"El!" panggil Leoni saat melihat Elmir alias ketos sekarang melewati tangga MIPA 11.
"Hei." sapa Elmir menunggu Leoni yang sedang menuruni tangga.
"Kebetulan gue ketemu elo. Nama band lo apa sih Le?" tanya Elmir sembari kembali berjalan di ikuti Leoni di sampingnya.
"Oh iya. Nama bandnya belum di diskusiin." kata Leoni menepuk dahinya sendiri baru sadar soal nama.
"Nanti deh gue tanyain dulu ke anak-anak yang lain." lanjutnya.
"El. Kalo bisa nih ya. Band gue terakhiran aja tampilnya. Acara penutupan gitu." ucap Leoni menawar waktu tampil.
"Kenapa?" tanya Elmir berhenti di depan ruang OSIS menoleh pada Leoni.
"Gue banyak kerjaan El." keluh Leoni. "Mana Nayla sama Yudhis lo tugasin jadi MC lagi. Jadi kekurangan orang buat dokumenter."
"Ok deh. Nanti di kondisiin. Tapi lo harus terima ya kalo nanti gak ada yang nonton." Elmir memperingatkan soal penonton yang kalau terakhiran suka pada menghilang.
"Don't worry. Gue bakal ngumumin sendiri band ngawur gue bakal tampil di akhir. Gak mungkin gak ada yang nonton."
"Band Ngawur? Nama band lo ngawur?" tanya ketos itu terkekeh geli.
"Emang gue tadi ngomong apa?" tanya balik Leoni tak sadar dengan apa yang ia ucapkan.
"Elo bilang nama Band lo NGAWUR." ulang Elmir dengan tekanan.
"Reset!" tegas Leoni menggelengakan kepalanya mengacungkan teluncuknya. "Gue masih belum diskusi sama anak-anak."
Elmir tersenyum kecil melihat tingkah gadis di depannya itu yang tanpa sadar sudah bertingkah lucu.
"Oke. Nanti langsung kabarin aja kalo udah mutusin mau di namain apa. Tapi jangan lama-lama! Entar siang gladi resiknya."
"Oke bos!" tegas Leoni memberi hormat dengan kedua jari yang ia tempelkan di kening lalu ia acungkan ke udara. Lalu pamit pergi menaiki tangga yang ada di samping ruang OSIS menuju lantai atas.
"Wah. Pantes mantan ketos kepincut." gumannya tersenyum kecil menatap kepergian gadis itu.
Leoni mengucap salam saat memasuki ruang musik.
"Yang lain mana?" tanya Leoni saat hanya melihat Deka yang ada di ruagan itu.
"Entah." jawab Deka yang sedang duduk di balik drum. menggidikan bahunya.
"Kenapa?"
"Band kita namanya apa sih?" tanya Leoni berjalan menghampiri Deka, berdiri di depan drum.
"Icon." jawabnya.
"Itukan nama Band lo sama Kak Boby. Belum ada gue sama Rizal."
"Ya terus mau di namain apaan?" tanya Deka melengos.
"Itu dia gue juga bingung. Panggil anak-anak deh diskusi nama. Ketos barusan nanyain nama. Entar siang kita rehearsal."
"Permisi."
"Ya?" jawab Leoni menoleh ke arah pintu.
"Oh kalian mau latihan ya." kata Deka beranjak dari duduknya.
"Iya. Maaf Kak ganggu." kata salah satu dari mereka.
"Gak ganggu kok. Kita lagi diskusi nama band aja. Kalian udah punya nama?" tanya Leoni.
"Udah Kak."
"Apa?" tanya Leoni juga Deka berbarengan keduanya menoleh saling mendelik.
"Galaxi."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Eighteen
Teen FictionLeoni si gadis pencak silat pemegang sabuk biru. Murid kelas 11 MIPA 2 di SMAN Nusantara dan dikenal oleh hampir seluruh murid Nusantara. Dia gadis yang suple dan meledak-ledak. Wartawannya mading sekolah. Sering juga bercokol di OSIS. Tapi dari itu...