2

2.6K 332 202
                                        

'Sebuah virus aneh yang mengancam dunia kini menyerang salah satu warga Indonesia'

Virus.

Satu kata namun mempunyai banyak makna, kali ini Solar cepat-cepat bertindak.

"Lihat, berita ini!" Seru Solar lalu menunjukkan benda bernama handphone tersebut kepada teman-temannya.

"Virus aneh? Semacam virus yang gampang menular? Kalau hanya sebuah virus, kenapa mereka lari ketakutan begitu?" Sepertinya Angin tidak mempercayai bukti yang diberikan Solar.

"Gua tahu! Tapi, kali ini beneran! Lebih baik kita lari sebelum orang-orang itu mendekati kita." Jelas Solar terbirit-birit.

Tetapi, baik Angin, Petir, Tanah, Redav dan (Y/n) tidak ada yang mau bergerak seakan-akan mereka masih belum mempercayai perkataan yang dilontarkan Solar.

"Ayolah, setidaknya beri gua sedikit penjelasan. Tidak mungkin jika-"

Belum sempat menyelesaikan pembicaraannya, tiba-tiba saja suara teriakan, jeritan dan beberapa suara aneh muncul dalam pendengaran Angin.

Ia menoleh ke sumber suara tersebut.

Matanya membelalak, tubuhnya terdiam kaku, rasa mual menghampiri dirinya melihat orang memakan orang dengan tragis.

"Teman-teman, kita harus pergi." Angin ketakutan.

"Kalo begitu, jangan diam saja! Ayo lari!" Teriak Blaze, memerintah setengah pasukannya yang baru memercayai adanya virus aneh dan mengerikan.

Lari.

Sekali lagi mereka berlari untuk mencari tempat aman, seaman-amannya.

Namun mereka mengalami sedikit permasalahan yaitu mereka tidak tahu tempat aman yang akan mereka tuju.

"Kita harus kemana?" Tanya (Y/n) disela lariannya.

Otak mereka mulai berpikir tapi tetap saja rasa panik mengalahkan pikira jernih mereka, pemandangan belakang saja sudah terlihat bercak darah di sekitar jalan yang dilalui.

"Ayolah... Berpikir...." Gumam Solar sembari mengetuk-ngetuk dahinya.

"Aha! Aku tahu tempatnya!" Seru Thorn.

"Kita kembali ke gedung kuliah saja. Kurasa hanya disana tempat yang aman." Ucap Thorn, yang lain hanya mengangguk karena tidak mampu memikirkan hal lain.

"Ohh~ jadi kalian ingin ke gedung kuliah, ya?"

•~•

Gedung utama
14.05

"Kok gerbangnya ditutup?" Tanya Yaya pada dirinya sendiri.

Mereka sudah berlari sekitar tiga kilometer tetapi hasil yang didapat pintu gerbang untuk memasuki gedung utama sudah ditutup lalu gerbang tersebut juga digembok, entah siapa pelakunya.

Tiba-tiba saja ide sableng muncul dari kepala Blaze, "Teman-teman, gimana kalau kita panjat saja gerbang ini?"

Oke, kali ini Ice tidak ingin mengakui kalo Blaze itu temannya.

Tidak tahu saja jika-

"Oi! Lo buta, ya? Lihat nih, gua sama Yaya pake kebaya! Bahkan Redav dan (Y/n) juga pakai rok!" Bentak Ying tanpa di rem.

"Gua dan Redav enggak pakai rok, Kak. Ini celana berbahan katun." Ucap (Y/n) menjelaskan.

Ying hanya terdiam lalu menatap tajam (Y/n) seolah menyuruhnya untuk diam saja.

"Sabar, Ying. Blaze hanya menyarankan." Ucap Yaya mencoba menenangkan sahabatnya.

"Tapi, Kak Ying, itu satu-satunya cara supaya kita mendapat tempat aman." Redav membela Blaze.

Ying memicingkan matanya ke Redav. "Permisi, kita ini pakai rok?! Jangan-jangan lo ketularan penyakit bodohnya Blaze!"

Redav pun diam-diam mendekati Ying, Yaya dan menarik (Y/n) untuk berkumpul, mulailah perbincangan khusus perempuan dadakan.

