"B-bagaimana bisa ada zombie di dalam sana?!"
Solar menggerutu, ia menggaruk kepalanya dan berdecak kesal padahal tadi rencananya sudah terbilang agak bagus.
Lagipula untuk apa para zombie ada di dalam supermarket?
Berbelanja makanan?
"Sabar, Solar. Mungkin saja mereka bisa masuk sebab ada serigala berbulu domba." Ucap Yaya.
Solar membentuk kerutan pada dahinya, "Serigala berbulu domba?"
"Ya. Mungkin saja kronologi sebelumnya seperti ini, beberapa waktu lalu ada seseorang yang tidak mau mengakui kalo dia sudah terinfeksi dan memasuki supermarket itu bersama orang-orang sehat yang tersisa di dalam sana."
Penjelasan Yaya cukup memungkinkan, kalau dilihat-lihat dari kaca pintu atau jendela supermarket tersebut para zombie itu tidak terlalu banyak, layaknya sebuah grup biasa, mereka ada sekitaran 10-15 jumlahnya.
"Gua diam di sini aja." Kata Yn.
"Lho? Kenapa? Nanti kita kurang jumlah orang." Ucap Solar.
Yn membuang mukanya, "Gua enggak peduli."
Urat perempatan Solar muncul, emosinya sedikit terpancing dengan sikap dingin Yn. "Apa?! Sopan dikit dong! Gua Kakak Tingkat lo!"
"Ssttt... Sudahlah. Ia masih butuh waktu, Solar." Thorn mencairkan suasana.
Solar berbalik arah dengan penuh kesal, ia kurang menyukai yang namanya berpecah kelompok-kelompok.
Sebab banyak hal yang akan dirugikan.
Termasuk nyawa.
"Gua temani Yn di sini. Kalian tuntaskan saja zombie yang ada di dalam sana." Ucap Halilintar, Yn hanya berdeham.
Taufan cemberut, "Lo itu kuat, Li. Jangan nyerah dan bucin sama Yn begini dong. Nanti kalo gua mati untuk kedua kalinya, gimana?"
Tepukan bahu dari Gempa membuat Taufan sontak menoleh.
"Sudah, Fan. Jangan tambahin masalah."
Halilintar menatap Gempa, memberi isyarat kepadanya bahwa ia baik-baik saja jika harus pisah kelompok dengan yang lain.
"Baiklah. Solar, gua mau lo beri arahan kita semua."
"Arahan apa, Bang Gem?"
"Memusnahkan semua zombie itu."
Solar mengernyitkan keningnya, ini Gempa sedang berakal sehat atau tidak?
Kenapa ia malah menyuruh Solar memusnahkan semua zombie tersebut?
Padahal ada cara lain selain memusnahkan yaitu mengusir mereka keluar.
"Tapi, Bang, gua punya cara lain. Gimana kalau kita usir mereka keluar? Misalnya memancing dengan satu korban?"
Saran Solar cukup menarik di mata Gempa tetapi kekurangannya mereka harus memutuskan satu korban menjadikan Gempa harus menimbang-nimbang keputusannya kembali.
"Gua mau jadi tumbal-- eh- maksudnya korbannya." Ucap Glacier.
Sori menarik-narik baju Glacier dan menenggelamkan wajahnya seakan-akan tidak mau Glacier pergi dari sisinya.
"Kak Laci, di sini aja." Rengek bocah kecil kematian itu.g
"Oke, kalo gitu gua aja deh. Lagian gua yang bakal tahu rencananya." Pasrah Solar.
Gempa menggeleng-gelengkan kepalanya kencang, "Lo nyari mati? Kita butuh otak lo sampai akhir, Solar. Virus ini nggak mungkin hilang kalo lo hilang dari dunia ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
RUN 2 [Boboiboy] [Discontinued]
Diversos~Sequel of RUN~ Setelah 5 tahun kedamaian tanpa adanya makhluk mengerikan tersebut. Kali ini makhluk mengerikan tersebut datang kembali ke kehidupan mereka. Tidak ada waktu untuk diam, waktunya untuk berlari lagi dari kejaran mereka. story by redav...