Black Bee's path update.
#Sorry...
Sharah menoleh melihat Leoni sedang menunduk pada ponselnya. Kelas sedang menunggu guru untuk pelajaran terakhir.
Hanya Sharah dan Yersa yang tahu akun samaran Leoni di path.
Sharah mengetuk meja Leoni.
"Anter gue ke WC yuk." ajak Sharah beranjak dari duduknya. Leoni yang mengerti hanya mengerutkan bibirnya, menghela nafas ikut berdiri.
"Emang ke toilet harus barengan gitu ya?" tanya Deka menatap bergantian kedua gadis itu.
"Emang kenapa? Sirik lo?!" sengor Sharah mendelik.
"Iya." jawab Deka mejulurkan bibir bawahnya sembari menarik ujung tangan baju Leoni yang tak pernah di kancing kecuali pas upacara saja.
Dengan sebal Leoni mengibaskan tangannya. "Dih apa sih lo." katanya mendorong pelan pundak Deka.
"Wah." Deka melengos dengan wajah shocknya memegang dada.
"Anjir sakit gak Ka?" ledek Radit yang duduk di depannya terkekeh geli.
"Lebay banget sih gue punya temen sebangku." gumam Leoni menggeleng kecil merangkul Sharah yang tertawa melihat ekspresi Deka yang tertolak.
"Temen?!" seru Deka tak terima tapi sama sekali tak di gubris Leoni yang sudah jalan keluar dari kelas.
***
"Kenapa lo?" tanya Sharah begitu mereka sampai di WC.
"Sekarang gue harus gimana?" tanya Leoni menyendu.
"Gimana apanya sih?"
"Lisa." jawab Leoni pelan.
Sharah menghela nafas melirik gadis yang berdiri di sampingnya itu lewat kaca besar di depan washtafel. Lalu membalikkan tubuh Leoni menghadap padanya sepenuhnya.
"Dia ada ngomong sama lo?" tanya Sharah.
"Enggak. Pas liat gue aja langsung malingin wajah."
"Ya udah sih. Entar juga dia biasa lagi. Bukan salah lo kalo lo suka sama si Deka." ucap Sharah tenang.
"Tapi setidaknya. Seharusnya gue jujur pas dia nanya ke gue tentang perasaan gue. Kalau kaya gini. Gue jadinya yang nusuk dia dari belakang!" tukas Leoni jadi marah. Marah pada diri sendiri.
"Ya tapi Le. Ini tuh masalahnya hati. Seberapa keras lo nyoba buat nyangkal. Seberapa keras buat lo dorong Deka buat sama yang lain. Itu cuma bakal bikin lo sakit. Deka juga bukannya pergi malah maju kan?!" balas Sharah menekan suaranya agar tak meninggi.
Leoni diam. Menunduk mengepalkan tangannya.
"Denger! Lo gak bisa bikin semua orang yang deket sama lo bahagia dengan cara lo ngorbanin hati lo. Termasuk Lisa!" tegas Sharah. "Dia mungkin sakit sekarang. Kaya yang elo bilang dia sakit karena lo gak jujur. Karena lo gak bisa jujur disaat dia udah jujur sama lo."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Eighteen
Teen FictionLeoni si gadis pencak silat pemegang sabuk biru. Murid kelas 11 MIPA 2 di SMAN Nusantara dan dikenal oleh hampir seluruh murid Nusantara. Dia gadis yang suple dan meledak-ledak. Wartawannya mading sekolah. Sering juga bercokol di OSIS. Tapi dari itu...