14

1.2K 218 82
                                    

Tanah membuka pintu UKS secara kasar, ia sudah tidak bisa lagi menahan semua emosi yang dipendamnya.

"Kita tidak boleh mempercayai Glacier." Seru Tanah. Emosinya sudah tidak bisa ditahan lebih lama lagi, jari-jarinya bahkan ia remas hingga menimbulkan sedikit darah.

"Hah? Gimana? Gimana? Coba ulang." Tidak mengerti situasi, Valda mencoba untuk bercanda.

Tanah menghela nafas panjang. "Glacier dan Taufan, mereka bekerja sama dengan perempuan itu."

"Benarkah? Mana buktinya?" Tiba-tiba saja Glacier datang di belakang Tanah sambil bersandar di pintu.

Bukti? Tanah tidak mempunyai bukti. Ia harus apa?

"Jangan bikin situasi menjadi tegang, Tanah." Desak Glacier.

"Ck!" Tanah berdecak kesal.

Angin menatapi adiknya dengan heran. "Lo kok malah mirip si Petir sih kelakuannya?"

Kini Tanah dan Glacier bertatap-tatapan tajam, seakan-akan mereka adalah musuh yang harus menjatuhkan satu sama lain.

"Hei! Sudah, sudah!" Yaya melerai.

Suasana pagi ini menjadi titik konflik antara mereka semua. Entah mengapa Supra muak memandang suasana yang tidak layak seperti ini.

"Jika kalian ingin beradu mulut, di luar saja! Dan Glacier, lo... Kenapa bisa hidup lagi?" Akhirnya Supra membuka suara mewakili Yaya yang ingin melerai pertengkaran.

"Bukannya lo udah mati? Terus, Taufan... Dia juga masih hidup kan? Kenapa? Kenapa?! Jawab!" Ucap Supra penuh ketegasan dan penekanan.

Keributan pagi membuat semua orang yang sedang tertidur termasuk Ice jadi terbangun dari alam mimpi yang begitu indah.

Solar mendekati Supra. "Sabar, Supra. Gua juga sama penasarannya kayak lo. Jadi, Glacier... Kau ingin menjawabnya?"

Glacier terdiam kaku, situasi berubah kacau karenanya. Ia bersalah, ia tidak sanggup berada di sini lebih lama lagi, tapi ia harus disisi temannya jika tidak mereka dalam bahaya.

Helaan nafas panjang keluar dari saluran pernapasan Glacier. Jantungnya berdegup kencang tidak seperti biasanya. "Biar gua kasih tahu satu alasan yang logis. Kenapa gua hidup lagi? Itu takdir."

Gigi Supra menggeretak. "Jangan berbohong, Glacy! Jika ingin berbohong jangan di depan gua."

Lagi-lagi seperti ini, Glacier merenungi masa lalunya. Di saat kacau balau, ia masih sempat sekilas merindukan masa lalu, dimana ia mempunyai nasib lebih menyenangkan.

Haruskah ia memberitahu? Glacier ragu sekali untuk berbicara.

"Supra... Gua... Bohong... Pasti sudah lama ya? Setelah kalian semua tahu apa yang terjadi, gua mohon sebesar-besarnya untuk maafin kesalahan yang pernah gua perbuat." Ucap Glacier, penuturan katanya Supra meyakini jikalau Glacier tidak berbohong.

"Baiklah, beritahu kami."

Seribu lebih kata yang dilontarkan oleh Glacier membuat mereka semua terkejut. Ketika Taufan dan Glacier yang dijadikan sebagai sanderaan sampai penyebaran virus zombie hanya dikarenakan mencoba melukai atau membunuh Liana.

Shifa mencoba memahami perasaan Glacier yang pastinya menyedihkan berada di posisinya.

"Lo hebat, Glacier. Taufan juga. Andai dia ikut disisi kami." Ujar Shifa. Glacier menganggukkan kepalanya pelan.

Supra yang masih shock mendengar cerita penjelasan Glacier, tiba-tiba saja memeluk sahabatnya itu.

"Jadi selama ini... Lo cuman sanderaan? Kenapa gak bilang gua? Gua kan sahabat lo." Supra pun menitikkan air matanya.

RUN 2 [Boboiboy] [Discontinued]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang