16

32 6 1
                                    


Leoni duduk di pinggir lapangan basket dengan rok yang ujung bawahnya di ikat di pinggang, kerudung yang ia ikat ke belakang, wajahnya penuh peluh terengah berselonjor dengan tangan kebelakang menopang tubuhnya. Siapapun yang tak mengenal gadis itu akan mengeryit aneh melihatnya.

Dia baru selesai ikut tanding basket dengan anak-anak basket cowok. Kebiasaanya jika tak ada kerjaan di jurnalis ngeluyur nyari kegiatan. Entah itu basket atau apapun yang bisa ia lakukan untuk menghabiskan waktunya sampai kakaknya menjemput.

"Tangkep!" seru Yoyo melempar botol air mineral kemasan. Dengan sigap Leoni menangkapnya dan tersenyum lebar karena berhasil menangkap botol itu.

Yoyo mendudukkan diri disamping gadis itu. Meneguk minumannya begitupun Leoni.

"Tumben lo sendiri. Kacung lo mana?" tanya Yoyo melirik sesaat pada Leoni lalu kembali melihat lapangan yang masih ada beberapa orang yang bermain basket di sana.

"Tadi sih lagi keliaran nyari yang mau jadi vokalis di bandnya. Kasian tuh anak belum juga nemu yang suaranya pas sama yang dia mau. Udah kaya nyari peserta buat ikutan Indonesian idol aja pilih-pilih." jawabnya. Jawaban yang jadi gerutuan.

Yoyo hanya terkekeh kecil mendengarnya.

"PENGUMUMAN KEPADA LEONI PUTRI LEE DI CARIIN BAPAK KETOS. HAPENYA TOLONG DI CEK. JANGAN NGELUYUR AJA IBU KEPALA!"

Leoni juga yang ada di lapangan seketika diam mendengar pengumuman yang terdengan dari speaker di sudur lapangan basket.

"SEKALI LAGI..." pengumumannya semakin keras dan nyaring.

"Ya Allah. Itu anak bisakan nyuruh orang aja nyari gue. Gak usah tereak di radio gitu." gerutu Leoni berdiri memperbaiki roknya dan kerudungnya.

"Lebih efisien Le. Lo kira nyari lo gampang." tukas Yoyo masih duduk santai bersila dengan dua tangan kebelakang menopang tubuhnya.

Leoni hanya mendencih saja memungut tasnya yang tergeletak sembarangan di pinggir lapangan dan akan beranjak.

"Makasih ya Le air minumnya." sindir Yoyo mendongakkan kepala menoleh pada Leoni.

"He he.. Makasih kak Yoyo minumannya. Pamit ya." ucap Leoni dengan senyum yang sangat di paksakan, meletakkan tangannya di perut dan membungkuk ala salam di drama korea. Lalu tertawa sendiri geli dengan tingkahnya.

Yoyo hanya mendelik saja melihat tingkah adik kelas yang dekat dengannya itu.

"Gue duluan Kak. Makasih minumnya." katanya kini dengan tulus tersenyum melambai dan berlari kecil pergi dari lapangan basket.

Yoyo yang di tinggalkan hanya mengangguk saat Leoni pamit tertawa kecil melihat gadis itu berlari dengan ransel yang memantul-mantul di punggungnya.

"Lucu ya Yo."

Yoyo terperanjat memegangi dadanya kaget. Tiba-tiba Rudy sudah ada di sampingnya entah muncul darimana. Sampai Yoyo mengumpat kecil mendorong Rudy yang jadi tergelak.

"Jangan baper sama dia Yo. Kasian Iwan."

"Siapa yang baper kambing?!" semprot Yoyo tak terima di tuduh begitu.

"Ya udah sih gak usah ngegas juga!" ucap Rudy ikutan ngegas.


***



"Assalamualaikum!" seru Leoni mengucap salam memasuki ruang OSIS yang penuh oleh anggotanya yang sebagian membalas salamnya.

"Ada apa Kak?" tanya Leoni to the poin.

"Bantuin kita ngelipet kertas kandidat buat pemungutan suara besok." jawab Jinan yang sibuk melipat tumpukan di depannya. Leoni mengedarkan pandangannya baru sadar para anggota OSIS lagi sibuk melipat kertas.

My EighteenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang