11

1.6K 251 76
                                        

Lantai 1

Solar, Supra, (Y/n), Yaya, Annabelle, Shifa, Rasya, Sai dan Shielda mengelilingi koridor lantai satu untuk mencari keberadaan Thorn dan Redav, tetapi orang yang dicari-cari tidak pernah ketemu keberadaannya.

"Kita sudah mencari kemana-mana namun hasilnya nihil." Ujar Annabelle.

"Ada satu tempat yang belum kita selidiki." Yang lain langsung memandang Yaya.

"Kamar mandi wanita di dekat pintu masuk." Lanjut Yaya.

Dengan seribu langkah mereka cepat-cepat menuju kamar mandi wanita yang dibicarakan Yaya. Alhasil yang mereka temukan kedua temannya namun berbeda.

Yaitu Arlene dan Valda.

"Kirain zombie buka pintu kamar mandi, ternyata kalian." Valda santuy.

Berbeda dengan Arlene yang sedang asyik ngerujak. "M-mau rujak? Tadi gua naruh di tas selempang gua, mumpung belum basi nih."

Dalam situasi genting seperti ini pun masih ada saja orang yang mencoba melawak, Solar dan kawan-kawan hanya bisa memberi jitakan ke Valda dan Arlene secara bergantian.

"Kerjaan kalian daritadi santuy doang gitu?!" Tanya Sai ngegas.

"Iya, emang kenapa? Kok kita lihat muka kalian kek panik gitu?" Arlene pura-pura polos.

Oke, Yaya dan (Y/n) ingin memukul dua anak perempuan laknat ini dengan balok kayu setelah itu tinggal digali kuburannya dengan sekop.

"Kita ini sedang mencari Bang Thorn dan Redav. Bukan mencari kalian, human no have akhlak." Sindir Supra.

"Kita punya akhlak. Buktinya kita makan rujak disaat kita laper." Timpal Valda.

"Weh?! Kok malah berantem? Baku hantam aja, ayok." Sai tambah ngawur.

"Kok lo malah manasin suasana sih?!" Shielda heran dengan kelakuan saudara kembarnya yang satu ini.

"Berantem! Berantem! Berantem!" Sai malah semakin memanaskan suasana.

"Makanya kalo punya otak tuh di pake." Omel Shifa ke Valda dan Arlene.

"Udah dipake tapi berkarat, baru pengen dibawa ke tukang servis." Arlene tambah gak karuan.

"Servis? Otak mana bisa di servis?! Mikir dong!" Rasya bahkan sudah mulai kesal.

"Kan gak bisa mikir, otak kita tuh udah berkarat." Jawab Valda yang semakin lama membikin emosi memuncak.

"WOI! BISA DIAM GAK?!" Solar yang sejak awal menyimak pertengkaran mereka, membuka suara dengan lantang karena merasa muak melihat kelakuan teman-temannya.

"Gua itu lagi panik. Gua cuman pengen meyakinkan Thorn itu baik-baik saja, Redav baik-baik saja, dan kalian baik-baik saja. Kita tidak bisa bermain-main di situasi yang seperti ini."

Mulut semua orang yang berada di sana tertutup rapat merasa bersalah sebab melakukan pertengkaran layaknya anak kecil.

"Bang, maafkan kami, ya. Ayok, kita cari Bang Thorn dan Redav di tempat lain." Supra mewakili suara semua orang yang berada di sana.

Solar hanya bisa tersenyum tipis, sedikit lega. "Baiklah, mari kita cari mereka."

•~•

"Maaf, Kak Liana. Gua menolak."  Gumam Glacier.

Tentu saja tidak dapat didengar oleh Taufan dan Liana karena ia sudah berada di koridor lantai 3 yang sepi dan sunyi. Namun Glacier tahu tujuan selanjutnya, ia akan melakukan sesuatu yang sangat mengejutkan.

RUN 2 [Boboiboy] [Discontinued]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang