Grup chat_3SRIKANDI
(Leoni,Sharah,Yersa)Leoni: Guys mau nginep gak?
Yersa: Engga. Banyak tugas.
Leoni: Besok kesekolah bareng. Ngerjainnya di rumah gue aja.
Sharah: Kenapa lo tiba-tiba ngajak nginep.
Leoni: Tadi kak Jinan nembak gue.
Yersa: HAH?! WHAT? SERIUS? TRUS DITERIMA? WAAHH!
Sharah: Vc!!
Sharah is video calling...
Leoni menggeser layar ponselnya menerima panggilan Sharah. Langsung terpampang wajah Sharah di layar ponselnya. Tak lama panggilan yang sama datang dari Yersa. Jadi lah mereka video call grup. Layar jadi terbagi tiga. Sharah di sisi kanan atas di samping Leoni dan Yersa di bawah.
"Kok lo keliatan galau sih. Gak seneng? Gue udah gak bisa diem kaya cacing kepanasan gini." ucap Yersa heboh. Memenuhi setengah layar ponsel Leoni di balas anggukan oleh Sharah. Dia memang selalu lebih tenang dari Yersa yang selalu menggebu-gebu.
"Gue belum ngasih jawaban. Gue minta waktu buat mikir." ucap Leoni menatap ponselnya yang terjulur kedepan. Dia duduk di ranjangnya bersandar ke dinding kamar memeluk bantal menaruh dagu di atasnya.
"Kenapa? Lo gak suka sama kak Jinan?" tanya Sharah
"Masa lo gak suka sama cowok baik, cakep dan soleh kaya kak Jinan sih Le. Coba dia sukanya sama gue." kata Yersa masih dengan ke hebohannya.
"Ck. Siapa yang bisa gak suka sama cowok kaya kak Jinan sih." decak Leoni merenggut. "Tapi... Hati gue tiba-tiba ragu." ucap Leoni menyendu.
"Apa lo ke ganggu sama apa yang di ucapin Deka di radio tadi?" tanya Sharah membuat Leoni menegak tanpa sadar.
"Lo denger?" tanya Leoni pelan menegakkan tubuhnya lebih serius menatap layar. Sharah hanya menghela nafas mengangguk.
"Denger apa?" tanya Yersa yang tak tahu apa-apa. Dia tadi pulang begitu bel bunyi karena tak ada jadwal latihan exkulnya.
"Apa yang lo denger?" tanya Sharah tak menghiraukan ke kepoan Yersa.
"Woy! Gue ada di sini tanggepin dong!" amuk Yersa mendekatkan wajahnya ke layar dengan mata melotot.
"Kalo lo gak tau diem dulu. Biar Leoni jelasin apa masalahnya. Lo mah sewot mulu. Tenang dikit kenapa sih." tegur Sharah jadi kesal karena Yersa tak bisa tenang. Yersa jadi diam merengut sebal.
Emang yang paling normal di antara ketiganya cuma Sharah. Yersa yang selalu heboh tak tahu situasi. Leoni yang random tak tahu tempat.
"Le. Deka udah ngabarin lo?" tanya Sharah membuka lagi obrolan yang jadi saling diam. Yersa bahkan agak menjauhkan ponselnya di atas meja belajar kembali mengerjakan sesuatu sesekali sembari menyimak apa yang para temannya itu bicarakan.
"Gak ada dia belum ada chat apapun." jawab Leoni jadi menyendu.
"Sebenernya gimana sih perasaan lo sama Deka?" tanya Yersa melirik ponsel yang di letakkan berdiri di depannya di topang tumpukan buku di belakangnya.
"Gak tau. Gue juga bingung." jawab Leoni seadanya.
"Apa yang lo denger tadi sore?" tanya Sharah kembali ke pertanyaannya tadi.
"Gue cuma denger samar-samar terakhir pas gue keluar dari musolla. Lo yang ada di UKS lebih jelas dengerinnya kayanya."
"Gue gak tau. Gue kepooo..." rengek Yersa tak mengerti apapun yang di omongin kedua temannya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Eighteen
Teen FictionLeoni si gadis pencak silat pemegang sabuk biru. Murid kelas 11 MIPA 2 di SMAN Nusantara dan dikenal oleh hampir seluruh murid Nusantara. Dia gadis yang suple dan meledak-ledak. Wartawannya mading sekolah. Sering juga bercokol di OSIS. Tapi dari itu...