33

24 4 1
                                    

"Waahh... Bentar lagi mendung nih pasti." seru Yersa yang baru memasuki koridor keluar dari parkiran motor saat melihat Leoni pagi-pagi sudah ada di sekolah. Baginya itu pemandangan langka. Pasalnya kalau Yersa ada perlu dengan gadis itu, dia harus sabar menunggu entah di depan tangga, di koridor depan atau di lobi utama.

"Tumben ada apaan?" tanya Yersa menyenggol lengan Leoni yang langsung terhuyung kecil.

"Aahh... Gue masih ngantuk." Leoni menguap dan mengeluh dengan bahu menurun lemas.

"Lo gak tidur?" tanyanya lagi membalikkan tubuh Leoni supaya menghadap padanya meneliti wajah Leoni dengan raut khawatir.

"Engga gitu." tukas Leoni. "Semalem tidur gue nyenyak. Tapi tadi abis subuh kan biasanya gue tidur lagi. Tadi di ganggu si Deka. Berangkat bareng pamer udah bisa bawa mobil sendiri sama punya sim." gerutu Leoni misuh-misuh. Yersa menghela nafas lega.

"Gue pikir lo gak bisa tidur lagi." katanya. "Eh, ya bagus dong! Jadi lo gak bakal kesiangan lagi." serunya ceria merangkul Leoni kembali berjalan.

"Bagus apanya? Waktu tidur ternyaman gue di ganggu."

"Si Dekanya kemana? Kok gak bareng?" tanya Yersa menoleh kebelakang mencari sosok yang membuat sahabatnya itu badmood pagi ini tak memperdulikan gerutuan Leoni.

"Tadi di depan ketemu Lisa jadi nyuruh gue duluan." jawab Leoni malas.

"Lo gak apa-apa gitu?" tanya Yersa sedikit berbisik.

"Apanya?" tanya Leoni balik, menaikan alisnya sebelah melirik gadis yang kini berjalan di sampingnya.

"Elo gak apa-apa si Deka sama cewek lain?" kata Yersa semakin berbisik.

Leoni tertawa kecil melihat ekspresi Yersa yang menatapnya serius.

"Malah ketawa sih!" gemas Yersa memukul lengan Leoni pelan.

"Mereka kan latihan Dance di tempat yang sama. Mereka juga lagi nyiapin apa gitu buat cover dance gitu sama yang lain juga." jawab Leoni menerangkan. "Emang kenapa kalo dia deket sama cewek lain?" ucapnya santai.

"Dih sok iyeh lu!" seru Yersa menoyor kepala Leoni pelan, gadis itu hanya tertawa tak membalas. "Deket beneran awas aja lo galau."

Leoni mencibir saja tak bisa membalas.

"Kak Yoyo!" panggil Leoni melambaikan tangannya saat melihat kakak kelasnya itu berjalan santai turun dari tangga sebrang menuju lapangan basket, memain-mainkan bola di tangannya. Yoyo melambaikan menunjuk lapang basket menyuruh Leoni ikut bermain. Yersa ikut menoleh ke arah yang dituju Leoni.

"Lo mau ikut apa langsung kekelas?" tanya Leoni menoleh pada Yersa yang memandang lurus ke arah Yoyo.

"Gue ke kelas aja lah. Tugas gue belum beres." katanya menoleh pada Leoni

"Pantes datangnya pagi mulu." cibir Leoni.

"Gue mah mau ada PR apa enggak datang pagi terus. Gak kaya elo yang datang pagi kalo ada PR yang belum beres dong." balas Yersa tak mau kalah. "Lagian tugas belum beres itu pelindung agar gue gak perlu lari ngitarin lapangan gara-gara kesiangan." lanjutnya beralasan.

"Iya deh iya! Udah sono. Selamat bertugas." tegas Leoni tertawa lalu berlari kecil meninggalkan Yersa yang kembali mencibir.

Leoni tak menyadari Jinan berjalan di belakang Yoyo sampai Jinan mensejajarkan langkahnya dengan Yoyo. Tiba-tiba langkah Leoni terhenti saat melihat sosok Jinan yang mengobrol dengan Yoyo sambil tertawa kecil. Belum menyadari kehadiran gadis itu.

Leoni dengan bimbang bergerak kecil antara melanjutkan atau berputar arah. Dia menggigit bibir bawahnya dengan dahi mengkerut.

Bingung.

My EighteenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang