"Oy Kak!" seru seseorang dengan motornya berhenti agak di depan Leoni saat gadis itu tengah berlari bersama beberapa orang yang juga bernasib sama dengannya. Hampir kesiangan.
"Buruan naik. Keburu gerbangnya di tutup lagi." perintah pemuda itu. Mengintrupsi Leoni untuk menaiki motornya.
Leoni bergegas menuruti. Duduk miring biar cepet.
"Lo bisa naik motor. Kenapa kemarin gak naik motor aja. Kalo lo pake motor kan gak bakal kesiangan." tanya Leoni saat mereka berjalan di parkiran menuju lobi sekolahnya.
"Ya kali gue pake motor pas gue masih pake seragam SMP. Bukannya nyampe cepet yang ada gue di tilang." jawab Chandra santai berjalan di samping gadis itu.
"Iya sih. Kemaren pas masih pake seragam putih-biru keliatan bocah banget. Kenapa sekarang lo jadi kaya kakak kelas gue?" kata Leoni menilik pemuda tinggi itu dari bawah sampai atas.
Chandra sedikit termundur mengangkat alisnya sebelah. Merasa risih di tatap kakak kelasnya itu.
"Tinggi banget." ucap Leoni menggelengkan kepalnya. Kembali berjalan di ikuti Chandra yang menggidikkan bahunya kecil.
"Dah sana lo nyebrang. Hati-hati ketabrak." kata Leoni santai menggibaskan tangannya.
"Nyebrang lapangan ya. ketabrak apaan gue?" ucap Chandra dengan datar menatap Leoni yang menggedikkan sebelah bahunya. Melambai lalu melangkah meninggalkan Chandra. Pemuda itu juga melangkah menyebrangi lapangan Upacara tersenyum kecil memperlihatkan dimplenya yang terlihat jelas. Berbeda dengan dimple Deka yang samar.
"Le." panggil Yersa berlari kecil menghampiri Leoni saat gadis itu akan menaiki tangga menuju kelasnya.
"Hola." sapa Leoni mengangkat sebelah tangannya. "ada apose?"
"Tadi yang bareng sama lo adik kelas kan?" tanyanya
"Iya. Kenapa? Naksir lo?" tuduh Leoni tersenyum menggoda.
"Engga elah. Dia itu youtuber tau Le." ucap Yersa mulai bergosip.
"Iya?" tanya Leoni mengankat sebelah alisnya tak percaya.
"Gamers juga. Anak kelas yang doyan ngegame rame ngomongin tuh anak baru. Namanya siapa sih?" tanyanya. Mereka masih berdiri di bawah anak tangga. Karena Yersa penghuni lantai bawah alias anak IPS.
"Lah kalo dia punya youtube bukannya pasti udah tau namanya. Kaya Atta halilintar ato Ria richis gitu."
"Ih dia tuh misterius. Kalo di youtube ato game dia di panggilnya Dragon."
"Lah jauh banget." ucap Leoni mengerutkan alisnya.
"Apanya?" tanya Yersa gak ngerti.
"Sama nama asli dia."
"Nama aslinya emang apa?"
"Chandra." jawab Leoni singkat.
"Biar keren aja kali. Eh. Gue tarik ke ekskul gue kali ya." ucap Yersa semangat. Yersa ini anggota paskibraka. Yang isinya rata-rata most wanted semua kaya Rudy sama Lisa.
"Le. Lo mau naik apa mau jadi penunggu bawah tangga?" tanya seseorang yang membuat kedua gadis itu menoleh serempak. Pemuda yang sedari tadi kehadirannya tak kasat mata itu menghela nafas lelah dengan wajah kusut.
"Kenapa lo pagi-pagi udah bermuram durja begitu?" tanya Leoni menghadap pada pemuda yang mendorong tubuh Leoni pelan supaya memberinya jalan. Tak minat untuk menjawab.
"Le punya kontaknya gak?" tanya Yersa tak memperdulikan Deka yang ngeluyur mengacuhkan Leoni.
"Engga. Gak punya. Duluan deh Yer. Gue kepo tuh anak kenapa." ucap Leoni langsung melambai dan pergi tanpa menunggu persetujuan Yersa yang mendencih kecil. Lalu berbalik berjalan menuju kelasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Eighteen
Teen FictionLeoni si gadis pencak silat pemegang sabuk biru. Murid kelas 11 MIPA 2 di SMAN Nusantara dan dikenal oleh hampir seluruh murid Nusantara. Dia gadis yang suple dan meledak-ledak. Wartawannya mading sekolah. Sering juga bercokol di OSIS. Tapi dari itu...