44

528 112 17
                                    

Thorn tergagap tidak bisa berkata-kata ketika Solar muncul tiba-tiba ke hadapan orang-orang asing itu.

"S..So..Solarr..." Gugup Thorn.

Badan Solar terasa kaku, ia merasa dirinya terlalu gegabah saat ini.

"Te-Tenang... Gua bukan musuh. Gua cuman--"

"Lalu Anda itu apa kalau bukan musuh?"

Sopan, anak sekitaran umur 14 tahunan itu bersiap menyerang sembari menyembunyikan pisau lempar dari balik kipas mainannya.

Begitu pula dengan Gentar yang ikut bersiaga dengan memegangi palu yang mengikat di antara ikat pinggangnya.

Mereka berdua seumuran, namun Solar cukup takjub dengan kewaspadaan dan pertahan diri mereka sampai sekarang ini.

"Membuat takut anak kecil?" Tanya Lunar, menyindir lebih tepatnya.

Solar tertegun lalu ia bersikeras menjelaskan, "Kan udah gua bilang kalau si lelaki yang bernama Taufan itu, bisa gua sembuhkan. Bang Taufan, ngomong dong!"

Taufan cengengesan.

Padahal ia suka keributan tadi.

'Kenapa tidak dilanjutkan saja? Padahal lagi seru-serunya, hufft.' Batin Taufan.

"Bang Taufan, bicara atau lo gak dapat kesempatan hidup lagi?!" Ancam Solar.

Taufan menghela napas, "Emosian banget. Pasti diajarin sama si geledek yang sangat brutal itu, ya?"

Aura kemarahan Solar sudah semakin meluap-luap, Taufan pun tidak dapat menahan tawanya lebih dari ini.

Seketika dorongan datang ke Taufan, pelakunya adalah Thorn sendiri.

"Bang Upan, sengaja, ya?" Tanya Thorn.

Pertanyaan penuh kepolosan namun sungguh-sungguh itu membuat nyali Taufan menciut.

"I-iya. Soalnya Solar seru kalo dibercandain, Thorn. Hehehe." Jawab Taufan.

Thorn membiarkan Taufan, ia pun berjalan ke samping Solar.

"Tenanglah, Solar. Bang Upan sedang menjahili Solar." Ucap Thorn.

"Bang Taufan!" Aura hitam menguar, Solar terlihat sangat marah namun setidaknya Thorn memberikan segala kata-kata bujukan agar ia tenang.

Taufan mengalihkan pandangannya, "Sedang apa kalian disini? Pengen gua kembali, ya?"

Situasi sekejap berubah menjadi tegang.

"Kenapa? Lo gak mau? Ceritanya nolak mentah-mentah, nih?" Sinis Solar.

Taufan hanya terdiam, ia terlalu malas menjawab.

Sedangkan ketiga orang yang sejak tadi hanya menjadi penonton akhirnya bergerak membantu menyuarakan keinginan Taufan yaitu bergabung dengan kelompok mereka.

"Maaf, menyela. Tapi, saya tidak ingin Kak Taufan ikut dengan kalian." Sopan, sesuai namanya dia bertindak dengan sangat sopan.

"Tapi, Bang Upan, benar-benar tidak mau kembali?" Thorn mencoba.

"Iya." Lirih Taufan.

Lunar menajamkan matanya, lalu menatap Thorn sebagai peringatan untuk segera mundur. "Mungkin kalian terlalu mengancam baginya?"

Solar mengerut kesal, bagaimana bisa Thorn seenaknya ditatap tajam oleh orang asing tidak tahu diri seperti itu?

"Mengancam?! Kita berdua hanya ingin membawa Bang Taufan ke tempat aman dan menyelamatkannya!" Bentak Solar.

RUN 2 [Boboiboy] [Discontinued]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang