Indonesia, Bandung, Universitas XXXXXX
Burung-burung berkicauan, embun pagi membelai tumbuhan, dan sinar mentari pagi pun diam-diam menyelinap malu melalui celah jendela asrama yang dihuni Supra.
Ya, Supra, Maheswara Supra Argani. Pemuda itu belum tertidur sejak malam, rasa kantuk dan lelahnya ia tahan hanya untuk mengerjakan tugas-tugas dari dosennya.
"Satu nomor lagi, maka tugas ini dinyatakan selesai", Ucap Supra sembari meregangkan semua badannya yang terasa kaku.
Laptop yang berada di hadapannya masih menyala, menampilkan banyaknya rumus-rumus fisika sulit di layar laptop tersebut.
"Hoamm... Selamat pagi, Sup! Pasti lo hari ini bergadang lagi 'kan?" Tebak pemuda yang baru saja terbangun dari bunga tidurnya, Adinata Angin Arsalan.
"Kalo iya, emang kenapa? Ini bukan urusan lo kali." Sepertinya Supra sedang tidak ingin diganggu.
Angin yang merasa tersindir, menghentikan kejahilannya untuk sementara waktu. "Oh iya, lo enggak siap-siap buat acara wisuda nanti? Bukannya angkatan kali ini ada..."
Memori Supra baru tersambung, ia lupa jika hari ini ada acara wisuda kelulusan yang sudah menyelesaikan skripsi dan ia juga lupa bahwa berjanji akan datang kesana.
"Gua lupa! Astaghfirullah, Angin, gua duluan, ya!" Seru Supra, terbirit-birit ia mengambil handuk lalu bergegas pergi ke kamar mandi.
"Supra! Harusnya gua duluan! Curang!" Teriakan cempreng Angin terdengar lantang.
•~•
"Sup sayur! Main kuy!" Jerit Redav sambil mengetuk-ngetuk pintu kamar asrama yang ditempati Supra.
(Y/n) yang memandang kelakuan temannya hanya bisa terdiam.
Pintu terbuka, namun yang muncul bukanlah sang penghuni.
"Oh... Kalian, masuk saja", Ajak pemuda tersebut dengan muka datarnya, Adiwangsa Petir Arsalan.
Langsung saja (y/n) dan Redav memasuki asrama yang dihuni oleh Supra dan Angin.
Disana juga ada seseorang lagi, bisa dibilang pemuda ini ramah, baik hati dan rajin menabung, namanya Aditama Tanah Arsalan, panggil saja sesuka hati kalian.
Jika kalian ingin tahu kenapa mereka berkumpul di kamar asrama yang dihuni oleh Supra dan Angin, jawabannya adalah mereka sedang mempersiapkan hadiah.
"Ngomong-ngomong, hadiah yang disukai Kak Ice apa?" Tanya (y/n) penasaran.
"Kenapa nanya hal seperti itu? Bukannya semua kado isinya sama?" Tanah melempar balik pertanyaan ke (y/n).
"Tidak apa-apa, gua cuman penasaran aja." Ujar (y/n).
Redav yang melihat gelagat sahabatnya hanya bisa terkikik geli. Secara sengaja ia menyikut lengan Supra agar perhatiannya tertuju pada dirinya.
"Sup, menurut lo (y/n) itu jatuh cinta sama si Ice enggak? Akhir-akhir ini dia selalu nanya kado yang cocok buat Ice." Gosip Redav.
Supra yang mendengarnya tiba-tiba saja terdiam, ia tidak mau menanggapi perkataan Redav tadi.
"Ayo, cepat. Waktu kita tinggal 1 jam lagi, setelah ini kita harus bersiap-siap ke acara wisuda." Tanah dengan tegasnya mengingatkan agar kegiatan bungkus kado cepat terselesaikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
RUN 2 [Boboiboy] [Discontinued]
Random~Sequel of RUN~ Setelah 5 tahun kedamaian tanpa adanya makhluk mengerikan tersebut. Kali ini makhluk mengerikan tersebut datang kembali ke kehidupan mereka. Tidak ada waktu untuk diam, waktunya untuk berlari lagi dari kejaran mereka. story by redav...