya belum sempurna!"
"Dengarkan---"
Lagi-lagi tanpa peringatan, Thorn meraih kerah jaket Gempa.
Walau hanya setengahnya yang ia cengkram erat namun tenaga Thorn saat ini bukan untuk diremehkan.
"Kenapa yang lain tidak mendengar keributan yang terjadi? Apa ini... Rencana lo juga? Bang Gem?" Tanya Thorn penuh penekanan.
Bang! Tepat sasaran.
Gempa sudah terpojokkan.
"Makanya dengerin penjelasan gua, Thorn. Lo bakal paham nanti, gua ataupun Hali nggak ada niatan jahat ke kalian kok." Ucap Gempa.
Thorn melepas cengkraman pada kerah jaket Gempa, sekejap ia menyeringai kecil.
"Nggak jahat? Lalu? Bukannya kalian membius yang lain? Dari makanan, bukan begitu?" Sindir Thorn.
Kasar, Thorn mengusap wajahnya, "Sekarang, Thorn sadar bagaimana Solar selalu di khianati oleh beberapa orang. Ternyata menyakitkan."
"Thorn. Gua bareng Glacy nggak ikutan makan tadi kok."
"Ehhh--"
Menghadap kebelakang, Thorn melihat Solar dan Glacier baik-baik saja namun ada yang aneh dengan tatapan Solar seolah ia tidak ingin sahabatnya itu berbuat kesalahan hanya karena rencana pihak lain yang berbeda.
"Aku baik-baik saja, Thorn."
Senyum seindah matahari itu menyinari tumbuhan yang hampir layu, itulah indahnya persahabatan antara Thorn dan Solar.
Thorn kini berlari kecil hingga menerjang Solar, "Huwee, Thorn kira Solar tidur selama-lamanya."
"Walau aku terkena bius, belum tentu tidur selama-lamanya, Thorn. Lebay sekali sih."
"Hiks, jahat."
"Sudah, alihkan topik. Aku ada urusan dengan orang yang mengganggu Thorn. Bukan begitu?"
Manik hijau daun itu tampak membesar dan bersinar, ia yakin Solar akan menangani ini secara jenius.
"Bang Gem, sebenarnya apa rencana lo? Jangan berdiam saja sebab kesabaran gua dan Thorn itu beda." Solar alih-alih memperingati Gempa sembari memegang revolver nya.
"Rencana? Ini bukan rencana. Kita bertiga hanya ingin memisahkan diri dari kelompok kalian. Itu saja." Jawab Gempa.
Solar berdeham sedikit, "Sampai harus melakukan pembiusan pada kita semua? Benarkah? Hanya seperti itu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
RUN 2 [Boboiboy] [Discontinued]
Aléatoire~Sequel of RUN~ Setelah 5 tahun kedamaian tanpa adanya makhluk mengerikan tersebut. Kali ini makhluk mengerikan tersebut datang kembali ke kehidupan mereka. Tidak ada waktu untuk diam, waktunya untuk berlari lagi dari kejaran mereka. story by redav...