Band Deka sedang membawakan lagu ke 3, lagu requestan. Leoni sudah menghabiskan mienya. Menikmati penampilan Deka dkk. Duduk menyamping memunggungi yang lain.
Ia mengedarkan pandangannya pada murid lain yang datang dan pergi. Sudah seperti acara kondangan saja. Suasana terlalu tenang. Panggung tak lagi semenarik pas di awal. Bangku sudah banyak yang kosong. Beberapa murid bahkan sibuk dengan dunianya sendiri.
Gadis itu melirik jam di tangannya. 17 menit lagi jam istirahat habis. Leoni agak mengkerutkan keningnya khawatir. Deka belum ada makan dari pagi.
Leoni berdiri menghampiri Deka dan yang lain. Saat bait terakhir lagu yang Deka nyanyikan selesai.
"Ka. Makan dulu." kata Leoni berdiri di samping panggung.
"Dia doang yang di tawarin makan?" tanya Bobi.
"Kak Bobi juga."
"Gue?" tanya Juno mendelik karena tak di sebut Leoni.
"Lo temenin gue."
"Ngapain?" tanya Juno lagi.
"Temenin gue di panggung." ucap Leoni santai.
"Lo mau nyanyi? Nyanyi apa? Lagunya Raisa di bikin rock?" tanya Deka hafal benar dengan kelakuan temannya itu.
"Udah. Lo minggat. Makan sono ada roti di meja gue." kata Leoni menaiki panggung. Mendorong Deka turun.
"Buat gue ada?" tanya Bobi semangat.
"Engga. Cuma satu Kak Bobi mah minta aja sama si Nayla, tuh lagi makan sama Sharah sama Yersa." tunjuk Leoni dengan dagunya ke arah Nayla yang sibuk makan sambil ngobrol. Walau mendencih pada Leoni tapi akhirnya berlari semangat menghampiri pacarnya.
"Terus gue?" tanya Juno menunjuk dirinya sendiri.
"Lo minta aja sama si Mawar nanti."
"Kok Mawar sih?" kata Juno memasang wajah cemberutnya.
"Oh iya gue lupa. Lo kan gagal ngegebet dia" jawab Leoni tertawa tanpa dosa.
Juno mendelik parah dengan wajah mengeruh.
"Haha... Sabar Jun, masih banyak bunga-bunga yang lain di sekolah kita." ucap Leoni menghibur dari sananya mah. Tapi Juno masih mendecak jutek.
Leoni mengambil mik dari standingnya kembali menghampiri Juno.
"Jun. Kopi dangdut." bisik Leoni menyeringai.
Seketika wajah Juno merekah. Leoni tahu benar salah satu teman berisiknya itu pecinta dangdut. The real Dangdut jadul. Gak ada reaksi kalo sama dangdut jaman now.
"Cek. Cek. Mike Cek 1 2 my name is Leon." Leoni mulai bersuara dengan sedikit pelesetan Rap dari Rapper favoritnya. Menarik perhatian semua orang yang menoleh bingung. Sejak kapan yang di panggung ganti orang.
"Wooohhh.. Huwuuhh..." sorakan heboh yang di pimpin Bobi dan yang lain mengikuti. Kembali menarik perhatian penonton.
"Lo ngapain Le. Mau gabung jadi anggota Band?" tanya Karel teman sekelasnya dulu pas kelas 10.
"Kenapa? Gak boleh?" tanya Leoni menatap pemuda itu menantang.
"Elo kan emak gue. Jurnalis gimana kalo emaknya jadi anggota Band?"
"Heh! Sejak kapan gue jadi emak lo. Sejak kapan juga lo gabung jurnalis?" tanya Leoni sewot mematikan miknya menunjuk-nunjuk Karel sebal.
"Sejak nanti. Gue mau gabung jurnal." ucap Karel jadi sok manis. Membuat Leoni menjulurkan lidahnya mual.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Eighteen
Teen FictionLeoni si gadis pencak silat pemegang sabuk biru. Murid kelas 11 MIPA 2 di SMAN Nusantara dan dikenal oleh hampir seluruh murid Nusantara. Dia gadis yang suple dan meledak-ledak. Wartawannya mading sekolah. Sering juga bercokol di OSIS. Tapi dari itu...