"Gua tahu kok, Kak. Kali ini situasinya 'kan lagi genting." Ujar Redav berbisik.

"Walaupun kami mengikuti kemauan lo tetap aja kami nggak bisa." Tolak Yaya.

"Bisa. Kakak 'kan pake dalaman. Lepas saja rok Kakak setelah itu pake celana legging, gimana? Nanti aku suruh para lelaki itu menutup matanya." Saran Redav, (Y/n) mengangguk.

Ying dan Yaya tampak berpikir sebentar hingga akhirnya mereka menyetujui saran dari Redav.

"Boys! Kita minta waktunya sebentar untuk urusan perempuan." Ujar (Y/n).

Para perempuan tersebut berjalan ke arah semak-semak dan melakukan hal yang harus dilakukan.

"Gua benci urusan perempuan." Umpat Blaze dengan suara yang sangat kecil.

"Ini idemu, Blaze." Ice menjawab umpatan Blaze yang terdengar oleh indera pendengarannya.

5 menit kemudian

Setelah menunggu, para perempuan sudah siap untuk memanjati gerbang yang setinggi 2 meter tersebut.

"Ladies, first." Goda Fang terhadap Ying.

"Gua udah tahu dan jangan pasang wajah menjijikan itu." Sarkas Ying layaknya orang pms.

Para perempuan pun bersiap-siap menaiki gerbang dengan hati-hati, para lelaki sudah siap menutup matanya, walau sudah perlahan tetap saja kecelakaan terjadi, (Y/n) terpeleset.

Supra, laki-laki itusudah siap siaga menangkap (Y/n) yang terpeleset dan terjatuh tadi.

Ying sempat ingin mengomel sebab Supra tidak menutup matanya akan tetapi ia enggan melakukannya.

Kini para perempuan sudah bernapas lega sebab tantangan mereka selesai.

Selanjutnya, para lelaki memanjat gerbang setinggi 2 meter, dengan mudahnya para lelaki tersebut melewati gerbang tersebut.

"Baiklah... Setelah ini kita harus bagaimana?" Tanah langsung memulai percakapan.

"Hubungi polisi, kalian bawa handphone?" Petir bertanya tetapi tidak ada satupun jawaban hanya ada dua anggukan sebagai respon.

"Jadi, hanya Solar dan Ice saja yang membawa handphone," Ujar Fang, ia sangat bersyukur masih ada yang  membawa benda ajaib itu.

"Kalo begitu, langsung saja kita hubungi polisi." Jari jemari Ice mulai menyentuh layar handphonenya dan menekan nomor yang pastinya sudah ia hafal.

Solar juga melakukan hal yang sama.

Tuut, Tuut, Nomor yang Anda hubungi sedang sibuk, coba beberapa saat lagi.

"Kenapa?!!" Thorn kecewa.

Semua orang kecewa.

"Hah... Jika seperti ini gua bunuh diri aja lah." Angin sudah hilang harapan, lebih tepatnya harapan hidup.

"Jangan putus asa. Kita tunggu saja, mungkin kabar baik akan segera datang." Nasihat Yaya.

"Bener juga, sih. Lagipun kita aman di sini, gerbang ini juga lumayan tinggi." Pada akhirnya, Tanah mencoba menghibur diri sendiri.

Secara tiba-tiba muncullah sekumpulan orang berasal dari dalam gedung utama dengan sambutan yang tidak ramah.

"Woi! Angkat tangan atau gua hajar kalian!"

Readerstachi!! Aku comeback!

Habis ini aku bakal sibuk soalnya aku keterima kerja jadi Administrasi kantor.

Soal kuliah, aku enggak lulus :')
It's fine, yang penting masa depan bisa diraih melalui apa saja. Selagi masih ada tekad dan do'a.

Buat kalian tetap semangat, ya!
Apapun yang kalian hadapi, jangan dibuat jenuh, lebih baik hadapi dengan tegar aja. Oke?
Makasih juga loh yang sudah menjadi Readers yang setia.

Jangan lupa vote dan comment! Bye!

RUN 2 [Boboiboy] [Discontinued]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang